Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Tarian Nusantara Siap Ditampilkan di Penutupan KMAN VI

SENTANI- Menjelang penutupan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI, sejumlah persiapan untuk kegiatan closing ceremony mulai dilakukan. Salah satunya mempersiapkan tarian nusantara, yang ditampilkan oleh siswa-siswi SMP dan SMA di Kabupaten Jayapura, yang sudah ditunjuk oleh penyelenggara.

Salah satu acara yang terjadwal dalam proses closing ceremony adalah tarian nusantara, yang melibatkan sekitar 200-an lebih penari.

Vence A. Pattipeiluhu, salah satu koreografer yang menggarap tarian kolosal ini mengatakan,  tarian yang akan dibawakan dalam closing ceremony ini merupakan tari kolosal yang dikemas dalam konsep tari nusantara,  yang melibatkan tarian-tarian dari seluruh nusantara.

Pentas tari kolosal seperti ini diharapkan terus menjadi bagian penting bagi generasi muda, agar selalu mencintai seni dan budaya lewat tarian dan lagu yang dibentuk dalam tarian kolosal ataupun kreasi.

Baca Juga :  Bupati Diminta Evaluasi Kehadiran ASN di Daerah Pedalaman

“Tari yang akan dibawakan nanti diambil dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia, antara lain tarian dari Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Sumatera dan tentunya Papua,”ujarnya.

Vence menjelaskan, tarian yang digarap pihaknya itu merupakan tarian khas dari suku-suku sebagai keterwakilan  suku yang ada di nusantara. Misalnya dari Maluku diambil tarian  khas Suku Tanimbar, dari Sulawesi  diambil dari Suku Toraja yaitu Tari Pagelu, dari Kalimantan yaitu tarian khas Suku Dayak, dari Jawa diambil dari Jawa Timur yaitu tarian khas Ponorogo, dari Sumatera adalah Sumatera Utara yaitu tarian khas tor-tor yang semuanya dipadukan dalam bentuk tari kolosal dengan Konsep Tari Nusantara.

Baca Juga :  Moment 1 Juni, ini Pesan Sekda Hanna Hikoyabi

Tarian kolosal ini juga sebagai wujud bersatu bersama menjaga tanah air. Gerak tubuh dan lantunan yang ditampilkan menggambarkan tentang hak dan kewajiban masyarakat adat,  yang mengapresiasikan budaya dan adat di seluruh nusantara.

Ketika ditanya  tanggapan terkait KMAN VI , koreografer handal ini mengatakan,  dengan adanya kegiatan seperti ini dapat membawa dampak yang signifikan bagi Tanah Papua, khusunya suku-suku di wilayah adat. “Semoga di kongres berikutnya bisa lebih baik lagi dari KMAN VI di Papua,”tandasnya. (roy/ary)

SENTANI- Menjelang penutupan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI, sejumlah persiapan untuk kegiatan closing ceremony mulai dilakukan. Salah satunya mempersiapkan tarian nusantara, yang ditampilkan oleh siswa-siswi SMP dan SMA di Kabupaten Jayapura, yang sudah ditunjuk oleh penyelenggara.

Salah satu acara yang terjadwal dalam proses closing ceremony adalah tarian nusantara, yang melibatkan sekitar 200-an lebih penari.

Vence A. Pattipeiluhu, salah satu koreografer yang menggarap tarian kolosal ini mengatakan,  tarian yang akan dibawakan dalam closing ceremony ini merupakan tari kolosal yang dikemas dalam konsep tari nusantara,  yang melibatkan tarian-tarian dari seluruh nusantara.

Pentas tari kolosal seperti ini diharapkan terus menjadi bagian penting bagi generasi muda, agar selalu mencintai seni dan budaya lewat tarian dan lagu yang dibentuk dalam tarian kolosal ataupun kreasi.

Baca Juga :  Perbaikan Drainase Pasar Lama Sentani Diusulkan  Rp 4 Miliar

“Tari yang akan dibawakan nanti diambil dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia, antara lain tarian dari Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Sumatera dan tentunya Papua,”ujarnya.

Vence menjelaskan, tarian yang digarap pihaknya itu merupakan tarian khas dari suku-suku sebagai keterwakilan  suku yang ada di nusantara. Misalnya dari Maluku diambil tarian  khas Suku Tanimbar, dari Sulawesi  diambil dari Suku Toraja yaitu Tari Pagelu, dari Kalimantan yaitu tarian khas Suku Dayak, dari Jawa diambil dari Jawa Timur yaitu tarian khas Ponorogo, dari Sumatera adalah Sumatera Utara yaitu tarian khas tor-tor yang semuanya dipadukan dalam bentuk tari kolosal dengan Konsep Tari Nusantara.

Baca Juga :  Bangun Sejumlah Rumah Galeri

Tarian kolosal ini juga sebagai wujud bersatu bersama menjaga tanah air. Gerak tubuh dan lantunan yang ditampilkan menggambarkan tentang hak dan kewajiban masyarakat adat,  yang mengapresiasikan budaya dan adat di seluruh nusantara.

Ketika ditanya  tanggapan terkait KMAN VI , koreografer handal ini mengatakan,  dengan adanya kegiatan seperti ini dapat membawa dampak yang signifikan bagi Tanah Papua, khusunya suku-suku di wilayah adat. “Semoga di kongres berikutnya bisa lebih baik lagi dari KMAN VI di Papua,”tandasnya. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya