JAYAPURA – Kondisi cuaca di Kota Jayapura yang kerap berubah – ubah dan tak bisa diprediksi terkadang masih menyisakan persoalan. Pasalnya dari intensitas hujan yang tinggi tidak jarang sejumlah daerah rendah harus tergenang air. Malah jika intensitas hujan tak kunjung berhenti maka dipastikan terjadi banjir.
Terkait ini salah satu akademisi Uncen, Yehuda Hamokwarong menyampaikan bahwa Jayapura sudah waktunya memiliki kolam retensi. Kolam ini diyakini bisa mengeliminir dampak dari banjir.
“Saya pikir kolam itu perlu dibuatkan, jadi ketika hujan deras maka air akan ditampung di situ kemudian secara perlahan – lahan dialiri di jalur pembuangan atau drainase,” beber Yehuda pekan kemarin.
Ia meyakini jika kolam retensi disiapkan di sejumlah titik dengan sendirinya akan terjadi pembagian air yang tak semua masuk ke kawasan pemukiman.
“Kalau di kota – kota besar di negara luar, kolam retensi ini sudah menjadi biasa, tinggal apakah bisa diterapkan atau tidak sebab ketika hujan deras maka pasti banjir,” sambung Yehuda.
Belum lagi ketika dalam kondisi hujan di saat bersamaan air di perairan Teluk Yotefa naik sementara posisi pasar Yotefa lebih rendah dari air laut.
“Bayangkan saat air laut naik dan dari darat justru hujan deras. Bisa bisa semua pasar akan tenggelam lagi,” wantinya.
Kolam retensi ini sendiri kata Yehuda bisa digarap di sekitar Pasar Youtefa termasuk di kawasan cagar alam lainnya. (ade/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos