SENTANI – Wakil Ketua III DPR Kabupaten Jayapura, Nelson Yohosua Ondi, menyesalkan minimnya respons dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura terkait maraknya penyalahgunaan narkotika di kalani pelajar. Ia menyebut bahwa persoalan ini sudah berulang kali ia sampaikan, namun sampai kini belum ada langkah konkret yang terlihat.
“Ini sudah kali kedua saya bicara soal narkoba di sekolah. Saya sangat sesali karena Dinas Pendidikan tidak merespon secara serius,” ujarnya Sabtu (29/11).
Nelson mengungkapkan adanya temuan terbaru yang mencengangkan. Berdasarkan data dari BNN Kabupaten Jayapura, terdapat sekitar 13 siswa dari salah satu sekolah di wilayah Sentani yang dinyatakan positif menggunakan narkoba. Temuan itu diperoleh hanya beberapa hari lalu.
“Datanya ada di BNN, dan itu baru beberapa hari yang lalu. Ada sekitar 13 siswa yang positif narkoba. Ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Nelson menegaskan tidak dapat menyebut nama sekolah tersebut, namun memastikan lokasinya berada di wilayah Sentani.
Menurut Nelson, Dinas Pendidikan harus lebih peka dan tidak menunggu kejadian besar baru bergerak. Ia mendorong adanya kerja sama yang intens antara Dinas Pendidikan, BNN, dan para kepala sekolah. Ia menilai pencegahan tidak boleh sekadar menjadi program formalitas.
“Mereka harus jemput bola. Buat kerja sama dengan BNN, libatkan kepala sekolah. Jangan hanya program formalitas. Kalau perlu, pemeriksaan dilakukan beberapa kali dalam sebulan,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan informasi bahwa di salah satu sekolah, terdapat indikasi siswa yang bukan hanya menjadi pengguna, tetapi juga bertindak sebagai perantara atau pengedar.
SENTANI – Wakil Ketua III DPR Kabupaten Jayapura, Nelson Yohosua Ondi, menyesalkan minimnya respons dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura terkait maraknya penyalahgunaan narkotika di kalani pelajar. Ia menyebut bahwa persoalan ini sudah berulang kali ia sampaikan, namun sampai kini belum ada langkah konkret yang terlihat.
“Ini sudah kali kedua saya bicara soal narkoba di sekolah. Saya sangat sesali karena Dinas Pendidikan tidak merespon secara serius,” ujarnya Sabtu (29/11).
Nelson mengungkapkan adanya temuan terbaru yang mencengangkan. Berdasarkan data dari BNN Kabupaten Jayapura, terdapat sekitar 13 siswa dari salah satu sekolah di wilayah Sentani yang dinyatakan positif menggunakan narkoba. Temuan itu diperoleh hanya beberapa hari lalu.
“Datanya ada di BNN, dan itu baru beberapa hari yang lalu. Ada sekitar 13 siswa yang positif narkoba. Ini sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Nelson menegaskan tidak dapat menyebut nama sekolah tersebut, namun memastikan lokasinya berada di wilayah Sentani.
Menurut Nelson, Dinas Pendidikan harus lebih peka dan tidak menunggu kejadian besar baru bergerak. Ia mendorong adanya kerja sama yang intens antara Dinas Pendidikan, BNN, dan para kepala sekolah. Ia menilai pencegahan tidak boleh sekadar menjadi program formalitas.
“Mereka harus jemput bola. Buat kerja sama dengan BNN, libatkan kepala sekolah. Jangan hanya program formalitas. Kalau perlu, pemeriksaan dilakukan beberapa kali dalam sebulan,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan informasi bahwa di salah satu sekolah, terdapat indikasi siswa yang bukan hanya menjadi pengguna, tetapi juga bertindak sebagai perantara atau pengedar.