JAYAPURA-Ketimpangan ekonomi mendorong feminisasi kemiskinan, dimana makin banyak perempuan masuk dalam kelompok miskin dan sekaligus menghadapi ketidakadilan gender. Perempuan miskin tidak memiliki akses ke pengambilan keputusan dan ke sumber-sumber kehidupan akibat pembangunan ekonomi Indonesia yang berlandaskan investasi asing, utang luar negeri dan perdagangan internasional sejak rezim Orde Baru sampai saat ini.
Model pembangunan pertumbuhan ekonomi ini terus bertumpu pada eksploitasi sumberdaya alam dan manusia, sehingga makin banyak perempuan mengalami diskriminasi dan kekerasan berbasis gender.
โFenomena ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender yang memicu feminisasi kemiskinan tidak banyak menjadi perhatian publik. Karenanya, kita butuh banyak jurnalis perempuan yang memiliki komitmen pemberitaan untuk ikut memperjuangkan hak perempuan demi kehidupan yang lebih baik dan adilโ, ucap Titi Soentoro.
Aksi! for gender, social and ecological justice bekerjasama Konde.co melakukan pelatihan jurnalistik feminis โketimpangan ekonomi dan ketidakadilan genderโ untuk mengisi kebutuhan tersebut. Pelatihan ini dihadiri sebanyak 20 perempuan, terdiri dari jurnalis, aktivis dan perempuan komunitas dari Maluku, Ambon, Jakarta, Bali, Makassar, Kalimantan Tengah, Papua dan Bengkulu.