Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Aksi Bisu Pemilih Pemula Sebagai Wujud Sukseskan Pemilu

Para pemilih pemula saat beraksi di lingkaran Abepura, pada Kamis (28/02)( FOTO : TAKIM/Cepos)

JAYAPURA – Para pemilih pemula atau yang berusia memasuki 17 tahun dan dalam hal ini baru pertama kali mengikuti pemilu mengelar aksi bisu di lingkaran Abepur pada Kamis (28/02) sebagai bentuk apresiasi atau wujud dukungan dalam mensukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) bulan April mendatang.

Aksi bisu yang dilakukan oleh para pemilih pemula  yang berlangsung kurang lebih 15 menit tersebut disertai dengan berbagai spanduk yang bertuliskan bentuk dukungan, ajakan, peduli terhadap Pemilu dan pada umumnya adalah mengajak semua masyarakat untuk tidak Golput.

Adapun beberapa tulisan spanduk yang di pamerkan oleh para pemilih pemula tersebut seperti, ko tra gaul kalo ko golput, tolak mani politik, ayo rame-rame ke TPS dan jangan golput, jangan ko bilang anak Papua kalo ko tra memilih, pace mace ingat memilih yang baik, pemilih yang cerdas tidak akan golput dan juga beberapa jenis ajakan  lainya.

Baca Juga :  Selalu Teringat Hadis Sampaikanlah Walau Hanya Satu Ayat

Kordinator Aksi yang juga jurnalis yang bekerja di Papua ,  Richard Mayor menyampaikan bahwa pemilih pemula adalah anggota masyarakat yang telah menjadi pemilih dan untuk pertama kali hendak menggunakan hak pilihnya dengan kategori penduduk sudah memasuki usia 17 tahun.

Lanjut  Richard, dimana secara umum pemilih pemula di Indonesia berusia 17 hingga 21 tahun jumlahnya berkisaran 20 sampai 30 persen  keberadaanya di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Disisi lain pemilih pemula adalah kelompok yang rentan dalam penggunaan hak politik mereka ketika tidak diberikan dasar pendidikan politik yang memadai maka hanya akan menjadi objek penderita dari objek kepentingan kelompok dan golongan untuk kepentingan meraup suara mereka,” tegas Richard.

Baca Juga :  Apes, Asyik Nyimeng Malah Digeruduk Polisi

Menurutnya sekarang ini pemilih pemula masuk dalam ketegori kelompok yang pemahaman dan pengalaman politik minim, orientasi politik belum jelas, apriori, masih labil, imitasi terhadap generasi sebelumnya, dan mudah untuk menghindar  dari politik apabila dinilai negatif.

Menurut Richard, Satu kelebihan dari kelompok pemilih pemula ini dimana mereka memiliki segmen pemilih yang besar, menguasai teknologi informasi, kreatifitas politik tinggi, dan potensi kelas menengah yang menjadi dinamisator perubahan.

“Mari bersama-sama kita sampaikan aksi ini, guna memberikan pemahaman, pengetahuan dan pembelajaran kepada mereka yang sudah berusia 17 tahun dan umumnya semua wajib pilih untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilu tahun 2019 pada bulan April mendatang,”pungkasnya. (kim/gin).

Para pemilih pemula saat beraksi di lingkaran Abepura, pada Kamis (28/02)( FOTO : TAKIM/Cepos)

JAYAPURA – Para pemilih pemula atau yang berusia memasuki 17 tahun dan dalam hal ini baru pertama kali mengikuti pemilu mengelar aksi bisu di lingkaran Abepur pada Kamis (28/02) sebagai bentuk apresiasi atau wujud dukungan dalam mensukseskan Pemilihan Umum (Pemilu) bulan April mendatang.

Aksi bisu yang dilakukan oleh para pemilih pemula  yang berlangsung kurang lebih 15 menit tersebut disertai dengan berbagai spanduk yang bertuliskan bentuk dukungan, ajakan, peduli terhadap Pemilu dan pada umumnya adalah mengajak semua masyarakat untuk tidak Golput.

Adapun beberapa tulisan spanduk yang di pamerkan oleh para pemilih pemula tersebut seperti, ko tra gaul kalo ko golput, tolak mani politik, ayo rame-rame ke TPS dan jangan golput, jangan ko bilang anak Papua kalo ko tra memilih, pace mace ingat memilih yang baik, pemilih yang cerdas tidak akan golput dan juga beberapa jenis ajakan  lainya.

Baca Juga :  Soal Kontainer Bisa Ditertibkan Lintas Lembaga

Kordinator Aksi yang juga jurnalis yang bekerja di Papua ,  Richard Mayor menyampaikan bahwa pemilih pemula adalah anggota masyarakat yang telah menjadi pemilih dan untuk pertama kali hendak menggunakan hak pilihnya dengan kategori penduduk sudah memasuki usia 17 tahun.

Lanjut  Richard, dimana secara umum pemilih pemula di Indonesia berusia 17 hingga 21 tahun jumlahnya berkisaran 20 sampai 30 persen  keberadaanya di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

“Disisi lain pemilih pemula adalah kelompok yang rentan dalam penggunaan hak politik mereka ketika tidak diberikan dasar pendidikan politik yang memadai maka hanya akan menjadi objek penderita dari objek kepentingan kelompok dan golongan untuk kepentingan meraup suara mereka,” tegas Richard.

Baca Juga :  Purtier Berizin Edar Global, Bukan Pengganti ARV

Menurutnya sekarang ini pemilih pemula masuk dalam ketegori kelompok yang pemahaman dan pengalaman politik minim, orientasi politik belum jelas, apriori, masih labil, imitasi terhadap generasi sebelumnya, dan mudah untuk menghindar  dari politik apabila dinilai negatif.

Menurut Richard, Satu kelebihan dari kelompok pemilih pemula ini dimana mereka memiliki segmen pemilih yang besar, menguasai teknologi informasi, kreatifitas politik tinggi, dan potensi kelas menengah yang menjadi dinamisator perubahan.

“Mari bersama-sama kita sampaikan aksi ini, guna memberikan pemahaman, pengetahuan dan pembelajaran kepada mereka yang sudah berusia 17 tahun dan umumnya semua wajib pilih untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilu tahun 2019 pada bulan April mendatang,”pungkasnya. (kim/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya