Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Motif Penyerangan Kamp Pekerja Masih Diselidiki

Aparat Sebut Bocor Sobolim Ngamuk Karena Naksir Seorang Wanita

JAYAPURA –  Pasca evakuasi seorang pekerja tambang di Rolmo Adus Tuenoa (29) di Kampung Kawe Distrik Awimbon Kabupaten Pegunungan Bintang yang tewas dalam penyerangan yang dilakukan kelompok Bocor Sobolim, Sabtu (5/11). Polisi mulai melakukan penelusuran. Mengecek modus dan alasan pelaku melakukan penyerangan dan pembantaian.

Jenazah Rolmo sendiri informasinya telah diterbangkan ke Manokwari, Papua Barat untuk dimakamkan. Jenazah diterbangkan dari Bandara Boven Digul. Kapolres Kabupaten Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo menjelaskan bahwa hingga Senin (7/11) kemarin pihaknya masih menelusuri soal alasan Bocor melakukan penyerangan dan pembakaran camp serta membunuh satu pekerja.

Dari informasi yang beredar kata Cahyo  ini disebabkan oleh kekesalan Bocor yang gagal mendapatkan seorang wanita. Dikatakan bahwa Bocor sedang naksir seorang wanita di lokasi kamp atau lokasi penambangan. Namun sayangnya wanita tersebut ternyata sudah memiliki suami  dan disitulah ia ngamuk dan menyampaikan akan menyerang lokasi kamp.

Penyampaian ini dibuktikan dimana pada Sabtu (5/11) ia menyerang kamp di minning 81 kemudian membakar lokasi kamp dan menganiaya seorang pekerja tambang hingga tewas. Korban ditemukan tewas dengan kondisi pergelangan tangan putus. Banyaknya darah yang mengalir membuat nyawanya tak tertolong.

“Jadi informasi yang kami dapat seperti itu, Bocor ini naksir perempuan yang OAP juga tapi ternyata sudah punya suami dan iapun marah,” jelas Kapolres. AKBP Cahyo menyampaikan bahwa dirinya ingin mengkroscek secara detail apakah betul alasannya seperti itu sebab mengapa hanya karena wanita yang merupakan istri orang lain ia harus menyerang dan mengorbankan warga sipil. “Ini lagi kami dalami,”  imbuhnya.

Baca Juga :  CPNS Harus Mencintai Daerah dan Orang Mamberamo Tengah!

Untuk saat ini dikatakan  situasi disekitar lokasi camp relatif kondusif meski masih banyak yang ketakutan dan memilih menjauh dari lokasi kamp.

Sementara Danrem 172/PWY, Brigjend TNI J.O  Sembiring  menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Bocor merupakan perbuatan kriminal murni. “Kekerasan yang dibarengi dengan pembunuhan terhadap masyarakat yang dilakukan kelompok Bocor Sobolim berkaitan dengan seorang perempuan yang menolak untuk menjadi istri dari Bocor Sobolim. Yang bersangkutan marah dan membunuh masyarakat disekitar lokasi,” kata Danrem.

Gagal mendapatkan wanita itulah membuat Bocor kesal kemudian gelap mata dan melakukan penyerangan. Iapun meminta warga penambang untuk lebih berhati-hati. “Kalau bisa menghentikan dulu aktifitas pendulangannya,” saran Danrem.

Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan pihaknya akan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kriminal di kawasan penambangan yang berada diantara Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Kabupaten Yahukimo.

Baca Juga :  Dandim 1702/Jayawijaya Tegaskan Dukung Pembangunan Papua Pegunungan

“Memang benar aparat keamanan dari TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan penegakan hukum di kawasan penambangan yang beberapa seringkali diganggu kelompok kriminal.

Pembunuhan yang dilakukan sudah di luar batas kemanusiaan sehingga kami akan melaksanakan penegakan hukum, ” kata Fakhiri Senin (7/11).

Diakui, dari laporan yang diterima pelaku penyerangan bukan murni kelompok KKB tapi kelompok kriminal yang kemungkinan melakukan aksi ada permintaannya yang tidak dipenuhi.

Kawasan penambangan berada di pedalaman yang sulit dijangkau sehingga bila penegakan hukum dilakukan harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan seksama. “Untuk mencapai lokasi harus menggunakan helikopter, ” kata Fakhiri.

Kapolda Papua mengakui pihaknya sudah berulang kali mengimbau agar warga tidak melakukan penambangan mengingat Juli lalu kawasan itu juga diserang dan seorang pekerjanya dipenggal kepalanya hingga hanya tubuhnya yang dimakamkan.

“Bagi warga yang mencari nafkah di daerah rawan diharapkan selalu waspada karena nyawa tidak ada gantinya,” kata Fakhiri.

Kelompok kriminal pimpinan Bocor Sobolim, Sabtu (5/11) kembali melakukan aksinya dengan menyerang dan membakar kamp mining 81 di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Kabupaten Pegunungan Bintang hingga menyebabkan seorang penambang meninggal.

Sebelumnya Juli lalu pelaku dan kelompoknya juga menyerang dan membakar kamp di dekat TKP dan menebas seorang penambang serta membawa kabur kepalanya. (ade/antara/wen)

Aparat Sebut Bocor Sobolim Ngamuk Karena Naksir Seorang Wanita

JAYAPURA –  Pasca evakuasi seorang pekerja tambang di Rolmo Adus Tuenoa (29) di Kampung Kawe Distrik Awimbon Kabupaten Pegunungan Bintang yang tewas dalam penyerangan yang dilakukan kelompok Bocor Sobolim, Sabtu (5/11). Polisi mulai melakukan penelusuran. Mengecek modus dan alasan pelaku melakukan penyerangan dan pembantaian.

Jenazah Rolmo sendiri informasinya telah diterbangkan ke Manokwari, Papua Barat untuk dimakamkan. Jenazah diterbangkan dari Bandara Boven Digul. Kapolres Kabupaten Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo menjelaskan bahwa hingga Senin (7/11) kemarin pihaknya masih menelusuri soal alasan Bocor melakukan penyerangan dan pembakaran camp serta membunuh satu pekerja.

Dari informasi yang beredar kata Cahyo  ini disebabkan oleh kekesalan Bocor yang gagal mendapatkan seorang wanita. Dikatakan bahwa Bocor sedang naksir seorang wanita di lokasi kamp atau lokasi penambangan. Namun sayangnya wanita tersebut ternyata sudah memiliki suami  dan disitulah ia ngamuk dan menyampaikan akan menyerang lokasi kamp.

Penyampaian ini dibuktikan dimana pada Sabtu (5/11) ia menyerang kamp di minning 81 kemudian membakar lokasi kamp dan menganiaya seorang pekerja tambang hingga tewas. Korban ditemukan tewas dengan kondisi pergelangan tangan putus. Banyaknya darah yang mengalir membuat nyawanya tak tertolong.

“Jadi informasi yang kami dapat seperti itu, Bocor ini naksir perempuan yang OAP juga tapi ternyata sudah punya suami dan iapun marah,” jelas Kapolres. AKBP Cahyo menyampaikan bahwa dirinya ingin mengkroscek secara detail apakah betul alasannya seperti itu sebab mengapa hanya karena wanita yang merupakan istri orang lain ia harus menyerang dan mengorbankan warga sipil. “Ini lagi kami dalami,”  imbuhnya.

Baca Juga :  Penyaluran Bantuan Miskin Ekstrim TA 2023 Tersisah 5 Distrik dari 15

Untuk saat ini dikatakan  situasi disekitar lokasi camp relatif kondusif meski masih banyak yang ketakutan dan memilih menjauh dari lokasi kamp.

Sementara Danrem 172/PWY, Brigjend TNI J.O  Sembiring  menyampaikan bahwa apa yang dilakukan Bocor merupakan perbuatan kriminal murni. “Kekerasan yang dibarengi dengan pembunuhan terhadap masyarakat yang dilakukan kelompok Bocor Sobolim berkaitan dengan seorang perempuan yang menolak untuk menjadi istri dari Bocor Sobolim. Yang bersangkutan marah dan membunuh masyarakat disekitar lokasi,” kata Danrem.

Gagal mendapatkan wanita itulah membuat Bocor kesal kemudian gelap mata dan melakukan penyerangan. Iapun meminta warga penambang untuk lebih berhati-hati. “Kalau bisa menghentikan dulu aktifitas pendulangannya,” saran Danrem.

Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan pihaknya akan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kriminal di kawasan penambangan yang berada diantara Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Kabupaten Yahukimo.

Baca Juga :  Pembela HAM Yan Warinussy Ditembak dari Jarak 3 Meter

“Memang benar aparat keamanan dari TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan penegakan hukum di kawasan penambangan yang beberapa seringkali diganggu kelompok kriminal.

Pembunuhan yang dilakukan sudah di luar batas kemanusiaan sehingga kami akan melaksanakan penegakan hukum, ” kata Fakhiri Senin (7/11).

Diakui, dari laporan yang diterima pelaku penyerangan bukan murni kelompok KKB tapi kelompok kriminal yang kemungkinan melakukan aksi ada permintaannya yang tidak dipenuhi.

Kawasan penambangan berada di pedalaman yang sulit dijangkau sehingga bila penegakan hukum dilakukan harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan seksama. “Untuk mencapai lokasi harus menggunakan helikopter, ” kata Fakhiri.

Kapolda Papua mengakui pihaknya sudah berulang kali mengimbau agar warga tidak melakukan penambangan mengingat Juli lalu kawasan itu juga diserang dan seorang pekerjanya dipenggal kepalanya hingga hanya tubuhnya yang dimakamkan.

“Bagi warga yang mencari nafkah di daerah rawan diharapkan selalu waspada karena nyawa tidak ada gantinya,” kata Fakhiri.

Kelompok kriminal pimpinan Bocor Sobolim, Sabtu (5/11) kembali melakukan aksinya dengan menyerang dan membakar kamp mining 81 di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Kabupaten Pegunungan Bintang hingga menyebabkan seorang penambang meninggal.

Sebelumnya Juli lalu pelaku dan kelompoknya juga menyerang dan membakar kamp di dekat TKP dan menebas seorang penambang serta membawa kabur kepalanya. (ade/antara/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya