Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Bupati Mamteng Dukung Penutupan Bandara Wamena

Ketua PAC Distrik Samofa Erik Rantetasak, S.IP ketika menyerahkan struktur nama pengurus sebelum dilakukan pelantikan 19 pengurus PAC secara bersamaan di Hotel Intsia, Sabtu (25/7). ( FOTO: Fiktor/Cepos)

JAYAPURA-Penutupan kembali aktivitas pelayanan penumpang di Bandara Wamena mulai Senin (27/7) hari ini mendapat dukungan dari Bupati Mamberamo Tengah (Mamteng), Ricky Ham Pagawak, SH., M.Si.

Penutupan sementara Bandara Wamena untuk aktivitas pelayanan penumpang diakuinya sangat tepat guna mencegah meningkatnya kasus Covid-19 pasca dibukanya aktivitas pelayanan penumpang akhir Juni lalu. 

“Kami bupati se-Pegunungan Tengah mendukung penutupan sementara Bandara Wamena untuk pelayanan penumpang. Lebih bagus kita mencegah agar kasus positif Corona tidak terus bertambah,” tuturnmya kepada wartawan di Distrik Abepura, Sabtu (25/7).

Selain penutupan sementara akses pelayanan penumpang di bandara Wamena, Bupati Ham Pagawak juga mendukung penutupan akses jalan darat dari Jayapura ke Pegunungan Tengah melalui Kabupaten Yalimo. “Bupati Lapago setuju dengan penutupan Bandara Wamena. Termasuk menutup akses darat melalui Kabupaten Yalimo,” tuturnya.

Baca Juga :  Jembatan Dibenahi, Bantuan Pengungsi Yalimo Tiba

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Mamberamo Tengah, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah di Pegunungan Tengah Papua yang berbatasan dengan Mamberamo Tengah, memperketat pengawasan di pos-pos perbatasan. 

“Sampai hari ini pos penjagaan kami sangat ketat. Masing-masing daerah sudah memiliki pos dan masuk keluar harus diperiksa. Jadi apabila ada warga yang kondisinya mencurigakan atau melakukan perjalanan dari luar daerah tidak izinkan masuk Mamteng. Sebab kami sudah punya pengalaman dua warga yang terpapar Covid-19 dan sembuh,” tandasnya.

Dua kasus positif Covid-19 yang pernah terjadi di Kabupaten Mamteng menurut Ham Pagawak menjadi pelajaran berharga bagi dirinya sebagai kepala daerah dan seluruh jajaran serta masyarakat di Kabupaten Mamberamo Tengah. “Nyawa satu orang Mamberamo Tengah sangat berharga apalagi nyawa orang Papua,” tegasnya. 

Baca Juga :  Diduga Ada Bandar Besar yang Pasok Sabu ke Wamena

Selain memperketat pengawasan di perbatasan, Pemkab Mamteng menurutnya juga telah melakukan kegiatan rapid tes massal di kampung-kampung. Hingga saat ini tinggal dua kampung yang belum dilakukan rapid tes. 

“Secara keseluruhan jumlah warga yang sudah kami rapid tes sebanyak 10.400 lebih. Dari jumlah tersebut 200-an dinyatakan reaktif. Untuk itu, kami turun ke Kota Jayapura guna meminta bantuan tim Covid Provinsi Papua untuk mendukung. Karena swab tes itu agak sulit,” tambahnya.

Mengenai penerapan new normal, Bupati Ham Pagawak mengatakan tidak mudah untuk menerapkan new normal di tengah kondisi pandemi Covid-19 di wilayah Pegunungan Tengah Papua. 

Dengan kondisi sosial masyarakat Pegunungan Tengah Papua yang sangat erat kekeluargaannya, diakuinya menjadi tantangan yang tidak mudah dalam penerapan new normal. 

“Aktivitas masyarakat setiap hari tidak pernah terlepas dari kontak fisik dalam berinteraksi. Sepuluh kali bertemu, sepuluh kali jabat tangan,” tutupnya. (nat) 

Ketua PAC Distrik Samofa Erik Rantetasak, S.IP ketika menyerahkan struktur nama pengurus sebelum dilakukan pelantikan 19 pengurus PAC secara bersamaan di Hotel Intsia, Sabtu (25/7). ( FOTO: Fiktor/Cepos)

JAYAPURA-Penutupan kembali aktivitas pelayanan penumpang di Bandara Wamena mulai Senin (27/7) hari ini mendapat dukungan dari Bupati Mamberamo Tengah (Mamteng), Ricky Ham Pagawak, SH., M.Si.

Penutupan sementara Bandara Wamena untuk aktivitas pelayanan penumpang diakuinya sangat tepat guna mencegah meningkatnya kasus Covid-19 pasca dibukanya aktivitas pelayanan penumpang akhir Juni lalu. 

“Kami bupati se-Pegunungan Tengah mendukung penutupan sementara Bandara Wamena untuk pelayanan penumpang. Lebih bagus kita mencegah agar kasus positif Corona tidak terus bertambah,” tuturnmya kepada wartawan di Distrik Abepura, Sabtu (25/7).

Selain penutupan sementara akses pelayanan penumpang di bandara Wamena, Bupati Ham Pagawak juga mendukung penutupan akses jalan darat dari Jayapura ke Pegunungan Tengah melalui Kabupaten Yalimo. “Bupati Lapago setuju dengan penutupan Bandara Wamena. Termasuk menutup akses darat melalui Kabupaten Yalimo,” tuturnya.

Baca Juga :  Sayangkan Masih Ada Rasisme

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Kabupaten Mamberamo Tengah, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah di Pegunungan Tengah Papua yang berbatasan dengan Mamberamo Tengah, memperketat pengawasan di pos-pos perbatasan. 

“Sampai hari ini pos penjagaan kami sangat ketat. Masing-masing daerah sudah memiliki pos dan masuk keluar harus diperiksa. Jadi apabila ada warga yang kondisinya mencurigakan atau melakukan perjalanan dari luar daerah tidak izinkan masuk Mamteng. Sebab kami sudah punya pengalaman dua warga yang terpapar Covid-19 dan sembuh,” tandasnya.

Dua kasus positif Covid-19 yang pernah terjadi di Kabupaten Mamteng menurut Ham Pagawak menjadi pelajaran berharga bagi dirinya sebagai kepala daerah dan seluruh jajaran serta masyarakat di Kabupaten Mamberamo Tengah. “Nyawa satu orang Mamberamo Tengah sangat berharga apalagi nyawa orang Papua,” tegasnya. 

Baca Juga :  ASN Yahukimo Diminta Kembali ke Tempat Tugas

Selain memperketat pengawasan di perbatasan, Pemkab Mamteng menurutnya juga telah melakukan kegiatan rapid tes massal di kampung-kampung. Hingga saat ini tinggal dua kampung yang belum dilakukan rapid tes. 

“Secara keseluruhan jumlah warga yang sudah kami rapid tes sebanyak 10.400 lebih. Dari jumlah tersebut 200-an dinyatakan reaktif. Untuk itu, kami turun ke Kota Jayapura guna meminta bantuan tim Covid Provinsi Papua untuk mendukung. Karena swab tes itu agak sulit,” tambahnya.

Mengenai penerapan new normal, Bupati Ham Pagawak mengatakan tidak mudah untuk menerapkan new normal di tengah kondisi pandemi Covid-19 di wilayah Pegunungan Tengah Papua. 

Dengan kondisi sosial masyarakat Pegunungan Tengah Papua yang sangat erat kekeluargaannya, diakuinya menjadi tantangan yang tidak mudah dalam penerapan new normal. 

“Aktivitas masyarakat setiap hari tidak pernah terlepas dari kontak fisik dalam berinteraksi. Sepuluh kali bertemu, sepuluh kali jabat tangan,” tutupnya. (nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya