Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Pasca Pandemi, Baru Permata Kali Ujian Tatap Muka

JAYAPURA-SMP Yayasan Pendidikan Persekolahan Katholik (YPPK) St Paulus Abepura mulai mengadakan ujian Akhir semeter II tahun ajaran  2021/2022, mulai Kamis (2/6) kemarin. Mata pelajaran yang diujikan kemarin, , Bahasa Indonesia dan mata pelajaran Agama.

  Kepala SMP YPPK St Paulus Abepura,  Ferdinando Lase, S.Kom,  mangatakan sejak adanya pandemi Covid 19, ujian secara tatap muka baru pertama kali diadakan oleh SMP St Paulus Abepura. Pria sapaan Ferry itu mengaku terharu dan  bangga melihat antusias siswa saat mengikuti ujian secara tatap muka.

  Menurutnya,  ada dua sistem penilaian hasil ujian siswa diantaranya penilaian secara Kognitif dari segi pengetahuan dan penilaian afektif dinilai dari segi karakter siswa. Namun Kepala sekolah itu mengaku karena pelaksanaan sekolah tatap muka selama ini masih terbatas, maka penilaian hasil ujian siswapun akan disesuaikan dengan materi yang diberikan oleh tenaga pengajar selama ini.

Baca Juga :  Sopir Angkot Mogok, Warga Jadi Korban

  “Kami sudah jalan dengan dua kurikulum diantaranya kurikulum merdeka dengan kurikulum K13. Kalau di kurikulum K13 ada penilaian Kognitif dan karakter, sedangkan Kurikulum Merdeka hanya penilaian Project. Pada penilaian projek ini, Guru dapat menggunakan rubrik untuk mencatat kemajuan siswa dan hasil belajar mereka”, jelasnya.

  Dikatakannya dampak adanya pandemi terhadap perkembangan karakter siswa menjadi kendala utama yang mereka hadapi saat ini, sebab dengan keterbiasaan anak anak belajar bebas di rumah, seakan menjadi kebiasan baru bagi anak-anak didik. Hal utama yang perlu dibenahi pada karakter siswa terkait kedisiplinanya. Ferry mengaku saat ini tingkat kedisipilan anak sangat rendah dibandingkam sebelum adanya pandemi.

  “Tugas berat kami saat ini membenahi perilaku atau kebiasaan anak anak, yang mana selama dua tahun sekolah lewat online, sangat memperburuk tingkat kedisiplinan mereka, mereka sudah terbiasa hidup bebas selama ini sehingga begitu masuk sekolah banyak sekali siswa yang terlambat, ini yang akan kami benahi kedepan”, ungkap Ferry.

Baca Juga :  Penyerapan Dana Kampung dan Pelaporan SPJ Cukup Bagus

  Terkait dengan informasi akan ada demontrasi pada hari ini, Jumat (3/6) Kepala sekolah SMP YPPK St Paulus masih belum memberikan kepastian, apakah akan menunda pelaksanaan ujian atau tidak, tetapi pihaknya akan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.

  “Saya masih tunggu konfirmasi  dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua, dan Ketua Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik, jika imbauan dari mereka untuk menunda ujian, maka akan menyusaikan dengan infromasi tersebut, jika tidak, maka SMP YPPK St Paulus tetap melanjutkan ujian kenaikan kelas. Tapi memang selama ini walaupun ada aksi demonstrasi, para demontran tidak mengganggu aktifitas sekolah”, pungkas Ferry. (CR-267/tri).

JAYAPURA-SMP Yayasan Pendidikan Persekolahan Katholik (YPPK) St Paulus Abepura mulai mengadakan ujian Akhir semeter II tahun ajaran  2021/2022, mulai Kamis (2/6) kemarin. Mata pelajaran yang diujikan kemarin, , Bahasa Indonesia dan mata pelajaran Agama.

  Kepala SMP YPPK St Paulus Abepura,  Ferdinando Lase, S.Kom,  mangatakan sejak adanya pandemi Covid 19, ujian secara tatap muka baru pertama kali diadakan oleh SMP St Paulus Abepura. Pria sapaan Ferry itu mengaku terharu dan  bangga melihat antusias siswa saat mengikuti ujian secara tatap muka.

  Menurutnya,  ada dua sistem penilaian hasil ujian siswa diantaranya penilaian secara Kognitif dari segi pengetahuan dan penilaian afektif dinilai dari segi karakter siswa. Namun Kepala sekolah itu mengaku karena pelaksanaan sekolah tatap muka selama ini masih terbatas, maka penilaian hasil ujian siswapun akan disesuaikan dengan materi yang diberikan oleh tenaga pengajar selama ini.

Baca Juga :  Ops Patuh Juga Bagikan Helm Bagi Pengendara

  “Kami sudah jalan dengan dua kurikulum diantaranya kurikulum merdeka dengan kurikulum K13. Kalau di kurikulum K13 ada penilaian Kognitif dan karakter, sedangkan Kurikulum Merdeka hanya penilaian Project. Pada penilaian projek ini, Guru dapat menggunakan rubrik untuk mencatat kemajuan siswa dan hasil belajar mereka”, jelasnya.

  Dikatakannya dampak adanya pandemi terhadap perkembangan karakter siswa menjadi kendala utama yang mereka hadapi saat ini, sebab dengan keterbiasaan anak anak belajar bebas di rumah, seakan menjadi kebiasan baru bagi anak-anak didik. Hal utama yang perlu dibenahi pada karakter siswa terkait kedisiplinanya. Ferry mengaku saat ini tingkat kedisipilan anak sangat rendah dibandingkam sebelum adanya pandemi.

  “Tugas berat kami saat ini membenahi perilaku atau kebiasaan anak anak, yang mana selama dua tahun sekolah lewat online, sangat memperburuk tingkat kedisiplinan mereka, mereka sudah terbiasa hidup bebas selama ini sehingga begitu masuk sekolah banyak sekali siswa yang terlambat, ini yang akan kami benahi kedepan”, ungkap Ferry.

Baca Juga :  Skenario Allah SWT Tak Bisa Diprediksi Siapapun

  Terkait dengan informasi akan ada demontrasi pada hari ini, Jumat (3/6) Kepala sekolah SMP YPPK St Paulus masih belum memberikan kepastian, apakah akan menunda pelaksanaan ujian atau tidak, tetapi pihaknya akan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.

  “Saya masih tunggu konfirmasi  dari Dinas Pendidikan Provinsi Papua, dan Ketua Yayasan Pendidikan Persekolahan Katolik, jika imbauan dari mereka untuk menunda ujian, maka akan menyusaikan dengan infromasi tersebut, jika tidak, maka SMP YPPK St Paulus tetap melanjutkan ujian kenaikan kelas. Tapi memang selama ini walaupun ada aksi demonstrasi, para demontran tidak mengganggu aktifitas sekolah”, pungkas Ferry. (CR-267/tri).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya