Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Stres Didenda Adat, Seorang Pria Nekat Gantung Diri

Korban Goliat Walilo yang masih tergantung di pohon setinggi 8 meter di ujung Kampung Apalapsili, Distrik Apalapsili Kabupaten Yalimo ( FOTO : Dok Polres Jayawijaya)

WAMENA_Diduga stress karena tak mampu membayar mas kawin dari istrinya dan tak mampu menahan tuntutan  dari keluarga sang istri, seorang pria bernama Goliad W (35) warga Kampung Aphalapsili Kabupaten Yalimo nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri denga seutas tali di atas pohon setinggi 8 meter, Senin (22/7).

  Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos di Polres Jayawijaya, awalnya pada Sabtu (13/7) sekira pukul 14.00 WIT, terjadi permasalahan keluarga antara korban Goliad W dan Mariana W. Dimana saat itu korban telah mengusir istrinya dan telah mengambil atau membongkar barang yang telah dibelinya,  yaitu atap kandang wam,  kaca loper,  tangki air dan beberapa barang lainnya untuk dipindahkan ke rumah saudaranya yaitu Agus Kepno yang berada di Kampung Lambukmo.

   Korban Goliad   juga mengambil tanaman nanas untuk diberikan kepada istri Agus Kepno. Mengetahui hal tersebut, istri korban semakin marah.  Puncaknya, Minggu (14/7) sekira pukul 09.30 WIT, pihak keluarga Mariana Walinggen yang berada di Distrik Elelim datang ke   Kampung Apalapsili untuk mencari  korban dengan tujuan untuk menuntut pertanggungjawaban korban atas semua perbuatan yang telah dilakukan terhadap istrinya. 

Baca Juga :  Barang Berat Lebih Condong Diangkut Jalur Darat

  Namun karena pihak keluarga Mariana W  tidak bertemu dengan korban Goliad, sehingga pihak keluarga sang istri mengadukan permasalahan tersebut kepada sekretaris kampung Apalapsili untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara adat di kantor kampung Apahapsili, Sabtu (18/7). 

   Dari penyelesaian adat masalah perceraian  antara korban Goliad  dengan istrinya, terungkap korban hingga sekarang ini belum memberikan mas kawin ke pihak keluarga istrinya. Berdasar ketentuan adat, korban bisa menceraikan istrinya  dengan syarat atau denda adat 6 ekor wam (babi) dan uang sebanyak Rp 50 juta. 

   Diduga karena stress dengan denda adat ini, korban menghilang  dan ditemukan tewas gantung diri, Senin (22/7) pagi. “Korban ditemukan gantung diri di pohon setinggi sekitar 8  meter,”ungkap  Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya.

Baca Juga :  Pendistribusian Beras Bantuan Pangan, Perlu Pengawasan Bersama

  Menruut Kapolres, jenazah Goliad Walilo sempat dibawa ke puskesmas sebelum dibawa ke rumah duka. Namun keluarga almarhum Goliad datang dari Distrik Elelim ke Distrik Apahapsili langsung melakukan pembakaran rumah milik Goliad o yang mengakibatkan kerugian materiil sekitar Rp 120 juta. Polisi pun dikerahkan utnuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 

  “Kita antisipasi hal –hal yang tidak diinginkan dari permasalahan keluarga yang membuat korban mengakhiri hidupnya sendiri,”tutur Kapolres. (jo/tri)

Korban Goliat Walilo yang masih tergantung di pohon setinggi 8 meter di ujung Kampung Apalapsili, Distrik Apalapsili Kabupaten Yalimo ( FOTO : Dok Polres Jayawijaya)

WAMENA_Diduga stress karena tak mampu membayar mas kawin dari istrinya dan tak mampu menahan tuntutan  dari keluarga sang istri, seorang pria bernama Goliad W (35) warga Kampung Aphalapsili Kabupaten Yalimo nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri denga seutas tali di atas pohon setinggi 8 meter, Senin (22/7).

  Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos di Polres Jayawijaya, awalnya pada Sabtu (13/7) sekira pukul 14.00 WIT, terjadi permasalahan keluarga antara korban Goliad W dan Mariana W. Dimana saat itu korban telah mengusir istrinya dan telah mengambil atau membongkar barang yang telah dibelinya,  yaitu atap kandang wam,  kaca loper,  tangki air dan beberapa barang lainnya untuk dipindahkan ke rumah saudaranya yaitu Agus Kepno yang berada di Kampung Lambukmo.

   Korban Goliad   juga mengambil tanaman nanas untuk diberikan kepada istri Agus Kepno. Mengetahui hal tersebut, istri korban semakin marah.  Puncaknya, Minggu (14/7) sekira pukul 09.30 WIT, pihak keluarga Mariana Walinggen yang berada di Distrik Elelim datang ke   Kampung Apalapsili untuk mencari  korban dengan tujuan untuk menuntut pertanggungjawaban korban atas semua perbuatan yang telah dilakukan terhadap istrinya. 

Baca Juga :  Barang Berat Lebih Condong Diangkut Jalur Darat

  Namun karena pihak keluarga Mariana W  tidak bertemu dengan korban Goliad, sehingga pihak keluarga sang istri mengadukan permasalahan tersebut kepada sekretaris kampung Apalapsili untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara adat di kantor kampung Apahapsili, Sabtu (18/7). 

   Dari penyelesaian adat masalah perceraian  antara korban Goliad  dengan istrinya, terungkap korban hingga sekarang ini belum memberikan mas kawin ke pihak keluarga istrinya. Berdasar ketentuan adat, korban bisa menceraikan istrinya  dengan syarat atau denda adat 6 ekor wam (babi) dan uang sebanyak Rp 50 juta. 

   Diduga karena stress dengan denda adat ini, korban menghilang  dan ditemukan tewas gantung diri, Senin (22/7) pagi. “Korban ditemukan gantung diri di pohon setinggi sekitar 8  meter,”ungkap  Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya.

Baca Juga :  Pendistribusian Beras Bantuan Pangan, Perlu Pengawasan Bersama

  Menruut Kapolres, jenazah Goliad Walilo sempat dibawa ke puskesmas sebelum dibawa ke rumah duka. Namun keluarga almarhum Goliad datang dari Distrik Elelim ke Distrik Apahapsili langsung melakukan pembakaran rumah milik Goliad o yang mengakibatkan kerugian materiil sekitar Rp 120 juta. Polisi pun dikerahkan utnuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 

  “Kita antisipasi hal –hal yang tidak diinginkan dari permasalahan keluarga yang membuat korban mengakhiri hidupnya sendiri,”tutur Kapolres. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya