Jania Basir menegaskan, pihaknya telah melakukan lelang untuk operator penerbangan terkait dengan subsidi penerbangan perintis.
Namun, sampai saat ini belum ada satupun operator penerbangan yang menerima pinangan pemerintah daerah karena faktor keamanan.
“Kami sudah koordinasi dengan UPBU saat itu kenapa tidak jalan? Karena tidak ada operator yang mau ikut pelelangan untuk subsidi penerbangan peringis. Akhirnya anggaran untuk penerbangan perintis dipotong dari pusat, akhirnya Pak Asep (Kepala UPBU Mozes Kilangin Timika) menyampaikan kepada kami untuk memasukkan penerbangan perintis menggunakan APBD melalui Dinas Perhubungan,” terang Jania, Selasa 29 April 2025.
“Tahun ini kami sudah anggarkan untuk subsidi penerbangan perintis senilai Rp 25 miliar untuk melayani lapangan terbang yang ada di Kabupaten Mimika. Kami sudah urus dari Januari, kami juga berusaha, kami mau untuk subsidi penerbangan perintis ini jadi, jadi yang bicara soal (masalah) keamanan itu sendiri bukan kami tapi operator sendiri yang tidak mau,” lanjutnya.
Namun, Jania menyampaikan bahwa operator tersebut telah diarahkan untuk mengikuti pelelangan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Namun, sampai saat ini operator tersebut justru menghilang dan tidak pernah kembali untuk mengikuti pelelangan.
Sama halnya dengan maskapai Susi Air, juga telah dihubungi oleh Dinas Perbubungan Kabupaten Mimika untuk melayani subsidi penerbangan perintis namun tidak bersedia.
“Alasan mereka (Maskapai/Operator Penerbangan) keamanan. Bukan Dinas Perhubungan atau Pemerintah Daerah yang mengklaim bahwa daerah-daerah di pegunungan itu masuk zona merah, bukan pemerintah tapi operator sendiri yang tidak mau,” ungkap Jania. (mww/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos