Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Sagu Diusulkan Jadi Makanan Pokok di Indonesia

PAMERAN MINI- Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, saat makan kue yang dibuat dari bahan dasar sagu yang dipamerkan di sela-sela kegiatan Rapat Pangan Kabupaten Jayapura di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Selasa (10/12). Yewen/Cepos

SENTANI-Pemerintah pusat dan kabupaten/kota terus mendorong, agar pangan lokal di setiap daerah menjadi makanan pokok di Indonesia. Salah satunya adalah sagu yang saat ini didorong menjadi makanan pokok di Indonesia.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, mengungkapkan, hal ini sudah dilaporan ke presiden dan Menteri Pertanian bahwa sagu akan menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia, selain beras, jagung dan lainnya.

“Sagu akan menjadi makanan pokok di Indonesia. Karena itu, pemerintah secara nasional memberikan apresiasi dan pengembangan untuk sagu,” ungkapnya kepada wartawan, usai membuka kegiatan Rapat Pangan Kabupaten Jayapura di Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Selasa (10/12).

Mathius menjelaskan, di seluruh dunia ada kurang lebih 6 juta hektar pohon sagu dan 90 persen sagu ada di Papua. Dari hasil penelitian yang dilakukan dari 61 jenis sagu di dunia, ternyata ada sekitar 26-27 jenis sagu ada di Sentani, Kabupaten Jayapura dan ini dengan nama bahasa daerahnya masing-masing.

Baca Juga :  Bertambah 40 Kasus, Lonjakan Covid-19 Makin Sulit Dibendung

“Tanaman sagu aslinya dari Papua, karena sagu memiliki jenis terbanyak di Papua. Kami sudah diskusi, agar ini bisa ditulis refrensinya, sehingga bisa memotivasi masyarakat di kampung untuk menjaga dan dapat mengembangkannya ke depan,”jelasnya.

Kata Mathius, pangan lokal yang diarahkan saat ini adalah sagu, kakao dan ikan di wilayah pesisir pantai. Tidak hanya itu, juga akan dikembangkan ke hal-hal yang lainnya. Dengan demikian, maka perlu dilakukan pemetaan mengenai berapa kandungan, potensi sagu, berapa luasnya, dan berapa banyak produksi, karena perlu industri sagu.

Mathius menyatakan, untuk menanam sagu tidak perlu pupuk, pertisida dan sagu tidak akan pernah kena hama. Selain itu, sagu bisa bertahan sampai kapanpun. Sagu sendiri bisa mengobati banyak penyakit, seperti diabetes kolesterol dana lain sebagainya.(bet/tho)

Baca Juga :  Wujudkan Kamtibmas yang Aman dan Damai
PAMERAN MINI- Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, saat makan kue yang dibuat dari bahan dasar sagu yang dipamerkan di sela-sela kegiatan Rapat Pangan Kabupaten Jayapura di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Selasa (10/12). Yewen/Cepos

SENTANI-Pemerintah pusat dan kabupaten/kota terus mendorong, agar pangan lokal di setiap daerah menjadi makanan pokok di Indonesia. Salah satunya adalah sagu yang saat ini didorong menjadi makanan pokok di Indonesia.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, mengungkapkan, hal ini sudah dilaporan ke presiden dan Menteri Pertanian bahwa sagu akan menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia, selain beras, jagung dan lainnya.

“Sagu akan menjadi makanan pokok di Indonesia. Karena itu, pemerintah secara nasional memberikan apresiasi dan pengembangan untuk sagu,” ungkapnya kepada wartawan, usai membuka kegiatan Rapat Pangan Kabupaten Jayapura di Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Selasa (10/12).

Mathius menjelaskan, di seluruh dunia ada kurang lebih 6 juta hektar pohon sagu dan 90 persen sagu ada di Papua. Dari hasil penelitian yang dilakukan dari 61 jenis sagu di dunia, ternyata ada sekitar 26-27 jenis sagu ada di Sentani, Kabupaten Jayapura dan ini dengan nama bahasa daerahnya masing-masing.

Baca Juga :  Realisasi Dana Otsus Triwulan I Dinkes 31 Persen

“Tanaman sagu aslinya dari Papua, karena sagu memiliki jenis terbanyak di Papua. Kami sudah diskusi, agar ini bisa ditulis refrensinya, sehingga bisa memotivasi masyarakat di kampung untuk menjaga dan dapat mengembangkannya ke depan,”jelasnya.

Kata Mathius, pangan lokal yang diarahkan saat ini adalah sagu, kakao dan ikan di wilayah pesisir pantai. Tidak hanya itu, juga akan dikembangkan ke hal-hal yang lainnya. Dengan demikian, maka perlu dilakukan pemetaan mengenai berapa kandungan, potensi sagu, berapa luasnya, dan berapa banyak produksi, karena perlu industri sagu.

Mathius menyatakan, untuk menanam sagu tidak perlu pupuk, pertisida dan sagu tidak akan pernah kena hama. Selain itu, sagu bisa bertahan sampai kapanpun. Sagu sendiri bisa mengobati banyak penyakit, seperti diabetes kolesterol dana lain sebagainya.(bet/tho)

Baca Juga :  Ada Guru yang Mengajar di Sekolah jadi Prioritas

Berita Terbaru

Artikel Lainnya