Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Selalu Teringat Hadis Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat

Aipda Imam Ghozali Anggota Polisi yang 12 Tahun Menjadi Guru MengajiĀ 

Hari ini Kepolisian Negara Republik Indonesia tepat berusia 75 tahun. Dalam perjalanannya cukup banyak anggota Polri yang dengan semangat pengabdian mendedikasikan hidupnya dengan kegiatan yang bermanfaat. Salah satunya anngota Polres Keerom yang sehari-hari menjadi Bhabinkambtimas, apa saja yang dilakukan?

Laporan ā€“ Elfira

Seorang anggota Polres Keerom menjadi sosok inspiratif bertepatan dengan Hari Bhayangkara ke 75. Aipda Imam Ghozali, merupakan guru ngaji bagi anak anak yang berada di Kampung Wiantre, Arso 5, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom.

 12 tahun sudah pria berdarah Jember itu menjadi guru ngaji bagi anak anak yang berjumlah 70 orang, selain menjadi guru ngaji. Aipda Imam juga kerap menjadi imam dan pengkhotbah di masjid di Kampung dimana ia tempati bersama isteri dan dua anaknya.

 Musala Fatkhun Najah ukuran 3 kali 4 bercat hijau tua yang berlokasi di Jalan Flamboyan menjadi tempat dimana pria 41 tahun itu mengajarkan bacaan alkuran, hafalan surat dan tata cara salat kepada anak anak usia 6 tahun hingga 15 tahun. Dua kali dalam sehari ia mengajarkan anak anak mengaji, pukul 15:00 WIT sehabis salat ashar dan pukul 18:00 WIT selepas salat Magrib.

 ā€œBerapa kali salat dalam sehari anak anak ? tanya Aipda Imam, ā€œLima kali melaksanakan salat dalam sehari Pak Guruā€ jawab anak anak ā€œAyo baca alfatihah sama samaā€ ajaknya.

Baca Juga :  Satpol PP Tertibkan Atribut HUT RI

 Usai mengajarkan fikih, pria yang masuk Polisi sejak tahun 2001 itu mengajar anak anak lainnya membaca iqra. Begitu fasih setiap ucapan iqra yang dilantungkan anak anak sembari diarahkan Aipda Imam, sedang peci hitam dan seragam Polisi berwarna coklat setia menempel di tubuh ayah dua anak itu.

 Mimik wajahnya begitu serius saat mengajar, sesekali tersenyum saat anak anak menjawab pertanyaannya. Sekalipun berseragam Polisi, tapi anak anak tetap memanggilnya dengan panggilan Pak Guru.

ā€œSaya mengajar seperti ini lantaran sewaktu remaja kepengen mengajar, alhamdulillah sejak saya mengajar 12 tahun lamanya masyarakat begitu senang,ā€ tutur pria yang beberapa kali mendapatkan penghargaan dari Kapolda dan Kapolres.

 Sebagaimana kata dia, dalam hadis sampaikanlah walaupun hanya satu ayat. Mendengar bunyi hadis tersebut, ia terdorong untuk mengajarkan anak anak mengaji dengan kemampuan yang dimilikinya.

 Bhabinkamtibmas Polsek Skanto Aipda Imam Ghozali begitu pandai dalam membagi waktu, pukul 08.00 WIT hingga pukul 15.00 WIT ia menjalankan tugasnya sebagai anggota polisi pengayom dan pelindung masyarakat di Polsek Skanto. Setelah itu, ia menjalankan perannya sebagai guru ngaji dan seorang ayah bagi dua anaknya.

 Sejak masuk di Kepolisian tahun 2001 dengan penempatan pertama di Polres Jayawijaya sebagai Bamin Pers Polres Jayawijaya. Ayah dua anak ini pernah membentuk Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Jayawijaya, dengan masa tugas di Polres Jayawijaya selama 6 tahun.

 Pimpinan begitu mendukung dan mensuport atas apa yang dilakukan pria yang tinggal di Keerom sejak tahun 1993 ini. Bahkan, dirinya pernah menerima beberapa kali penghargaan dari Kapolda dan Kapolres.  ā€œPernah mendapatkan penghargaan dari Kapolda sebagai Polisi teladan, penghargaan saat ikut lomba DAI Kamtibmas serta penghargaan dari Kapolres lantaran sering melaksanakan khutbah dan memimpin salat tarawih di wilayah skanto,ā€ terangnya.

Baca Juga :  Frans Pekey: Tingkatkan Kinerja, Jangan Kendor!

 Bukan hanya dirinya yang mendapatkan penghargaan, anak santrinya juga berprestasi di sekolah. Bahkan, ada yang mengkuti lomba bacaan tilawah dan mendapatkan juara.

 Pada Hari Bhayangkara ke 75 tahun, ia berharap anggota Polri lebih profesional dalam  mengembag tugas kepolisian untuk melayani masyarakat, melaksanakan pelayanan pengayoman dan menjadikan polisi lebih baik lagi.

 Dukungan tidak hanya datang dari atasan, melainkan juga isteri Aipda Imam Ghozali. Di Musala tersebut sepasang suami isteri ini dibantu seorang guru ngaji untuk mengajar anak anak, tak ada imbalan yang mereka terima. Mereka tulus dan iklas mengajar anak anak soal agama. ā€œAlhamdulillaah suami saya di sela-sela waktunya mengajarkan anak-anak yang ada di kampung ini, selain bekerja sebagai seorang polisi beliau juga menjadi guru mengaji,ā€ ucap Darmayanti.

 Di rumah, suami Darmayanti seperti suami pada umumnya. Membimbing dua anaknya selain itu sibuk aktivitas menanam dan beternak. ā€œKalau ada dinas kantor yang tidak bisa ditinggalkan, saya sebagai  isteri membantu menggantikan beliau mengajar anak anak,ā€ tandasnya.(*/wen) 

Aipda Imam Ghozali Anggota Polisi yang 12 Tahun Menjadi Guru MengajiĀ 

Hari ini Kepolisian Negara Republik Indonesia tepat berusia 75 tahun. Dalam perjalanannya cukup banyak anggota Polri yang dengan semangat pengabdian mendedikasikan hidupnya dengan kegiatan yang bermanfaat. Salah satunya anngota Polres Keerom yang sehari-hari menjadi Bhabinkambtimas, apa saja yang dilakukan?

Laporan ā€“ Elfira

Seorang anggota Polres Keerom menjadi sosok inspiratif bertepatan dengan Hari Bhayangkara ke 75. Aipda Imam Ghozali, merupakan guru ngaji bagi anak anak yang berada di Kampung Wiantre, Arso 5, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom.

 12 tahun sudah pria berdarah Jember itu menjadi guru ngaji bagi anak anak yang berjumlah 70 orang, selain menjadi guru ngaji. Aipda Imam juga kerap menjadi imam dan pengkhotbah di masjid di Kampung dimana ia tempati bersama isteri dan dua anaknya.

 Musala Fatkhun Najah ukuran 3 kali 4 bercat hijau tua yang berlokasi di Jalan Flamboyan menjadi tempat dimana pria 41 tahun itu mengajarkan bacaan alkuran, hafalan surat dan tata cara salat kepada anak anak usia 6 tahun hingga 15 tahun. Dua kali dalam sehari ia mengajarkan anak anak mengaji, pukul 15:00 WIT sehabis salat ashar dan pukul 18:00 WIT selepas salat Magrib.

 ā€œBerapa kali salat dalam sehari anak anak ? tanya Aipda Imam, ā€œLima kali melaksanakan salat dalam sehari Pak Guruā€ jawab anak anak ā€œAyo baca alfatihah sama samaā€ ajaknya.

Baca Juga :  87 Anak Port Numbay Dikirim Studi Keluar Daerah

 Usai mengajarkan fikih, pria yang masuk Polisi sejak tahun 2001 itu mengajar anak anak lainnya membaca iqra. Begitu fasih setiap ucapan iqra yang dilantungkan anak anak sembari diarahkan Aipda Imam, sedang peci hitam dan seragam Polisi berwarna coklat setia menempel di tubuh ayah dua anak itu.

 Mimik wajahnya begitu serius saat mengajar, sesekali tersenyum saat anak anak menjawab pertanyaannya. Sekalipun berseragam Polisi, tapi anak anak tetap memanggilnya dengan panggilan Pak Guru.

ā€œSaya mengajar seperti ini lantaran sewaktu remaja kepengen mengajar, alhamdulillah sejak saya mengajar 12 tahun lamanya masyarakat begitu senang,ā€ tutur pria yang beberapa kali mendapatkan penghargaan dari Kapolda dan Kapolres.

 Sebagaimana kata dia, dalam hadis sampaikanlah walaupun hanya satu ayat. Mendengar bunyi hadis tersebut, ia terdorong untuk mengajarkan anak anak mengaji dengan kemampuan yang dimilikinya.

 Bhabinkamtibmas Polsek Skanto Aipda Imam Ghozali begitu pandai dalam membagi waktu, pukul 08.00 WIT hingga pukul 15.00 WIT ia menjalankan tugasnya sebagai anggota polisi pengayom dan pelindung masyarakat di Polsek Skanto. Setelah itu, ia menjalankan perannya sebagai guru ngaji dan seorang ayah bagi dua anaknya.

 Sejak masuk di Kepolisian tahun 2001 dengan penempatan pertama di Polres Jayawijaya sebagai Bamin Pers Polres Jayawijaya. Ayah dua anak ini pernah membentuk Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Jayawijaya, dengan masa tugas di Polres Jayawijaya selama 6 tahun.

 Pimpinan begitu mendukung dan mensuport atas apa yang dilakukan pria yang tinggal di Keerom sejak tahun 1993 ini. Bahkan, dirinya pernah menerima beberapa kali penghargaan dari Kapolda dan Kapolres.  ā€œPernah mendapatkan penghargaan dari Kapolda sebagai Polisi teladan, penghargaan saat ikut lomba DAI Kamtibmas serta penghargaan dari Kapolres lantaran sering melaksanakan khutbah dan memimpin salat tarawih di wilayah skanto,ā€ terangnya.

Baca Juga :  Tidak Terapkan Prokes Sanksinya Lebih Berat

 Bukan hanya dirinya yang mendapatkan penghargaan, anak santrinya juga berprestasi di sekolah. Bahkan, ada yang mengkuti lomba bacaan tilawah dan mendapatkan juara.

 Pada Hari Bhayangkara ke 75 tahun, ia berharap anggota Polri lebih profesional dalam  mengembag tugas kepolisian untuk melayani masyarakat, melaksanakan pelayanan pengayoman dan menjadikan polisi lebih baik lagi.

 Dukungan tidak hanya datang dari atasan, melainkan juga isteri Aipda Imam Ghozali. Di Musala tersebut sepasang suami isteri ini dibantu seorang guru ngaji untuk mengajar anak anak, tak ada imbalan yang mereka terima. Mereka tulus dan iklas mengajar anak anak soal agama. ā€œAlhamdulillaah suami saya di sela-sela waktunya mengajarkan anak-anak yang ada di kampung ini, selain bekerja sebagai seorang polisi beliau juga menjadi guru mengaji,ā€ ucap Darmayanti.

 Di rumah, suami Darmayanti seperti suami pada umumnya. Membimbing dua anaknya selain itu sibuk aktivitas menanam dan beternak. ā€œKalau ada dinas kantor yang tidak bisa ditinggalkan, saya sebagai  isteri membantu menggantikan beliau mengajar anak anak,ā€ tandasnya.(*/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya