Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Harga Beras Bulog di Pasaran Naik

WAMENA–Kepala Disnakerindag Kabupaten Jayawijaya, Dr. Lukas Kosay, SE, MSi menyatakan, harga beras di Wamena mengalami kenaikan akibat keterlambatan beras yang dicadangkan oleh Bulog sehingga mempengaruhi harga di pasaran.

“Memang tidak terlalu signifikan naiknya, kami memantau harga beras, tidak boleh lebih dari ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, ”ungkapnya Selasa, (7/3) kemarin.

Ia menegaskan, beras ini didatangkan untuk masyarakat, sehingga Bulog tidak boleh bermain. Ini hanya terjadi di pasaran, hal ini juga dari kenakalan pedagang karena melihat stoknya terlambat sehingga kasih naik harganya.

“Beras premium juga belum masuk, kalau premium harga tetap, hanya beras Bulog saja yang naik harganya,”ungapnya.

Ia menjelaskan, sejak awal beras Bulog itu harganya Rp 18 ribu/Kg, namun setelah ada keterlambatan, ini mengalami kenaikan  sampai Rp 20 ribu/Kg, terkadang juga sampai Rp 23 ribu/Kg.

Baca Juga :  Diduga Korsleting, Enam Ruko Terbakar

“Untuk 50 Kg dari  dari 800 ribu, kini menjadi Rp 1.250 juta,  masalah ini sudah berlangsung satu bulan, kita sementara ada lakukan koordinasi dengan pimpinan daerah dulu,  baru diberikan imbauan ke  Bulog Wamena,”bebernya.

Sementara itu, Kepala Kantor Logistik Bulog Wamena, Dedy Wahyudi mengatakan, pengangkutan beras dari Jayapura ke ini terkendala cuaca.

Diakui, akhir-akhir tidak maksumal karena siang sampai sore hujan. Untuk perhari, beras yang masuk ke Wamena harus 50 sampai 80 ton, namun jika hujan maka pihaknya harus memisahkan lagi. Bulog Wamena harus meminalisir ke pengangkutan agar beras tersebut tidak rusak karena hujan.

“ Untuk penyaluran ke pasaran Wamena, dari 2021 sampai 2023 ini memang terjadi penurunan, sehingga difokuskan pada penyaluran jatah ASN, TNI/Polri dan juga termasuk bencana, namun tetap akan dipasok ke rekanan di pasaran untuk stabilisasi harga,”tutupnya. (jo/tho)

Baca Juga :  Hanya Ada 1 Rumah sakit Rujukan

WAMENA–Kepala Disnakerindag Kabupaten Jayawijaya, Dr. Lukas Kosay, SE, MSi menyatakan, harga beras di Wamena mengalami kenaikan akibat keterlambatan beras yang dicadangkan oleh Bulog sehingga mempengaruhi harga di pasaran.

“Memang tidak terlalu signifikan naiknya, kami memantau harga beras, tidak boleh lebih dari ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, ”ungkapnya Selasa, (7/3) kemarin.

Ia menegaskan, beras ini didatangkan untuk masyarakat, sehingga Bulog tidak boleh bermain. Ini hanya terjadi di pasaran, hal ini juga dari kenakalan pedagang karena melihat stoknya terlambat sehingga kasih naik harganya.

“Beras premium juga belum masuk, kalau premium harga tetap, hanya beras Bulog saja yang naik harganya,”ungapnya.

Ia menjelaskan, sejak awal beras Bulog itu harganya Rp 18 ribu/Kg, namun setelah ada keterlambatan, ini mengalami kenaikan  sampai Rp 20 ribu/Kg, terkadang juga sampai Rp 23 ribu/Kg.

Baca Juga :  Penyerapan Dana Otsus Baru Capai 20-30 Persen

“Untuk 50 Kg dari  dari 800 ribu, kini menjadi Rp 1.250 juta,  masalah ini sudah berlangsung satu bulan, kita sementara ada lakukan koordinasi dengan pimpinan daerah dulu,  baru diberikan imbauan ke  Bulog Wamena,”bebernya.

Sementara itu, Kepala Kantor Logistik Bulog Wamena, Dedy Wahyudi mengatakan, pengangkutan beras dari Jayapura ke ini terkendala cuaca.

Diakui, akhir-akhir tidak maksumal karena siang sampai sore hujan. Untuk perhari, beras yang masuk ke Wamena harus 50 sampai 80 ton, namun jika hujan maka pihaknya harus memisahkan lagi. Bulog Wamena harus meminalisir ke pengangkutan agar beras tersebut tidak rusak karena hujan.

“ Untuk penyaluran ke pasaran Wamena, dari 2021 sampai 2023 ini memang terjadi penurunan, sehingga difokuskan pada penyaluran jatah ASN, TNI/Polri dan juga termasuk bencana, namun tetap akan dipasok ke rekanan di pasaran untuk stabilisasi harga,”tutupnya. (jo/tho)

Baca Juga :  Di Luar Data Disnakerindag, Tidak Dapat BLT dari APBD

Berita Terbaru

Artikel Lainnya