Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Pengungsi Butuh Bantuan dan Trauma Healing

Para Pengungsi di Kodim 1702/ Jayawijaya saat menganti mengambil Makan siang dan air mineral yang disediakan dari Kodim 1702/ Jayawijaya dan rekanan. ( FOTO : Denny/ Cepos )

WAMENA – Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf. Candra Dianto mengungkapkan bahwa 2500 pengungsi yang terdata di Kodim 1702 / Jayawijaya hingga hari ketiga pasca aksi anarkis kemarin, belum mendapat bantuan dari pemprov Papua seperti yang dijanjikan. 

  Sejak awal mereka datang mencari perlindungan di Kodim 1702/ Jayawijaya, dan  telah dibangun posko dan didirikan dapur umum dengan menggunakan logistik yang ada di Kodim yang melibatkan anggota dan Ibu –ibu Persit.

  Dandim mengaku telah mendapat dukungan dapur lapangan untuk memenuhi kebutuhan logidstik pengungsi untuk makan pagi  dan malam. Saat ini posko juga berfungsi untuk dukungan logistik dan pihaknya juga akan memberikan trauma healing bagi anak-anak seperti membuat tempat bermain sehingga ada aktifitas dan tidak terkesan membosankan selama di pengungsian.

  “Kita juga memberikan fasilitas keamanan apabila mereka ingin kembali ke rumahnya mengambil pakaian atau barang lainnya dilakukan dengan pengawalan pengamanan anggota Kodim bagi pengungsi yang rumahnya tidak terbakar karena mereka masih betah tinggal di pengungsian seperti ini,”ungkapnya Kamis (26/9) kemarin.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 Tinggal Satu Orang, Pengawasan Penumpang Diperketat

    Meski sudah dijanjikan bantuan, namun menurut Dandim, sampai saat ini bantuan dari Pemprov Papua belum juga nampak di Kodim 1702 / Jayawijaya, sehingga masih menggunakan dari rekanan yang memberikan bantuan tersebut, sementara saat ini yang dibutuhkan pengungsi yakni selimut,  kasur, dan tentunya masih bahan makanan.

  Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, pemusatan dapur umum akan dibuka di gedung pertemuan Ukumearek Asso jalan Yos Sudarso Wamena.   “Dapur umum ini kami akan masak makanan dan nantinya akan distribusikan ke titik-titik pengungsi. Tetapi kalau di Kodim sudah ada bantuan dapur umum dari Kodam, sedangkan dapur umum di Ukumearek Asso itu difokuskan pada pengungsi yang ada di tempat lainya,” katanya

   Kepala Dinas, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Papua, Ribka Haluk mengatakan pelayanan dapur umum ini merupakan bagian dari tanggap darurat yang sesuai prosedur dilakukan selama 14 hari yang dipusatkan di gedung Ukumearek Asso.

Baca Juga :  Polres Jayawijaya Siap Amankan Deklarasi Papua Damai

  “Bantuan untuk soal makan tetapi juga ada peralatan yang disiapkan. Selain makan minum, pasti ada pembersihan puing-puing dan sudah diarahkan untuk daerah ini agar pulih kembali dengan menurunkan tim yang disiapkan,” kata Ribka Haluk.

  Ribka menambahkan bantuan yang sudah tiba Kamis (26/9) berupa beras, lauk pauk, bahan makan, peralatan masak dan perlengkapan pakaian untuk bayi dan peralatan makan untuk keluarga sehingga pengungsi di Jayawijaya merasa diperhatikan juga oleh Pemerintah Provinsi Papua.

  “Memang kapasitasnya masih terbatas, karena memang kita kesulitan dengan  transportasi pesawat yang diberikan kepada kami, sehingga   tidak bisa mobilisasi semua, sehingga hari ini hanya bisa dapat satu ton untuk berbagai item,” bebernya. (jo/tri)

Para Pengungsi di Kodim 1702/ Jayawijaya saat menganti mengambil Makan siang dan air mineral yang disediakan dari Kodim 1702/ Jayawijaya dan rekanan. ( FOTO : Denny/ Cepos )

WAMENA – Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf. Candra Dianto mengungkapkan bahwa 2500 pengungsi yang terdata di Kodim 1702 / Jayawijaya hingga hari ketiga pasca aksi anarkis kemarin, belum mendapat bantuan dari pemprov Papua seperti yang dijanjikan. 

  Sejak awal mereka datang mencari perlindungan di Kodim 1702/ Jayawijaya, dan  telah dibangun posko dan didirikan dapur umum dengan menggunakan logistik yang ada di Kodim yang melibatkan anggota dan Ibu –ibu Persit.

  Dandim mengaku telah mendapat dukungan dapur lapangan untuk memenuhi kebutuhan logidstik pengungsi untuk makan pagi  dan malam. Saat ini posko juga berfungsi untuk dukungan logistik dan pihaknya juga akan memberikan trauma healing bagi anak-anak seperti membuat tempat bermain sehingga ada aktifitas dan tidak terkesan membosankan selama di pengungsian.

  “Kita juga memberikan fasilitas keamanan apabila mereka ingin kembali ke rumahnya mengambil pakaian atau barang lainnya dilakukan dengan pengawalan pengamanan anggota Kodim bagi pengungsi yang rumahnya tidak terbakar karena mereka masih betah tinggal di pengungsian seperti ini,”ungkapnya Kamis (26/9) kemarin.

Baca Juga :  Pembayaran Honor PPS di Yalimo Salah Sasaran?

    Meski sudah dijanjikan bantuan, namun menurut Dandim, sampai saat ini bantuan dari Pemprov Papua belum juga nampak di Kodim 1702 / Jayawijaya, sehingga masih menggunakan dari rekanan yang memberikan bantuan tersebut, sementara saat ini yang dibutuhkan pengungsi yakni selimut,  kasur, dan tentunya masih bahan makanan.

  Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, pemusatan dapur umum akan dibuka di gedung pertemuan Ukumearek Asso jalan Yos Sudarso Wamena.   “Dapur umum ini kami akan masak makanan dan nantinya akan distribusikan ke titik-titik pengungsi. Tetapi kalau di Kodim sudah ada bantuan dapur umum dari Kodam, sedangkan dapur umum di Ukumearek Asso itu difokuskan pada pengungsi yang ada di tempat lainya,” katanya

   Kepala Dinas, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Papua, Ribka Haluk mengatakan pelayanan dapur umum ini merupakan bagian dari tanggap darurat yang sesuai prosedur dilakukan selama 14 hari yang dipusatkan di gedung Ukumearek Asso.

Baca Juga :  Usulkan APBD Perubahan TA 2023 Capai 1,5 Trilyun Lebih

  “Bantuan untuk soal makan tetapi juga ada peralatan yang disiapkan. Selain makan minum, pasti ada pembersihan puing-puing dan sudah diarahkan untuk daerah ini agar pulih kembali dengan menurunkan tim yang disiapkan,” kata Ribka Haluk.

  Ribka menambahkan bantuan yang sudah tiba Kamis (26/9) berupa beras, lauk pauk, bahan makan, peralatan masak dan perlengkapan pakaian untuk bayi dan peralatan makan untuk keluarga sehingga pengungsi di Jayawijaya merasa diperhatikan juga oleh Pemerintah Provinsi Papua.

  “Memang kapasitasnya masih terbatas, karena memang kita kesulitan dengan  transportasi pesawat yang diberikan kepada kami, sehingga   tidak bisa mobilisasi semua, sehingga hari ini hanya bisa dapat satu ton untuk berbagai item,” bebernya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya