Bantuan memang datang silih berganti, dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, aparat keamanan, komunitas ojek online, DPR Papua, hingga berbagai kelompok masyarakat. Kerukunan Keluarga Luwu dari Palopo. Basnas pun sempat menyerahkan bantuan.
Namun, harapan besar mereka soal kepastian pembangunan kembali rumah mereka. Hingga kini belum ada jawaban tegas dari pemerintah. “Kami berharap ada bantuan untuk membangun rumah. Tidak perlu besar, biar seukuran kamar tidur pun tidak apa-apa. Yang penting ada tempat tinggal lagi, karena rumah itu bukan hanya tempat kami berteduh, tapi juga tempat anak-anak mengaji,” harapnya.
Bagi Husnadi, musibah ini bukan sekadar kehilangan harta benda. Ia merasakan luka batin yang dalam, mulai dari perpisahan dengan anak-anaknya, kehilangan tempat ibadah bagi anak anak ngaji, dan lenyapnya 30 Alquran yang dulu jadi bekal para santri kecilnya.
Kini ia berharap, selain bantuan rumah, ada juga pihak yang tergerak menyumbangkan Alquran dan buku iqra agar anak-anak bisa kembali belajar. “Di komplek ini ada dua guru ngaji. Kami sangat butuh Alquran untuk anak-anak. Itu harapan kami yang paling besar,” pungkasnya (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos