Apabila Sudah Tidak Digunakan Warga Lagi
WAMENA-Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE,M.Si ancam akan menutup Puskesmas Kampung Siepkosy, apabila tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Dalam kunjungan kerjanya ke Distrik Siepkosy, masyarakat mengeluhkan tidak adanya pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut, namun setelah ditelusuri, mengapa tidak ada pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut, ternyata ada miss komunikasi dengan masyarakat setempat.
Warga tak mau membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi karena yang ditakutkan adalah vaksinasi Covid -19 sehingga petugas memilih untuk melakukan pelayanan kesehatan di Pustu yang di wilayah itu.
Salah satu petugas kesehatan, Amaria menyatakan, percuma tiap hari petugas standbay di Puskesmas, tapi warga sendiri tidak punya kesadaran dan lebih percaya hoax tentang vaksinasi Covid -19. “Kami sebagai petugas kesehatan mau bertindak juga susah, ini kembali kepada masyarakat sendiri,”ungkapnya Kamis (7/4), kemarin.
Amaria menjelaskan, antusias masyarakat tahun ini sangat menurun untuk mendapatkan layanan kesehatan dibandingkan tahun lalu.
“Tahun lalu masyarakat yang datang berobat mencapai 100 orang per bulan, untuk 3 bulan di tahun ini sangat menurun, hanya 10 sampai 20 orang per bulan,”ungkapnya.
Di tempat yang sama, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE,MSi menyatakan, keluhan warga soal pelayanan kesehatan, setelah ditelusuri ternyata ada miss komunikasi antara masyarakat dengan petugas, sehingga ia akan memimpin pelayanan Posyandu atau imunisasi rutin untuk anak -anak pada 18 April nanti di distrik tersebut.
“Saya lihat memang masyarakat tidak banyak yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, kalau Puskesmas ini tidak digunakan masyarakat, nanti kita tutup dan kembali ke Pustu saja,”tegasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan dr. Willy Mambieuw, SpB ancaman menutup Puskesmas dari kepala daerah ini sebatas peringatan kepada kepala kampung dan masyarakat agar kembali memanfatkan Puskesmas tersebut.
“Kepala Puskesmas ini dipimpin oleh anak daerah Siepkosy sendiri, kalau kunjungan pasien ke Puskemas terus berkurang, tidak ada salahnya kalau kami menempatkan petugas di tempat lain yang memang masih dibutuhkan masyarakat,”bebernya.
Ia menambahkan, sebenarnya Puskesmas ini di depan mata jalan Distrik Siepkosy dan berstatus Pustu, hanya karena keinginan masyarakat untuk memindahkan Puskesmas itu ke perkampungan sehingga dilakukan pemerintah.
“Tadi pengakuan dari petugas kami bahwa pelayanan di Pustu lebih banyak orang yang datang dari pada pelayanan di Puskesmas,”pungkasnya.(jo/tho)