Monday, December 9, 2024
30.7 C
Jayapura

Populasi Babi di Mimika Tersisa 3000 Ekor

MIMIKA – Penyebaran African Swine Fever (ASF) atau yang juga disebut Demam Babi Afrika di Kabupaten Mimika hingga Oktober 2024 terpantau mengalami penurunan.

Tercatat, lebih dari 10 ribu populasi babi di Mimika telah mati karena terpapar ASF dan kini hanya tersisa hampir 3000 ekor saja.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani menjelaskan, daging babi pun saat ini sudah jarang ditemukan di pasaran karena dalam sehari, babi yang dipotong tidak lebih dari 3 ekor.

Hal ini dikarenakan jumlah ternak Babi dewasa di Mimika yang sudah berkurang, ditambah banyak peternak yang memilih untuk tidak menjual ternak Babi-nya agar dapat dijual di bulan Desember nanti.

Baca Juga :  Pelabuhan Laut di Nabire dan Mimika Akan Diperpanjang

“Harga saat ini mahal karena memang hukum pasar ya, pada saat suplainya kurang harga itu meningkat,” ungkap Sabelina saat ditemui disela kesibukannya, Jumat (25/10) kemarin.

Saat populasi Babi di suatu daerah berkurang, tentunya perlu dilakukan pengisian ulang. Salahsatu caranya adalah memasok ternak Babi dari daerah lain yang masih tidak tertular ASF agar dapat memenuhi kebutuhan dalam daerah.

Namun, Sabelina menyebutkan bahwa ada kebijakan yang harus dipatuhi. Apalagi, banyak daerah yang kini sudah mulai tertular virus ASF. Sedangkan, di Mimika belum ada regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk memasok ternak babi dari luar.

MIMIKA – Penyebaran African Swine Fever (ASF) atau yang juga disebut Demam Babi Afrika di Kabupaten Mimika hingga Oktober 2024 terpantau mengalami penurunan.

Tercatat, lebih dari 10 ribu populasi babi di Mimika telah mati karena terpapar ASF dan kini hanya tersisa hampir 3000 ekor saja.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani menjelaskan, daging babi pun saat ini sudah jarang ditemukan di pasaran karena dalam sehari, babi yang dipotong tidak lebih dari 3 ekor.

Hal ini dikarenakan jumlah ternak Babi dewasa di Mimika yang sudah berkurang, ditambah banyak peternak yang memilih untuk tidak menjual ternak Babi-nya agar dapat dijual di bulan Desember nanti.

Baca Juga :  Gelar Sosialisasi Permendagri Nomor 25 Tentang Jabatan Fungsional

“Harga saat ini mahal karena memang hukum pasar ya, pada saat suplainya kurang harga itu meningkat,” ungkap Sabelina saat ditemui disela kesibukannya, Jumat (25/10) kemarin.

Saat populasi Babi di suatu daerah berkurang, tentunya perlu dilakukan pengisian ulang. Salahsatu caranya adalah memasok ternak Babi dari daerah lain yang masih tidak tertular ASF agar dapat memenuhi kebutuhan dalam daerah.

Namun, Sabelina menyebutkan bahwa ada kebijakan yang harus dipatuhi. Apalagi, banyak daerah yang kini sudah mulai tertular virus ASF. Sedangkan, di Mimika belum ada regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk memasok ternak babi dari luar.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya