Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Pagi Pungut Sampah , Sore Ikut Latihan

Sejumlah siswa SSB PS Watdos Kampung Kehiran 1 saat istirahat sejenak usai mencari botol plastik dan sampah kartun sebagai persyaratan untuk mendaftar mengikuti Liga Pro di Sentani, Selasa  (22/5).( FOTO : Robert Mboik Cepos)

Kegigihan Pemain dari  PS  Watdos  Kampung Kehiran yang Mengikuti Pordis

Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura sudah membuka pendaftaran Pekan Olahraga distrik (Pordis) sejak awal Mei. Setiap tim yang ingin mengikuti turnamen tersebut wajib mendaftarkan diri menggunakan sampah dengan nilai uang sebesar Rp 1,5 Juta.

Laporan: Robert Mboik Sentani

Awal Mei lalu, Distrik Sentani resmi membuka pendaftaran Pekan Olahraga Distrik atau Pordis bagi sejumlah kesebelasan atau SSB yang ada di Kota Sentani.  Uniknya, pendaftaran untuk mengikuti kegiatan olahraga tersebut tidak menggunakan uang tetapi para peserta diwajibkan membawa sampah yang jika diuangkan nilainya Rp 1,5 juta.   Jika dikonversikan ke dalam sampah banyaknya tidak main-main,  para peserta harus mengumpulkan kurang lebih dua ton sampah untuk bisa lolos mendaftarkan diri sebagai peserta dalam  kegiatan tersebut.  

Bagi mereka, jumlah itu tidak seberapa ketimbang mereka tidak bermain dan terlibat dalam kegiatan Pekan Olahraga Distrik Sentani itu.

Baca Juga :  Januari Batas Akhir LPJ Dana Hibah Bencana

Seperti yang dilakukan oleh  kesebelasan PS  Watdos  yang bermarkas di Kampung Kehiran Satu.  Saat ini mereka juga sedang mengumpulkan sampah- sampah yang terdiri sampah botol plastik kaleng dan karton bekas untuk bisa mendaftar sebagai peserta turnamen tingkat Distrik Sentani itu.

“Kami semangat karena ingin berkompetisi sesama klub yang ada di Sentani,” kata Franklin, salah seorang pemain PS Watdos saat ditemui media ini di GOR Toware, Rabu, (22/5).

Menurutnya, motivasi terbesar yang melatarbelakangi semangat mereka untuk mencari sampah ialah  untuk mengasah bakat dan kemampuan mengolah bola  saat bertanding dengan klub-klub lain. Setiap hari mereka rela menyisiri lorong-lorong kecil, saluran air atau drainase bahkan tempat tempat sampah umum hanya untuk mencari sampah.  Tidak semua sampai yang diperbolehkan untuk dikumpulkan. Panitia telah menentukan sampah yang boleh dibawa hanya botol plastik bekas minuman, botol kaleng dan juga karton karton bekas.

“Tidak masalah bagi kami untuk mencari sampah, yang penting kami bisa ikut bertanding dengan klub-klub lain karena dengan begitu kami akan mengetahui seberapa besar kemampuan kami untuk bermain bola,”ungkapnya.

Baca Juga :  Kasus Penggelapan Mobil, Polisi Terbitkan DPO

Ia mengatakan,  semua yang tergabung di dalam klub tersebut terlibat penuh di dalam mengumpulkan sampah, mulai dari usia anak-anak hingga usia dewasa. Waktu untuk mengumpulkan sampah dilakukan waktu pagi hari hingga menjelang siang dan pada saat sore hari semua pemain akan kembali ke lapangan untuk berlatih.  Setidaknya kebijakan distrik ini sangat direspon oleh beberapa klub yang akan mengikuti kegiatan itu.  Selain merasa minat dan bakat para pemain bola juga diajak untuk menjaga kebersihan lingkungan di mana saja berada.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena kami juga diajak untuk menjaga kebersihan itu sendiri. Dengan adanya kegiatan ini pula kami rela untuk mengambil sampah sampai ada di dalam saluran air bahkan di tempat sampah,” tambahnya.(*)

Sejumlah siswa SSB PS Watdos Kampung Kehiran 1 saat istirahat sejenak usai mencari botol plastik dan sampah kartun sebagai persyaratan untuk mendaftar mengikuti Liga Pro di Sentani, Selasa  (22/5).( FOTO : Robert Mboik Cepos)

Kegigihan Pemain dari  PS  Watdos  Kampung Kehiran yang Mengikuti Pordis

Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura sudah membuka pendaftaran Pekan Olahraga distrik (Pordis) sejak awal Mei. Setiap tim yang ingin mengikuti turnamen tersebut wajib mendaftarkan diri menggunakan sampah dengan nilai uang sebesar Rp 1,5 Juta.

Laporan: Robert Mboik Sentani

Awal Mei lalu, Distrik Sentani resmi membuka pendaftaran Pekan Olahraga Distrik atau Pordis bagi sejumlah kesebelasan atau SSB yang ada di Kota Sentani.  Uniknya, pendaftaran untuk mengikuti kegiatan olahraga tersebut tidak menggunakan uang tetapi para peserta diwajibkan membawa sampah yang jika diuangkan nilainya Rp 1,5 juta.   Jika dikonversikan ke dalam sampah banyaknya tidak main-main,  para peserta harus mengumpulkan kurang lebih dua ton sampah untuk bisa lolos mendaftarkan diri sebagai peserta dalam  kegiatan tersebut.  

Bagi mereka, jumlah itu tidak seberapa ketimbang mereka tidak bermain dan terlibat dalam kegiatan Pekan Olahraga Distrik Sentani itu.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 Bertambah 11 Orang

Seperti yang dilakukan oleh  kesebelasan PS  Watdos  yang bermarkas di Kampung Kehiran Satu.  Saat ini mereka juga sedang mengumpulkan sampah- sampah yang terdiri sampah botol plastik kaleng dan karton bekas untuk bisa mendaftar sebagai peserta turnamen tingkat Distrik Sentani itu.

“Kami semangat karena ingin berkompetisi sesama klub yang ada di Sentani,” kata Franklin, salah seorang pemain PS Watdos saat ditemui media ini di GOR Toware, Rabu, (22/5).

Menurutnya, motivasi terbesar yang melatarbelakangi semangat mereka untuk mencari sampah ialah  untuk mengasah bakat dan kemampuan mengolah bola  saat bertanding dengan klub-klub lain. Setiap hari mereka rela menyisiri lorong-lorong kecil, saluran air atau drainase bahkan tempat tempat sampah umum hanya untuk mencari sampah.  Tidak semua sampai yang diperbolehkan untuk dikumpulkan. Panitia telah menentukan sampah yang boleh dibawa hanya botol plastik bekas minuman, botol kaleng dan juga karton karton bekas.

“Tidak masalah bagi kami untuk mencari sampah, yang penting kami bisa ikut bertanding dengan klub-klub lain karena dengan begitu kami akan mengetahui seberapa besar kemampuan kami untuk bermain bola,”ungkapnya.

Baca Juga :  Januari Batas Akhir LPJ Dana Hibah Bencana

Ia mengatakan,  semua yang tergabung di dalam klub tersebut terlibat penuh di dalam mengumpulkan sampah, mulai dari usia anak-anak hingga usia dewasa. Waktu untuk mengumpulkan sampah dilakukan waktu pagi hari hingga menjelang siang dan pada saat sore hari semua pemain akan kembali ke lapangan untuk berlatih.  Setidaknya kebijakan distrik ini sangat direspon oleh beberapa klub yang akan mengikuti kegiatan itu.  Selain merasa minat dan bakat para pemain bola juga diajak untuk menjaga kebersihan lingkungan di mana saja berada.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena kami juga diajak untuk menjaga kebersihan itu sendiri. Dengan adanya kegiatan ini pula kami rela untuk mengambil sampah sampai ada di dalam saluran air bahkan di tempat sampah,” tambahnya.(*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya