Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Bupati Costan Sesalkan Pernyataan Provokatif dan Bermuatan Politis

Costan Oktemka ( FOTO: Noel/Cepos)

Terkait Hasil Tes CPNS dan Pejabat OAP di Pegubin

JAYAPURA-Bupati Pegunungan Bintang, Costan Oktemka, menyesalkan pernyataan Mantan Anggota Komnas HAM Natalius Pigai,  terkait kritikannya terhadap kelulusan CPNS dan jumlah pejabat OAP di Pegunungan Bintang.

   Bupati Costan menilai pernyataan Natalius Pigai sangat bertendensi politis, provokatif dan rasialis.  “Itu pernyataan yang menyesatkan, sarat kepentingan, bertendensi politis, rasialis dan provokatif. Saya sangat menyesalkan ada seorang tokoh, menyampaikan statement tanpa dilandasi data dan fakta,” kata Constan di Abepura, Sabtu (1/08).  

  Kata dia seperti pernyataan yang menyebut hanya 4 pejabat OAP dari 22 pejabat di Pegunungan Bintang. Kata Bupati, itu tidak benar, sebab saat ini terdapat 12 orang OAP yang duduk sebagai pejabat fungsional di pemerintahan yang dipimpinnya.

  “Saya pikir, beliau itu seorang tokoh Nasional,  kalau memang saudara punya kepedulian terhadap kami, maka jangan hanya komentar dari Jakarta,  silahkan datang,  agar bisa diskusi dengan kami di Pegunungan Bintang,” kata Kata Bupati.

Baca Juga :  Lagi, Tempat Pembuatan dan Penjualan Miras Lokal Digerebek

  Demikian  juga terkait dengan kelulusan CPNS Formasi 2018. Dalam pernyataannya disebutkan 85 persen kelulusan didominasi Non OAP. Hal itupun, kata Bupati , tidak benar.

  “Saya tegaskan lagi bahwa itu tidak benar. Sebab kami sudah maksimalkan sebagaimana aturan.” tegas Bupati Costan kesal.

  Bupati kembali menegaskan, Pemerintah berkerja sesuai aturan sebagaimana yang diarahkan pusat, tanpa ada kepentingan, dan itu dapat dibuktikan. Bupati menyarankan kepada Natalius Pigai, agar menyampaikan sesuatu sesuai data dan fakta. Tanpa harus dilandasi kepentingan tertentu, apalagi diindikasikan dengan kepentingan politik yang menuju pada pelaksanaan Pilkada nanti. “ Sebelum komentar, ya konfirmasilah di kami sebagai pemerintah,” tandas Bupati.

   Untuk diketahui, Natalius Pigai dalam cuitannya di akun twitter, meminta Mendagri dan Parpol besar untuk memberikan attensi kepada Kabupaten Pegunungan Bintang. “CPNS hari ini 85% non asli. Tapi bupatinya sedang gerilya untuk maju lawan kotak kosong. Saya minta atensi Mendagri (Tito) & Partai-partau di Jakarta. Kantor BKD hari ini dihancurkan!” tulis Pigai.

Baca Juga :  Pelaku Kabur, Motor Kawasaki KLX Diamankan

   Di tempat terpisah, anggota DPR Papua perwakilan dari Pegunungan Bintang, Tarius Mul, S.Sos juga merasa kecewa dengan pengumuman hasil tes CPNS Kabupaten Pegubin yang tidak mengakomodir secara maksimal orang asli Kabupaten Pegunungan Bintang.

  Menurut Tarius, kebanyakan yang dinyatakan lolos adalah orang-orang yang bukan asli Kabupaten Pegunungan Bintang. “Saya kecewa sekali, karena dari kurang lebih 360 kuota CPNS di Kabupaten Pegunungan Bintang hanya 127 orang aja anak asli Pegunungan Bintang yang lolos, sedangkan 200-an orang adalah non Papua atau orang dari luar Kabupaten Pegunungan Bintang. Ini sangat terbalik. Seharusnya 80 persen yang lolos itu anak asli Kabupaten Pegunungan Bintang, tetapi ini terbalik,” katanya kepada Cenderawasih Pos di Abepura Kota Jayapura, Jumat (31/7). (oel/bet/tri)

Costan Oktemka ( FOTO: Noel/Cepos)

Terkait Hasil Tes CPNS dan Pejabat OAP di Pegubin

JAYAPURA-Bupati Pegunungan Bintang, Costan Oktemka, menyesalkan pernyataan Mantan Anggota Komnas HAM Natalius Pigai,  terkait kritikannya terhadap kelulusan CPNS dan jumlah pejabat OAP di Pegunungan Bintang.

   Bupati Costan menilai pernyataan Natalius Pigai sangat bertendensi politis, provokatif dan rasialis.  “Itu pernyataan yang menyesatkan, sarat kepentingan, bertendensi politis, rasialis dan provokatif. Saya sangat menyesalkan ada seorang tokoh, menyampaikan statement tanpa dilandasi data dan fakta,” kata Constan di Abepura, Sabtu (1/08).  

  Kata dia seperti pernyataan yang menyebut hanya 4 pejabat OAP dari 22 pejabat di Pegunungan Bintang. Kata Bupati, itu tidak benar, sebab saat ini terdapat 12 orang OAP yang duduk sebagai pejabat fungsional di pemerintahan yang dipimpinnya.

  “Saya pikir, beliau itu seorang tokoh Nasional,  kalau memang saudara punya kepedulian terhadap kami, maka jangan hanya komentar dari Jakarta,  silahkan datang,  agar bisa diskusi dengan kami di Pegunungan Bintang,” kata Kata Bupati.

Baca Juga :  Perawat Harus Bekerja Sesuai Kode Etik

  Demikian  juga terkait dengan kelulusan CPNS Formasi 2018. Dalam pernyataannya disebutkan 85 persen kelulusan didominasi Non OAP. Hal itupun, kata Bupati , tidak benar.

  “Saya tegaskan lagi bahwa itu tidak benar. Sebab kami sudah maksimalkan sebagaimana aturan.” tegas Bupati Costan kesal.

  Bupati kembali menegaskan, Pemerintah berkerja sesuai aturan sebagaimana yang diarahkan pusat, tanpa ada kepentingan, dan itu dapat dibuktikan. Bupati menyarankan kepada Natalius Pigai, agar menyampaikan sesuatu sesuai data dan fakta. Tanpa harus dilandasi kepentingan tertentu, apalagi diindikasikan dengan kepentingan politik yang menuju pada pelaksanaan Pilkada nanti. “ Sebelum komentar, ya konfirmasilah di kami sebagai pemerintah,” tandas Bupati.

   Untuk diketahui, Natalius Pigai dalam cuitannya di akun twitter, meminta Mendagri dan Parpol besar untuk memberikan attensi kepada Kabupaten Pegunungan Bintang. “CPNS hari ini 85% non asli. Tapi bupatinya sedang gerilya untuk maju lawan kotak kosong. Saya minta atensi Mendagri (Tito) & Partai-partau di Jakarta. Kantor BKD hari ini dihancurkan!” tulis Pigai.

Baca Juga :  Marzemira Wenda Resmi Gantikan Alm. Taufik Petrus Latuihamallo

   Di tempat terpisah, anggota DPR Papua perwakilan dari Pegunungan Bintang, Tarius Mul, S.Sos juga merasa kecewa dengan pengumuman hasil tes CPNS Kabupaten Pegubin yang tidak mengakomodir secara maksimal orang asli Kabupaten Pegunungan Bintang.

  Menurut Tarius, kebanyakan yang dinyatakan lolos adalah orang-orang yang bukan asli Kabupaten Pegunungan Bintang. “Saya kecewa sekali, karena dari kurang lebih 360 kuota CPNS di Kabupaten Pegunungan Bintang hanya 127 orang aja anak asli Pegunungan Bintang yang lolos, sedangkan 200-an orang adalah non Papua atau orang dari luar Kabupaten Pegunungan Bintang. Ini sangat terbalik. Seharusnya 80 persen yang lolos itu anak asli Kabupaten Pegunungan Bintang, tetapi ini terbalik,” katanya kepada Cenderawasih Pos di Abepura Kota Jayapura, Jumat (31/7). (oel/bet/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya