Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Delapan Tahun SDN Tambat Kekurangan Guru

Hanya Satu Guru yang Aktif Mengajar

MERAUKE- Sudah hampir 8 tahun, Sekolah Dasar Negeri Kampung Tambat, Distrik Tanah Miring mengalami kekurangan guru. Padahal, sekolah ini dapat dibilang masih dekat dengan kota. ‘’Kami kekurangan guru di sini, bukan karena gurunya yang tidak ada. Guru ada tapi tidak datang ke sekolah mengajar.

Jadi hampir 8 tahun sekolah ini mengalami kekurangan guru dan sampai sekarang ini belum ada perubahan,’’ kata Kepala Kampung Tambat, Samuel Heremba kepada wartawan, baru-baru ini.

      Sebagai kepala kampung yang baru dilantik, kata Samuel Heremba, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk secepatnya guru yang ditempatkan di SDN Tambat tersebut bisa kembali ke kampung mendidik anak-anak yang ada di sekolah yang nota bene anak-anak asli Papua.

Baca Juga :  Jadikan Debat sebagai Referensi Tentukan Pilihan

  ‘’Alasan mereka klasik, seperti tidak ada rumah. Saya sampaikan yang penting ada niat untuk datang ke sekolah untuk  mengajar anak- anak, maka kami dari kampung juga tidak tinggal diam. Kami pasti akan bantu,’’ katanya.

Karena  itu, lanjut  Samuek Heremba  pihaknya telah menyarankan untuk guru-guru yang tidak mau datang ke sekolah mengajar agar diganti saja dengan guru yang punya hati untuk datang ke Kampung Tambat  mengajar anak-anak tersebut.

‘’Kalau kondisi terus begini, kami punya anak-anak  sebagai generasi  penerus yang jadi korban. Kita mau anak-anak ini memiliki masa depan yang cerah melalui pendidikan,’’ terangnya.

   Selama ini, lanjut Samuel Heremba, hanya satu guru yang aktif. Karena guru tersebut memang tinggal di kampung. Hanya saja, lanjut dia, ketika guru tersebut ada kegiatan lain, maka sekolah terpaksa libur.

Baca Juga :  Hijaukan Bumi, Polres Tanam Pohon Serentak 

‘’Ini yang membuat kami sebagai orang tua dan pemerintah kampung sangat sayangkan. Kami juga sudah menyurat ke dinas dan kami masih tunggu tindaklanjutnya. Kami tidak salahkan semua guru, hanya oknum guru. Karena tidak semua guru seperti itu.

Oknum-oknum guru yang membuat  sehingga anak-anak kami telantar, kalau tidak percaya, mungkin dari dinas  lain datang  sekali kali ke kampung kami dan coba test anak-anak kami, apakah bisa membaca dan menulis.  Nanti dari situ baru tahu bahwa anak- anak kami belum bisa baca dan tulis’’ tambahnya. (ulo/tho)   

Hanya Satu Guru yang Aktif Mengajar

MERAUKE- Sudah hampir 8 tahun, Sekolah Dasar Negeri Kampung Tambat, Distrik Tanah Miring mengalami kekurangan guru. Padahal, sekolah ini dapat dibilang masih dekat dengan kota. ‘’Kami kekurangan guru di sini, bukan karena gurunya yang tidak ada. Guru ada tapi tidak datang ke sekolah mengajar.

Jadi hampir 8 tahun sekolah ini mengalami kekurangan guru dan sampai sekarang ini belum ada perubahan,’’ kata Kepala Kampung Tambat, Samuel Heremba kepada wartawan, baru-baru ini.

      Sebagai kepala kampung yang baru dilantik, kata Samuel Heremba, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk secepatnya guru yang ditempatkan di SDN Tambat tersebut bisa kembali ke kampung mendidik anak-anak yang ada di sekolah yang nota bene anak-anak asli Papua.

Baca Juga :  Sempat Kabur, Pelaku Curas di Merauke Berhasil Diringkus 

  ‘’Alasan mereka klasik, seperti tidak ada rumah. Saya sampaikan yang penting ada niat untuk datang ke sekolah untuk  mengajar anak- anak, maka kami dari kampung juga tidak tinggal diam. Kami pasti akan bantu,’’ katanya.

Karena  itu, lanjut  Samuek Heremba  pihaknya telah menyarankan untuk guru-guru yang tidak mau datang ke sekolah mengajar agar diganti saja dengan guru yang punya hati untuk datang ke Kampung Tambat  mengajar anak-anak tersebut.

‘’Kalau kondisi terus begini, kami punya anak-anak  sebagai generasi  penerus yang jadi korban. Kita mau anak-anak ini memiliki masa depan yang cerah melalui pendidikan,’’ terangnya.

   Selama ini, lanjut Samuel Heremba, hanya satu guru yang aktif. Karena guru tersebut memang tinggal di kampung. Hanya saja, lanjut dia, ketika guru tersebut ada kegiatan lain, maka sekolah terpaksa libur.

Baca Juga :  Mahasiswa Demo Tolak Jalani Rapid Test 

‘’Ini yang membuat kami sebagai orang tua dan pemerintah kampung sangat sayangkan. Kami juga sudah menyurat ke dinas dan kami masih tunggu tindaklanjutnya. Kami tidak salahkan semua guru, hanya oknum guru. Karena tidak semua guru seperti itu.

Oknum-oknum guru yang membuat  sehingga anak-anak kami telantar, kalau tidak percaya, mungkin dari dinas  lain datang  sekali kali ke kampung kami dan coba test anak-anak kami, apakah bisa membaca dan menulis.  Nanti dari situ baru tahu bahwa anak- anak kami belum bisa baca dan tulis’’ tambahnya. (ulo/tho)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya