SENTANI-Pemerintah pusat melalui BNPB telah menginvestasikan uang miliaran rupiah untuk membangun pabrik sagu berskala besar di Kabupaten Jayapura, tepatnya di sekitar kawasan Yabaso Sentani.
Hadirnya pabrik sagu ini oleh sebagian besar orang beranggapan sangat berlebihan. Karena menghadirkan pabrik dalam skala besar namun tidak didukung oleh ketersediaan bahan baku sagu, mengingat populasi sagu yang ada di Kabupaten Jayapura, dianggap sangat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pabrik. Di mana dalam satu jam mampu memproduksi satu ton tepung sagu.
Pihak pengelola, yang juga mewakili masyarakat adat, Yanto Eluay menjelaskan, hadirnya pabrik sagu itu sebagai upaya pemerintah dalam program pemberdayaan terhadap ekonomi masyarakat adat. Terkait saat ini belum dioperasikan sejak diresmikan beberapa bulan lalu, hal itu disebabkan karena dirinya masih tersandung masalah hukum. Selain itu, Pemkab Jayapura juga masih menghitung biaya operasional apabila pabrik itu benar-benar dijalankan.
“Kalau ada orang yang berpikiran seperti itu, berarti orang itu tidak punya pikiran memajukan rakyat. Di saat pandemi Covid- 19 ini, program-program untuk ketahanan pangan ini perlu dibangun dan kita harus atur manajemennya dengan baik,”ungkap Yanto Eluay kepada Cenderawas Pos, Kamis (7/4).
Sementara itu untuk dukungan suplai sagu sebagai bahan baku pembuatan tepung sagu di pabrik itu, tetap mengandalkan masyarakat adat pemilik dusun sagu yang ada di sekitar Danau Sentani.
“Sebenarnya, kehadiran pabrik ini juga untuk menciptakan pasar bagi masyarakat adat pemilik dusun sagu,”ujarnya.
Tidak hanya itu, pihaknya nanti juga akan membangun kerjasama dengan wilayah lain seperti Keerom dan beberapa daerah lainya di Papua yang memiliki cadangan sagu akan dibangun kerjasama untuk mendukung pabrik tersebut.”Bahkan sampai ke Nabire, akan kita bangun kerjasamanya,” ujarnya. (roy/ary)