Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Bawa Pesan Perdamaian, Persaudaraan dan RUU Masyarakat Adat

SENTANI-  Menempuh perjalanan jauh selama tujuh hari di laut, akhirnya Noci (50) dan Algar (35), tiba di Pelabuhan Jayapura dengan menumpang KM Sinabung pada Kamis, 20 Oktober 2022. Noci dan Algar adalah duta masyarakat adat Banteng Kidul yang akan mengikuti Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-IV yang akan berlangsung di Tanah Tabi dari 24 – 30 Oktober 2022.

“Kami menempuh perjalanan spiritual ini untuk mengenali masalah hidup, jati diri yang sejati dan cara untuk berdamai dengan dunia. Kami membawa pesan perdamaian itu dalam KMAN ,” ungkap Noci saat menginjakkan kakinya di Pelabuhan Jayapura.

Menurut Noci, jumlah peserta dari Banten Kidul ada 12 orang. Noci dan Algar mengikuti kapal laut. Sedangkan 10 orang lainnya akan menggunakan pesawat terbang.

Noci dan Algar adalah dua dari 12 orang kesepuhan Adat Banten Kidul. Mereka adalah bagian dari komunitas masyarakat adat Sunda yang tinggal di sekitar Gunung Halimun.

Baca Juga :  Kab.Jayapura jadi Pilot Project Pengembangan Pangan Bersama FAO

Mereka datang ke Tanah Tabi, Papua dengan membawa pesan atau mantra dari Abah (tetua adat) mereka. Ada tiga pesan yang dibawa untuk kongres ini, yaitu :  RUU Masyarakat Adat, Persaudaraan dan Perdamaian.

Ketiga pesan atau wasiat itu dibawa menempuh perjalanan selama tujuh hari. ”Bermula di Kampung Adat Cisungsang, Banten, ujungnya di Danau Sentani, Papua,”ujarnya.

Berangkat pada 10 Oktober 2022 bersama, Algar, keduanya mula-mula naik kereta api menuju timur, menyusuri pantai utara Jawa. Di Surabaya, mereka berganti moda, naik Kapal Sinabung, menuju Makassar. Di Laut Masalembo  kapalnya dihadang hujan dan petir.

“Di Masalembo ombaknya sangat besar. Walau begitu, perjalanan spiritual yang sangat menyenangkan ini akhirnya kami bisa tiba di Jayapura” ujarnya Noci.

Siang itu, 20 Oktober 2022, sekitar pukul 14.49 WP, KM Sinabung yang membawa Noci dan Algar serta ratusan peserta KMAN VI lainnya tiba di Pelabuhan Jayapura.

Noci dan Algar, adalah dua orang dari peserta KMAN yang dipersilakan turun pertama ke Pelabuhan Jayapura dan langsung disambut Koordinator Penjemputan Panitia KMAN VI, John Wicklif Tegai dengan mengalungkan noken yang terbuat dari kulit kayu di leher mereka serta memasang mahkota berbulu Kasuari di kepala Noci dan Algar.

Baca Juga :  Forkorus Siap Turun Gunung

Selain Noci dan Algar dari Banten Kidul, ada juga peserta KMAN VI dari kominitas masyarakat adat Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua (Byak).

“Setelah istirahat di tenda yang sudah disediakan panitia, ratusan peserta KMAN ini akan kami bawa dengan tujuh bus dan dua mini bus pengangkut barang, menuju Sentani di Kabupaten Jayapura lakukan registrasi peserta,” kata John Wicklif Tegai.

Mereka  adalah utusan masyarakat adat yang akan menghadiri Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI (KMAN VI) di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua, pada 24-30 Oktober 2022.  Inilah perhelatan besar lima tahunan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (roy/ary)

SENTANI-  Menempuh perjalanan jauh selama tujuh hari di laut, akhirnya Noci (50) dan Algar (35), tiba di Pelabuhan Jayapura dengan menumpang KM Sinabung pada Kamis, 20 Oktober 2022. Noci dan Algar adalah duta masyarakat adat Banteng Kidul yang akan mengikuti Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-IV yang akan berlangsung di Tanah Tabi dari 24 – 30 Oktober 2022.

“Kami menempuh perjalanan spiritual ini untuk mengenali masalah hidup, jati diri yang sejati dan cara untuk berdamai dengan dunia. Kami membawa pesan perdamaian itu dalam KMAN ,” ungkap Noci saat menginjakkan kakinya di Pelabuhan Jayapura.

Menurut Noci, jumlah peserta dari Banten Kidul ada 12 orang. Noci dan Algar mengikuti kapal laut. Sedangkan 10 orang lainnya akan menggunakan pesawat terbang.

Noci dan Algar adalah dua dari 12 orang kesepuhan Adat Banten Kidul. Mereka adalah bagian dari komunitas masyarakat adat Sunda yang tinggal di sekitar Gunung Halimun.

Baca Juga :  H-3 Natal, Lonjakan Penumpang di Bandara Sentani Meningkat

Mereka datang ke Tanah Tabi, Papua dengan membawa pesan atau mantra dari Abah (tetua adat) mereka. Ada tiga pesan yang dibawa untuk kongres ini, yaitu :  RUU Masyarakat Adat, Persaudaraan dan Perdamaian.

Ketiga pesan atau wasiat itu dibawa menempuh perjalanan selama tujuh hari. ”Bermula di Kampung Adat Cisungsang, Banten, ujungnya di Danau Sentani, Papua,”ujarnya.

Berangkat pada 10 Oktober 2022 bersama, Algar, keduanya mula-mula naik kereta api menuju timur, menyusuri pantai utara Jawa. Di Surabaya, mereka berganti moda, naik Kapal Sinabung, menuju Makassar. Di Laut Masalembo  kapalnya dihadang hujan dan petir.

“Di Masalembo ombaknya sangat besar. Walau begitu, perjalanan spiritual yang sangat menyenangkan ini akhirnya kami bisa tiba di Jayapura” ujarnya Noci.

Siang itu, 20 Oktober 2022, sekitar pukul 14.49 WP, KM Sinabung yang membawa Noci dan Algar serta ratusan peserta KMAN VI lainnya tiba di Pelabuhan Jayapura.

Noci dan Algar, adalah dua orang dari peserta KMAN yang dipersilakan turun pertama ke Pelabuhan Jayapura dan langsung disambut Koordinator Penjemputan Panitia KMAN VI, John Wicklif Tegai dengan mengalungkan noken yang terbuat dari kulit kayu di leher mereka serta memasang mahkota berbulu Kasuari di kepala Noci dan Algar.

Baca Juga :  Seorang Pria Tewas Tenggelam Saat Memancing

Selain Noci dan Algar dari Banten Kidul, ada juga peserta KMAN VI dari kominitas masyarakat adat Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua (Byak).

“Setelah istirahat di tenda yang sudah disediakan panitia, ratusan peserta KMAN ini akan kami bawa dengan tujuh bus dan dua mini bus pengangkut barang, menuju Sentani di Kabupaten Jayapura lakukan registrasi peserta,” kata John Wicklif Tegai.

Mereka  adalah utusan masyarakat adat yang akan menghadiri Kongres Masyarakat Adat Nusantara VI (KMAN VI) di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua, pada 24-30 Oktober 2022.  Inilah perhelatan besar lima tahunan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya