JAYAPURA-Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI menyebut, dengan telah berdirinya enam Provinsi di tanah Papua. Perlu ada penyiapan sumber daya manusia (SDM) aparatur di Papua, sehingga itu dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi.
Hal itu disampaikan Kepala LAN RI Adi Suryanto usai pembukaan pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II angkatan XXX, pelatihan kepemimpinan administrator angkatan II, pelatihan kepemimpinan pengawas angkatan III di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten se-Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya yang digelar, Jumat (4/8).
“Diklat-diklat seperti ini bisa dilakukan secara terintegrasi pesertanya dari banyak provinsi. sembari kita menyiapkan provinsi-provinsi baru punya BPSDM atau memiliki lembaga pelatihan yang bisa menyelenggarakannya sendiri,” ucap Adi kepada wartawan.
“Jadi tidak boleh mereka ditinggal begitu saja setelah adanya DOB, Provinsi Papua harus menjadi pendamping. Bisa melakukan pembinaan kepada provinsi baru untuk terus meningkatkan pegembangan kompetensi aparaturnya,” sambungnya.
Menurut Adi, jangan lantaran sudah adanya DOB lantas Provinsi Induk membiarkan begitu saja provinsi provinsi baru ini. Perlu adanya kolaborasi dan kerjasama.
Kepala LAN berharap, setelah pelaksanaan diklat. Harus mampu menjalin kolaborasi, membangun sinergi karena kita tidak boleh lagi ego sektoral. Apalagi mental merasa lebih hebat daripada yang lain.
“Itu tidak boleh, harus berkolaborasi dan harus kerjasama. Saya kira Papua bisa maju jika semua provinsi di sini bekerjasama untuk membangun Papua yang lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, sambutan Plh Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun yang dibacakan Kepala BPSDM Provinsi Papua Aryoko, AF Rumaropen, SP, M.Eng menyampaikan, tantangan di bidang tata kelola pemerintahan ke depan akan semakin kompleks.
Sehingga pejabat pimpinan tinggi pratama harus siap dan memiliki strategi yang semakin baik agar tidak tertindas dan tertinggal dengan kemajuan zaman dalam menjawab tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah pelatihan kepemimpinan nasional tingkat Il yang diperuntukkan bagi jabatan tinggi pratama atau pejabat administrator yang dipersiapkan untuk menduduki jenjang jabatan pimpinan tinggi pratama.
Oleh karena itu, pelatihan ini jangan hanya dijadikan sebagai syarat untuk duduk dalam jabatan, melainkan dijadikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kompetensi di bidang tugas masing-masing,” ucap Rumaropen.
Sekedar diketahui, peserta pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II angkatan XXX diikuti sebanyak 60 orang. Terdiri dari, peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan II dan peserta pelatihan kepemimpinan pengawas angkatan III. Dimana peserta berasal dari Provinsi dan kabupaten se-Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Pepua Pegunungan dan Papua Selatan. (fia/tri)