SENTANI -Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang mengatakan, kasus malaria di Kabupaten Jayapura masih cukup tinggi di Provinsi Papua. Oleh karena itu, di tahun 2024 Dinkes Kabupaten Jayapura telah melakukan berbagai upaya diantaranya adanya kader kader Malaria yang ada di kampung kampung diperkuat untuk melayani masyarakat dalam memberi kesehatan, maupun memberikan penyuluhan serta sosialisasi bagaimana caranya untuk menurunkan dan mengeliminasi kasus malaria yang masih menjadi perhatian serius Pemkab Jayapura melalui Dinkes Kabupaten Jayapura.
Edward menjelaskan, pada tahun 2024, pada semester 1 penyakit malaria telah menjangkiti 25.364 orang dengan kasus tertinggi pada bulan Maret 2024 yang hampir mencapai 5000 kasus.
Untuk distrik dengan kasus tertinggi malaria masih terjadi pada Distrik Yapsi/ Taja dengan API 418,8/1000 Penduduk, diikuti Distrik Namblong, dan Distrik Sentani Barat. Malaria pada ibu hamil juga menjadi salah satu prioritas penanganan karena dapat mengakibatkan anemia berat pada ibu dan mengakibatkan kematian pada ibu dan anak.
“Pada Semester I ini juga telah didistribusikan 1.575 kelambu dan 530 kelambu pada ibu hamil dengan kasus terjaring malaria pada ibu hamil sebanyak 110 ibu dan telah dilaksanakan tata pengobatan sesuai standard,”ucapnya, Senin (30/9) kemarin.
Dijelaskan, Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan plasmodium, yaitu makhluk hidup bersel satu yang termasuk dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung Plasmodium di dalamnya.
Plasmodium yang berpindah ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, lalu akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Di Indonesia, penyebaran penyakit malaria paling tinggi berada di Provinsi Papua dan Papua Barat yaitu 31,39% dan 31,29% pada 2015. Dua provinsi tersebut mendapat perhatian lebih dari pemerintah khususnya pihak Kemenkes.
Untuk itu, dalam upaya dilakukan Eliminasi Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinkes Kabupaten Jayapura telah melakukan beberapa upaya antara lain Akselerasi Strategi akselerasi dilakukan secara menyeluruh di wilayah endemis tinggi malaria, Eliminasi Strategi eliminasi dilakukan pada daerah endemis rendah.
Kegiatan yang dilakukan adalah penemuan dini pengobatan tepat, penguatan surveilans migrasi, surveilans daerah yang rawan perindukan vektor (reseptif). Penemuan kasus aktif (Mass Blood Survey), dan penguatan rumah sakit rujukan. Dan terus mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan lingkungan jangan sampai jentik nyamuk malaria ini terus berkembang biak.(dil)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos