Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Noken Asli 30 Meter Siap Masuk Rekor Muri

Ketua Kelompok perajin noken Kampung Waga–waga Distrik Kurulu Maria Logo Saat menyerahkan Noken yang akan masuk dalam rekor Muri sepanjang 30 meter Kepada Bupati Jayawijaya di Distrik Welesi, Senin (5/8). ( FOTO :Denny/Cepos )

WAMENA-Noken asli dari serat kulit kayu yang berukuran raksasa untuk masuk dalam rekor Muri Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-30 diserahkan oleh masyarakat Kampung Waga-waga Distrik Kurulu kepada Pemkab Jayawijaya. Dengan diserahkannya noken itu, masyarakat meminta kepada Pemda untuk membangun asrama bagi anak –anak yatim piatu di distrik tersebut nanti.

   Menurut Ketua Kelompok Perajut Noken Distrik Kurulu Maria Logo,  noken  dibuat sejak tiga tahun lalu, tepatnya  22 Desember tahun 2016 oleh 4 orang perajin. Untuk membuat noken sebesar ini, mereka harus mencari bahan bakunya   di gunung.

  “Di daerah ini memang jauh dari tempat tinggal kami, namun disanalah kita bisa mendapatkan bahan baku untuk membuat noken ini, dan noken ini kami rawat seperti anak sendiri sehingga terhindar dari api maupun air ini merupakan noken kepala,”ungkapnya senin (5/8) kemarin usai diserahkan kepada Bupati Jayawijaya.

  Awalnya, Maria Logo dan Kawan –kawannya ini membuat noken dasar atau yang sering digantung didada, namun karena banyak yang membuat seperti itu akhirnya mereka merubah bentuk noken itu menjadi Noken kepala, sehingga untuk noken ini mendapat 30 Meter sehingga dapat 600 IL, dimana 1 Meter itu mendapat 20 IL.

  “Noken ini awalnya dibuat berkelompok sekitar 40 orang lebih,  tapi karena tak ada bantuan dari pemda 3 tahun lalu akhirnya ibu –ibu ini keluar dan hanya 4 orang yang bertahan dan bisa menyelesaikan noken ini,”jelasnya.

Baca Juga :  Terkendala Administrasi, Tak Bisa Rekut Atlet dari Provinsi Induk

  Usai menyerahkan noken ini, Maria Logo, meminta langsung kepada Bupati sebuah bangunan asrama yang diperuntukan untuk anak –anak yatim piatu di Distrik Kurulu khususnya kampung waga –waga, karena ia melihat yang membuat noken ini adalah mama-mama yang sudah janda, dan ia melihat disekelilingnya banyak anak yatim piatu yang ingin hidup seperti anak lain, mama –mama membuat noken ini agar bisa dilihat oleh pemerintah dan akhirnya doa mereka terjawab ditahun 2019 ini.

  “Karena tidak mempunyai ibu dan ayah, anak –anak ini terlantar sehingga kami sebagai mama sangat prihatin sehingga bagaimana caranya bisa mengumpulkan anak –anak yatim piatu ini untuk memberikan kasih sayang kepada mereka dimana ada 84 anak yatim piatu di Kampung waga –waga sehingga kami ingin pemerintah membangun fasilitas asrama bagi mereka,” kata Maria.

  Secara terpisah Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengakui jika panitia tetap memberikan biaya untuk pembuatan noken itu, namun tadi permintaan dari mama –mama yang buat noken itu untuk meminta asrama anak –anak yatim bisa sekolah.

  “Sebenarnya mama –mama perajin ini tidak mau menjual noken itu, mereka meminta untuk mendirikan asrama, tapi kami dari pemerintah tetap memberikan kompensasi pembuatan noken itu dan untuk asrama kami tetap akan melihat itu bagaimana bisa membuat satu asrama untuk anak –anak yatim piatu ini,”tutur Bupati Jhon Banua.(jo/tri)

Baca Juga :  Enam Keluarga Dipaksa Pindah Rumah dari Lokasi Bandara

 Korban dalam kondisi tak bernyawa lagi, Minggu (4/8)

///PEGUBIN///

Sakit Hati, Remaja  Gantung Diri

JAYAPURA- Seorang remaja bernama Nesa Ita (16), warga Kampung Okmakot, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ditemukan tewas dengan gantung diri di jalan PKT Kampung Okmakot, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (4/8) malam.

  Tewasnya remaja 16 tahun itu diketahui saat saksi bernama Mariana Oktemka mendatangi rumahnya untuk mencari korban dengan tujuan untuk menjemput korban pulang. Dimana  sebelumnya korban sempat melarikan diri dari rumah kedua orang tuanya dikarenakan sakit hati dengan kedua orang tuanya yang sering bertengkar.

  “Namun, setelah tiba di TKP saksi kaget karena melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri dan dalam keadaan kaku,” ucap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal, Senin (5/8).

  Anggota Polres Pegunungan Bintang yang di pimpin KBO Reskrim Ipda Mukhlis Wahab tiba di TKP dan melakukan olah TKP. Korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil guna dilakukan Visum Et Repertum Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Dalam kejadian tersebut lanjut Kamal, sebanyak dua orang telah dimintai keterangannya. Kasus ini telah ditangani oleh Polres Pegunungan Bintang. (fia)

Ketua Kelompok perajin noken Kampung Waga–waga Distrik Kurulu Maria Logo Saat menyerahkan Noken yang akan masuk dalam rekor Muri sepanjang 30 meter Kepada Bupati Jayawijaya di Distrik Welesi, Senin (5/8). ( FOTO :Denny/Cepos )

WAMENA-Noken asli dari serat kulit kayu yang berukuran raksasa untuk masuk dalam rekor Muri Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-30 diserahkan oleh masyarakat Kampung Waga-waga Distrik Kurulu kepada Pemkab Jayawijaya. Dengan diserahkannya noken itu, masyarakat meminta kepada Pemda untuk membangun asrama bagi anak –anak yatim piatu di distrik tersebut nanti.

   Menurut Ketua Kelompok Perajut Noken Distrik Kurulu Maria Logo,  noken  dibuat sejak tiga tahun lalu, tepatnya  22 Desember tahun 2016 oleh 4 orang perajin. Untuk membuat noken sebesar ini, mereka harus mencari bahan bakunya   di gunung.

  “Di daerah ini memang jauh dari tempat tinggal kami, namun disanalah kita bisa mendapatkan bahan baku untuk membuat noken ini, dan noken ini kami rawat seperti anak sendiri sehingga terhindar dari api maupun air ini merupakan noken kepala,”ungkapnya senin (5/8) kemarin usai diserahkan kepada Bupati Jayawijaya.

  Awalnya, Maria Logo dan Kawan –kawannya ini membuat noken dasar atau yang sering digantung didada, namun karena banyak yang membuat seperti itu akhirnya mereka merubah bentuk noken itu menjadi Noken kepala, sehingga untuk noken ini mendapat 30 Meter sehingga dapat 600 IL, dimana 1 Meter itu mendapat 20 IL.

  “Noken ini awalnya dibuat berkelompok sekitar 40 orang lebih,  tapi karena tak ada bantuan dari pemda 3 tahun lalu akhirnya ibu –ibu ini keluar dan hanya 4 orang yang bertahan dan bisa menyelesaikan noken ini,”jelasnya.

Baca Juga :  Pastikan Sanksi Bagi Pelanggar Tidak Membahayakan

  Usai menyerahkan noken ini, Maria Logo, meminta langsung kepada Bupati sebuah bangunan asrama yang diperuntukan untuk anak –anak yatim piatu di Distrik Kurulu khususnya kampung waga –waga, karena ia melihat yang membuat noken ini adalah mama-mama yang sudah janda, dan ia melihat disekelilingnya banyak anak yatim piatu yang ingin hidup seperti anak lain, mama –mama membuat noken ini agar bisa dilihat oleh pemerintah dan akhirnya doa mereka terjawab ditahun 2019 ini.

  “Karena tidak mempunyai ibu dan ayah, anak –anak ini terlantar sehingga kami sebagai mama sangat prihatin sehingga bagaimana caranya bisa mengumpulkan anak –anak yatim piatu ini untuk memberikan kasih sayang kepada mereka dimana ada 84 anak yatim piatu di Kampung waga –waga sehingga kami ingin pemerintah membangun fasilitas asrama bagi mereka,” kata Maria.

  Secara terpisah Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengakui jika panitia tetap memberikan biaya untuk pembuatan noken itu, namun tadi permintaan dari mama –mama yang buat noken itu untuk meminta asrama anak –anak yatim bisa sekolah.

  “Sebenarnya mama –mama perajin ini tidak mau menjual noken itu, mereka meminta untuk mendirikan asrama, tapi kami dari pemerintah tetap memberikan kompensasi pembuatan noken itu dan untuk asrama kami tetap akan melihat itu bagaimana bisa membuat satu asrama untuk anak –anak yatim piatu ini,”tutur Bupati Jhon Banua.(jo/tri)

Baca Juga :  Ratusan Sajam dan Alat Berbahaya Disita

 Korban dalam kondisi tak bernyawa lagi, Minggu (4/8)

///PEGUBIN///

Sakit Hati, Remaja  Gantung Diri

JAYAPURA- Seorang remaja bernama Nesa Ita (16), warga Kampung Okmakot, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang ditemukan tewas dengan gantung diri di jalan PKT Kampung Okmakot, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (4/8) malam.

  Tewasnya remaja 16 tahun itu diketahui saat saksi bernama Mariana Oktemka mendatangi rumahnya untuk mencari korban dengan tujuan untuk menjemput korban pulang. Dimana  sebelumnya korban sempat melarikan diri dari rumah kedua orang tuanya dikarenakan sakit hati dengan kedua orang tuanya yang sering bertengkar.

  “Namun, setelah tiba di TKP saksi kaget karena melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri dan dalam keadaan kaku,” ucap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal, Senin (5/8).

  Anggota Polres Pegunungan Bintang yang di pimpin KBO Reskrim Ipda Mukhlis Wahab tiba di TKP dan melakukan olah TKP. Korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil guna dilakukan Visum Et Repertum Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Dalam kejadian tersebut lanjut Kamal, sebanyak dua orang telah dimintai keterangannya. Kasus ini telah ditangani oleh Polres Pegunungan Bintang. (fia)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya