Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Masyarakat Distrik Asologaima Terima Pembangunan RSUD Tipe D

WAMENA–Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D di Distrik Asologaima yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, akhirnya terwujud, setelah empat pertemuan, di mana ada warga yang menerima dan ada yang menolak.

Pada pertemuan kemarin, sempat terjadi pro kontra antar masyarakat yang menerima dan menolak rencana pembangunan di lokasi awal yang telah ditentukan oleh pemerintah berdasarkan kajian. Namun masyarakat setempat akhirnya sepakat untuk menerima pembangunan rumah sakit dengan luas 3 hektar. Awalnya, rencana pembangunan rumah sakit tersebut dilaksanakan di Kimbim, namun hasil kesepakatan bersama, masyarakat memindahkan lokasi di Kampung Araboda, Distrik Assologaima.

Kepala Suku Assologaima, Mulik Doga menyatakan, awalnya semua pemilik hak ulayat tidak ada yang keberatan, karena berpikir rumah sakit merupakan hal yang positif untuk masyarakat dan anak cucu  ke depan. Sedangkan yang negatif, telah dijelaskan oleh pemerintah bahwa sudah ada kajian untuk menghindari hal itu.

“Ini pembangunan untuk penyelamatan masyarakat kita. Jika kita tolak hari ini, maka ke depan akan ada stigma bahwa kami masyarakat Assologaima suka menolak pembangunan,”ungkapnya Kamis (17/3) kemarin dalam pertemuan dengan Sekda Jayawijaya,Thony M Mayor.

Di tempat yang sama, salah satu warga Asologaima, Elius Wenda menilai jika rencana pembangunan rumah sakit tipe D di distrik ini harus ada kajian lebih baik, di sini ada tempat main bola, kebun masyarakat, dan yang ditakutkan, limbah airnya dapat merusak kualitas air sungai, sehingga pihaknya tolak.

Baca Juga :  Polres Jayawijaya Kirim 70 Personelnya ke Yalimo

Warga lainnya, Betty Tabuni mengatakan,  sebenarnya pihaknya tidak tolak rumah sakit, tapi dirinya meminta kepada pemerintah untuk lihat dari sisi ukuran atau luas lokasi. Kemudian berdasarkan pengalaman, banyak fasilitas pemerintahan di sini, tapi  bisa dilihat sumber daya manusia di sini sangat kurang.

“Contohnya, banyak yang selesai sekolah, tapi mereka mengabdi di luar distrik ini. Kami juga minta agar nnti melibatkan masyarakat setempat saat pembangunan rumah sakit,”bebernya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jayawijaya, Thony M Mayor, SPd, MM mengatakan, terkait dengan hasil pertemuan dengan masyarakat Distrik Assologaima, masih ada pro dan kontra. Pro kontra ini bukan menolak, hanya yang dipersoalkan soal AMDALnya, harus ada kajian lingkungan.

“ Kami juga memberikan apresiasi kepada masyarakat yang sudah menerima kami dan berdialog.Kami juga memberikan apresiasi kepada anak-anak mahasiswa yang cukup jeli melihat hal ini. Jadi mereka memberikan masukan untuk hal yang positif, untuk membangun rumah sakit harus memperhatikan dampak lingkungan,”bebernya.

Baca Juga :  FKUB Siap Lawan Oknum yang Ingin Perjudian Dilegalkan

Ia menyatakan, kajian-kajian dampak lingkungan ini harus diperhatikan, itu hal yang positif, jadi menyangkut lokasi, tadi masyarakat sudah bicara dan pihaknya dari pemerintah sampaikan kepada bapak bupati, dan nanti baru ada keputusan.

“ Harus ada yang kita lakukan agar mereka bisa senang, rasa memiliki bahwa pembangunan juga bagian dari pada mereka. Terkait lokasi mereka, tidak menolak karena dilihat dari lokasi mungkin kurang luas sehingga mereka serahkan lokasi yang luas untuk pengembangan ke depan. Itu hal yang positif, tetapi kami akan sampaikan ke bapak bupati sebagai kepala daerah dan wkil wakil bupati,”tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bagian Aset Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Maikel Christian Wanma menyatakan, proses lelang dan lain-lain tetap jalan. Pihknya bersyukur karena masyarakat telah menerima terkait rencana pembangunan rumah sakit tersebut.

“Hanya nanti proses selanjutnya kita kembalikan kepada masyarakat untuk menetapkan di mana lokasi yang sebenarnya, terkait dengan lelang dan lain-lain tetap jalan sesuai prosedur yang berlaku,”pungkasnya.(jo/tho)

WAMENA–Rencana Pembangunan Rumah Sakit Tipe D di Distrik Asologaima yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya, akhirnya terwujud, setelah empat pertemuan, di mana ada warga yang menerima dan ada yang menolak.

Pada pertemuan kemarin, sempat terjadi pro kontra antar masyarakat yang menerima dan menolak rencana pembangunan di lokasi awal yang telah ditentukan oleh pemerintah berdasarkan kajian. Namun masyarakat setempat akhirnya sepakat untuk menerima pembangunan rumah sakit dengan luas 3 hektar. Awalnya, rencana pembangunan rumah sakit tersebut dilaksanakan di Kimbim, namun hasil kesepakatan bersama, masyarakat memindahkan lokasi di Kampung Araboda, Distrik Assologaima.

Kepala Suku Assologaima, Mulik Doga menyatakan, awalnya semua pemilik hak ulayat tidak ada yang keberatan, karena berpikir rumah sakit merupakan hal yang positif untuk masyarakat dan anak cucu  ke depan. Sedangkan yang negatif, telah dijelaskan oleh pemerintah bahwa sudah ada kajian untuk menghindari hal itu.

“Ini pembangunan untuk penyelamatan masyarakat kita. Jika kita tolak hari ini, maka ke depan akan ada stigma bahwa kami masyarakat Assologaima suka menolak pembangunan,”ungkapnya Kamis (17/3) kemarin dalam pertemuan dengan Sekda Jayawijaya,Thony M Mayor.

Di tempat yang sama, salah satu warga Asologaima, Elius Wenda menilai jika rencana pembangunan rumah sakit tipe D di distrik ini harus ada kajian lebih baik, di sini ada tempat main bola, kebun masyarakat, dan yang ditakutkan, limbah airnya dapat merusak kualitas air sungai, sehingga pihaknya tolak.

Baca Juga :  Tak Sempat Diselamatkan, Seorang Bayi Tewas Terbakar

Warga lainnya, Betty Tabuni mengatakan,  sebenarnya pihaknya tidak tolak rumah sakit, tapi dirinya meminta kepada pemerintah untuk lihat dari sisi ukuran atau luas lokasi. Kemudian berdasarkan pengalaman, banyak fasilitas pemerintahan di sini, tapi  bisa dilihat sumber daya manusia di sini sangat kurang.

“Contohnya, banyak yang selesai sekolah, tapi mereka mengabdi di luar distrik ini. Kami juga minta agar nnti melibatkan masyarakat setempat saat pembangunan rumah sakit,”bebernya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Jayawijaya, Thony M Mayor, SPd, MM mengatakan, terkait dengan hasil pertemuan dengan masyarakat Distrik Assologaima, masih ada pro dan kontra. Pro kontra ini bukan menolak, hanya yang dipersoalkan soal AMDALnya, harus ada kajian lingkungan.

“ Kami juga memberikan apresiasi kepada masyarakat yang sudah menerima kami dan berdialog.Kami juga memberikan apresiasi kepada anak-anak mahasiswa yang cukup jeli melihat hal ini. Jadi mereka memberikan masukan untuk hal yang positif, untuk membangun rumah sakit harus memperhatikan dampak lingkungan,”bebernya.

Baca Juga :  Pemkab Jayawijaya Raih WTP Ketujuh Secara Beruntun

Ia menyatakan, kajian-kajian dampak lingkungan ini harus diperhatikan, itu hal yang positif, jadi menyangkut lokasi, tadi masyarakat sudah bicara dan pihaknya dari pemerintah sampaikan kepada bapak bupati, dan nanti baru ada keputusan.

“ Harus ada yang kita lakukan agar mereka bisa senang, rasa memiliki bahwa pembangunan juga bagian dari pada mereka. Terkait lokasi mereka, tidak menolak karena dilihat dari lokasi mungkin kurang luas sehingga mereka serahkan lokasi yang luas untuk pengembangan ke depan. Itu hal yang positif, tetapi kami akan sampaikan ke bapak bupati sebagai kepala daerah dan wkil wakil bupati,”tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bagian Aset Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Maikel Christian Wanma menyatakan, proses lelang dan lain-lain tetap jalan. Pihknya bersyukur karena masyarakat telah menerima terkait rencana pembangunan rumah sakit tersebut.

“Hanya nanti proses selanjutnya kita kembalikan kepada masyarakat untuk menetapkan di mana lokasi yang sebenarnya, terkait dengan lelang dan lain-lain tetap jalan sesuai prosedur yang berlaku,”pungkasnya.(jo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya