Friday, February 21, 2025
24.7 C
Jayapura

Kasus HIV/AIDS Terus Bertambah Di kabupaten Jayapura

SENTANI – Terkait dengan tingginya lonjakan kasus HIV/AIDS disejumlah daerah, begitu juga Kabupaten Jayapura, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mencatat adanya pertambahan kasus setiap tahunnya.

Seperti yang diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang, penambahan kasus HIV/AIDS ditahun 2023 -2024 ada kenaikan.

“Dari data yang kami kumpulkan, tahun 2023 jumlah kasus positif dalam 1 tahuns sebanyak 594 orang dan hanya 65 % yang minum obat dengan teratur, sedangkan ditahun  2024  tercatat jumlah kasus 643 orang, ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (17/2) kemarin.

Diakuinya, untuk penanganan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura perlu mendapat perhatian khusus, pasalnya masih banyak msyarakat diluar sana yang belum dapat melakukan pemeriksaan HIV/AIDS.

Baca Juga :  Hindari KKN, Harus Utamakan Kualitas

Untuk diketahui HIV/AIDS merupakan fenomenal gunung es yang belum terdeteksi, masyarakat yang terdeteksi hanya sebagian kecil, sementara sebagai besar lainnya masih tersembunyi.

Sebelumnya, Asisten I Bidang Pemerintah Sekretariat Daerah Kabupaten Jayapura, Elvina Situmorang, juga mengungkapkan adanya informasi yang diterima dari masyarakat mengenai meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura dikarenakan tutupnya tanjung elmo atau tempat lokalisasi di Kabupaten Jayapura.

“Namun menurutnya, hal ini belum bisa membuktikan apa-apa, karena harus diteliti terlebih dahulu, apakah tutupnya Tanjung Elmo berdampak pada tingginya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura, ” jelasnya.

  Untuk diketahui, Kabupaten Jayapura pernah memiliki satu tempat lokalisasi yakni Tanjung Elmo Sentani, namun ditutup oleh pemerintah pada 17 Agustus 2015, dan sebanyak ratusan Pekerja Seks Komersil (PSK) dipulangkan kedaerahnya masing-masing.

Baca Juga :  Polisi Antisipasi Pergerakan Massa dari Sentani

  Sejak adanya Tanjung Elmo, pemeriksaan HIV/AIDS masih dapatkan pemeriksaan rutin bagi setiap pekerja dan masyarakat, namun semenjak tutupnya lokasi tersebut banyak aksi-aksi lokasi yang dilakukan secara diam-diam.

  Bahkan dengan adanya pengembangan teknologi, masyarakat yang tidak bertanggung jawab juga memanfaatkan aplikasi tersebut untuk melancarkan aksi prostitusi secara online, hal ini yang sulit menjadi kintrol pemerintah terhadap penyebaran kasus HIV/AIDS. (ana)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

SENTANI – Terkait dengan tingginya lonjakan kasus HIV/AIDS disejumlah daerah, begitu juga Kabupaten Jayapura, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mencatat adanya pertambahan kasus setiap tahunnya.

Seperti yang diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang, penambahan kasus HIV/AIDS ditahun 2023 -2024 ada kenaikan.

“Dari data yang kami kumpulkan, tahun 2023 jumlah kasus positif dalam 1 tahuns sebanyak 594 orang dan hanya 65 % yang minum obat dengan teratur, sedangkan ditahun  2024  tercatat jumlah kasus 643 orang, ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Senin (17/2) kemarin.

Diakuinya, untuk penanganan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura perlu mendapat perhatian khusus, pasalnya masih banyak msyarakat diluar sana yang belum dapat melakukan pemeriksaan HIV/AIDS.

Baca Juga :  Polisi Antisipasi Pergerakan Massa dari Sentani

Untuk diketahui HIV/AIDS merupakan fenomenal gunung es yang belum terdeteksi, masyarakat yang terdeteksi hanya sebagian kecil, sementara sebagai besar lainnya masih tersembunyi.

Sebelumnya, Asisten I Bidang Pemerintah Sekretariat Daerah Kabupaten Jayapura, Elvina Situmorang, juga mengungkapkan adanya informasi yang diterima dari masyarakat mengenai meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura dikarenakan tutupnya tanjung elmo atau tempat lokalisasi di Kabupaten Jayapura.

“Namun menurutnya, hal ini belum bisa membuktikan apa-apa, karena harus diteliti terlebih dahulu, apakah tutupnya Tanjung Elmo berdampak pada tingginya kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jayapura, ” jelasnya.

  Untuk diketahui, Kabupaten Jayapura pernah memiliki satu tempat lokalisasi yakni Tanjung Elmo Sentani, namun ditutup oleh pemerintah pada 17 Agustus 2015, dan sebanyak ratusan Pekerja Seks Komersil (PSK) dipulangkan kedaerahnya masing-masing.

Baca Juga :  Siriwa Doakan Pilkada Berjalan Lancar dan Tidak Ada Sengketa

  Sejak adanya Tanjung Elmo, pemeriksaan HIV/AIDS masih dapatkan pemeriksaan rutin bagi setiap pekerja dan masyarakat, namun semenjak tutupnya lokasi tersebut banyak aksi-aksi lokasi yang dilakukan secara diam-diam.

  Bahkan dengan adanya pengembangan teknologi, masyarakat yang tidak bertanggung jawab juga memanfaatkan aplikasi tersebut untuk melancarkan aksi prostitusi secara online, hal ini yang sulit menjadi kintrol pemerintah terhadap penyebaran kasus HIV/AIDS. (ana)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/