WAMENA–Hujan deras yang mengguyur Kota Wamena dan sekitarnya, membuat Kali Baliem meluap. Akibatnya, perkebunan masyarakat yang berada di wilayah bantaran kali tersebut, gagal panen lantaran sejak tadi malam digenangi oleh air.
Seperti yang terjadi di Distrik Maima Kabupaten Jayawijaya, ada 5 kampung terkena imbas dari meluapnya Kali Baliem. Tidak hanya kebun mereka yang rusak, namun kolam ikan mereka juga terdampak.
Salah seorang warga yang ditemui di Kampung Minimo, Distrik Maima, Marthen Lokobal mengakui, ini merupakan banjir susulan. Awal Januari lalu sudah terjadi banjir, namun tidak separah ini, semua tanaman di kebun warga tergenang air.
“Kebanyakan lahan yang telah ditutupi air ini adalah lahan hipere (ubi jalar), cabe rawit, jagung dan beberapa komoditi lainnya, kebiasaan warga di satu lahan bisa menanam beberapa komoditi, sekarang semua tak bisa terselamatkan,” ungkapnya Jumat (10/2) saat ditemui di Kampung Minimo.
Marthen juga mengaku tanaman cabai rawit miliknya yang terhitung ada puluhan bedeng juga tergenang air, ia sendiri sudah gagal panen selama dua kali sejak banjir pertama pada Januari lalu, namun ia sudah menanam kembali dan saat ini banjir kembali datang.
Marthen mengaku, banjir ini biasanya tiap tahun terjadi di awal tahun dan di akhir tahun, namun tahun ini sejak Januari sampai Februari ini.
Di tempat yang sama, salah satu tokoh masyarakat di Kampung Minimo, Melkius Wamo menyatakan, dalam membuat kebun, masyarakat tidak pernah mempertimbangkan geografis dari satu wilayah.
“Kami ingin sampaikan kepada warga agar melihat geografis alam agar tidak terus menjadi korban banjir,”harapnya.
Secara terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayawijaya, Amsal Wamo ketika dikonfirmasi menyatakan, sampai saat ini BPBD belum mendapat laporan tentang bencana banjir tersebut dari pemerintah distrik dan kampung, jika banjir di daerah pinggiran Kali Baliem yang menutupi perkebunan, hal itu masih dinilai wajar.(jo/tho)