Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Diambang Bencana Dahsyat, Harus Ada Gerakan Massal Selamatkan Cycloop

SENTANI- Pemerhati lingkungan, Barnabas Suebu mengungkapkan, beberapa kawasan tempat tinggal penduduk yang berada tepat di bawah kaki Gunung Cycloop diambang bencana dahsyat,  yang melebihi bencana banjir bandang pada Maret 2019 yang lalu.  Hal ini diungkapkan mantan Gubernur Papua Barnabas Suebu, melihat kondisi kawasan Cycloop yang sudah  terlihat sangat bebas untuk dirambah.

Untuk itu pihaknya telah berkomitmen dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua,  juga sejumlah pemerhati lingkungan di Papua, untuk bersama-sama  melakukan upaya penanaman pohon secara besar-besaran di Kawasan Pegunungan Cycloop.

“Sebenarnya ini niat saja dari hati. Lebih-lebih karena kita hidup dari hutan,  air dan oksigen. Coba bayangkan di planet ini satu pohon pun tidak ada. Seperti di planet Mars tidak ada satu pohon pun hidup apakah ada orang hidup, tidak ada. Jadi kumpulan pohon itu hutan, kemudian dia membentuk sistem,  ada flora dan fauna dan dari situ manusia hidup,”ungkap  Politisi Senior di Sentani, Kamis (27/10).

Baca Juga :  Masih Banyak Warga Kampung BAB Sembarangan

Menurutnya,  apabila orang sadar akan pentingnya keberadaan hutan,  kemudian melihat kondisi hari ini di kawasan Pegunungan Cycloop, semestinya harus menunjukan aksi nyata untuk penyelamatan. Apalagi bencana alam dahsyat di Kabupaten Jayapura pernah terjadi pada tahun 2019 lalu.  Ratusan nyawa manusia melayang bahkan masih ada yang hilang diterpa bencana itu.  “Saya sudah ingatkan bupati dan walikota dulu untuk menjaga Cycloop. Kalau tidak malah petaka.  Ini harus kita jaga karena yang kena umat manusia di mana saja,”ujarnya.

Sehubungan dengan persoalan ini,  dia mengaku beberapa kali sudah  menyerukan upaya penyelamatan, baik di universitas maupun di kampung kampung  di mana saja.

”Kita harus sama-sama menyelamatkan Cycloop  Hari ini kami berbicara bersama dengan beberapa pemerhati lingkungan. Kemudian ada Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua untuk membicarakan rencana detail,  bagaimana menyelamatkan hutan ini.  Mudah-mudahan awal tahun depan kita sudah bisa laksanakan kegiatan ini,”tandasnya.

Baca Juga :  Wujudkan Perda yang Adaptif dan Implementatif Butuh Harmonisasi

Yang penting,  gerakan untuk penyelamatan Cycloop ini adalah gerakan massal.  Artinya seluruh elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Jayapura ini,  baik mulai dari tingkat akar rumput sampai pejabat harus terlibat dalam upaya penyelamatan Cycloop. Ada TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, masyarakat adat, semua kepala adat,  pemerintah, semua harus bersatu kembali menanam pohon di Cycloop.

Menurutnya, ancaman bencana yang begitu dahsyat dan mematikan di Kabupaten Jayapura ini belum berhenti.  Apalagi dengan kondisi kawasan hutan hari ini. Kenapa ini harus dilakukan secara massal, karena kalau ada bencana atau malapetaka seperti 2019 lalu tidak akan pandang bulu. Apa saja yang ada di depannya pasti habis. (roy/ary)

SENTANI- Pemerhati lingkungan, Barnabas Suebu mengungkapkan, beberapa kawasan tempat tinggal penduduk yang berada tepat di bawah kaki Gunung Cycloop diambang bencana dahsyat,  yang melebihi bencana banjir bandang pada Maret 2019 yang lalu.  Hal ini diungkapkan mantan Gubernur Papua Barnabas Suebu, melihat kondisi kawasan Cycloop yang sudah  terlihat sangat bebas untuk dirambah.

Untuk itu pihaknya telah berkomitmen dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua,  juga sejumlah pemerhati lingkungan di Papua, untuk bersama-sama  melakukan upaya penanaman pohon secara besar-besaran di Kawasan Pegunungan Cycloop.

“Sebenarnya ini niat saja dari hati. Lebih-lebih karena kita hidup dari hutan,  air dan oksigen. Coba bayangkan di planet ini satu pohon pun tidak ada. Seperti di planet Mars tidak ada satu pohon pun hidup apakah ada orang hidup, tidak ada. Jadi kumpulan pohon itu hutan, kemudian dia membentuk sistem,  ada flora dan fauna dan dari situ manusia hidup,”ungkap  Politisi Senior di Sentani, Kamis (27/10).

Baca Juga :  Festival Colo Sagu Meriahkan Hari Bhayangkara Ke - 77

Menurutnya,  apabila orang sadar akan pentingnya keberadaan hutan,  kemudian melihat kondisi hari ini di kawasan Pegunungan Cycloop, semestinya harus menunjukan aksi nyata untuk penyelamatan. Apalagi bencana alam dahsyat di Kabupaten Jayapura pernah terjadi pada tahun 2019 lalu.  Ratusan nyawa manusia melayang bahkan masih ada yang hilang diterpa bencana itu.  “Saya sudah ingatkan bupati dan walikota dulu untuk menjaga Cycloop. Kalau tidak malah petaka.  Ini harus kita jaga karena yang kena umat manusia di mana saja,”ujarnya.

Sehubungan dengan persoalan ini,  dia mengaku beberapa kali sudah  menyerukan upaya penyelamatan, baik di universitas maupun di kampung kampung  di mana saja.

”Kita harus sama-sama menyelamatkan Cycloop  Hari ini kami berbicara bersama dengan beberapa pemerhati lingkungan. Kemudian ada Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua untuk membicarakan rencana detail,  bagaimana menyelamatkan hutan ini.  Mudah-mudahan awal tahun depan kita sudah bisa laksanakan kegiatan ini,”tandasnya.

Baca Juga :  2022 Tahun Terakhir Pengangkatan Tenaga Honorer di Semua OPD

Yang penting,  gerakan untuk penyelamatan Cycloop ini adalah gerakan massal.  Artinya seluruh elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Jayapura ini,  baik mulai dari tingkat akar rumput sampai pejabat harus terlibat dalam upaya penyelamatan Cycloop. Ada TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, masyarakat adat, semua kepala adat,  pemerintah, semua harus bersatu kembali menanam pohon di Cycloop.

Menurutnya, ancaman bencana yang begitu dahsyat dan mematikan di Kabupaten Jayapura ini belum berhenti.  Apalagi dengan kondisi kawasan hutan hari ini. Kenapa ini harus dilakukan secara massal, karena kalau ada bencana atau malapetaka seperti 2019 lalu tidak akan pandang bulu. Apa saja yang ada di depannya pasti habis. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya