Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Harga Terlalu Rendah, Petani Tolak Jual Gabah

Kepala  Perum Bulog Merauke Djabiruddin  saat  memberikan  sosialisasi  kepada petani  soal  pembelian gabah kering  giling (GKG) yang   mulai  dilakukan  Bulog  pada musim  panen  rendengan  tahun  ini  di Kampung Muram Sari,  Semangga, Jumat (24/4). (FOTO: Sulo/Cepos)  

MERAUKE-Para petani di Kampung Muram Sari, Distrik Semangga menolak menjual hasil panenya dalam bentuk gabah, sebab pembelian   yang dilakukan  oleh     para mitra  dinilai     terlalu rendah sehingga    merugikan  petani. 

Pada  panen   perdana yang  dilakukan  oleh Bupati  Merauke  Frederikus   Gebze,  dengan  para    petani di Kampung Muram Sari, Distrik    Semangga  Merauke   terungkap jika   pembelian para  mitra  terhadap gabah kering  panen (GKP) hanya  Rp 3.500  perkilonya. 

Sementara   sesuai  ketentuan Menteri Perdagangan  Republik Indonesia ,untuk   GKP  ditetapkan sebesar  Rp 4.200   perkilonya. “Kalau  pembelian  GKP  yang  dilakukan mitra   hanya   Rp 3.500 perkilo itu  sangat  merugikan kami  petani dan kami  tidak  mau. Karena   kami  petani   betul-betul tidak  mendapatkan apa-apa,’’ kata  Sugeng    saat  memaparkan  keluh kesah   petani   terkait   kebijakan   Perum Bulog  saat  sekarang ini  yang tidak  lagi membeli   beras  tapi   dalam bentuk  Gabah  Kering Giling   (GKG)  dengan  harga  Rp 5.300  perkilo   masuk gudang  Bulog. 

Baca Juga :  Bawaslu Dalami Sejumlah ASN Tidak Netral

   Sugeng  menjelaskan    bahwa  jika   mitra membeli GKP  dengan harga  Rp 4.200  perkilonya  maka   itu  sudah  bisa mensejahterakan    petani.   ‘’Kalau  dengan harga  Rp 4.200 perkilonya,   untuk GKP    itu  akan  mensejahterahkan   petani.Tapi, kalau     hanya Rp 3.500  perkilonya  merugikan  kami petani,’’  jelas  Sugeng. 

   Sementara    itu  salah satu mitra  yang hadir mengaku   jika pembelian  GKP  dengan harga Rp 3.500  perkilonya karena pihaknya  masih melakukan  pengeringan  sampai sesuai  dengan    persyaratan.  Kepala  Perum  Bulog  Merauke  Djabiruddin mengungkapkan, bahwa   pembelian  gabah kering giling  yang dimulai  pada musim   panen   rendengan  ini  merupakan  kebijakan  pusat yang  harus  pihaknya laksanakan. Iapun meminta   kepada   petani  di Merauke  untuk  menerima  kebijakan   ini.  

Baca Juga :  Masuki Minggu Senggara, Umat Katolik Rayakan Minggu Palma 

  “Kami  mohon  untuk  diterima dulu. Karena   bisa  saja nanti  kebijakan  ini  diubah,’’ terangnya. Sampai      saat ini,   Djabiruddin  mengaku telah  melakukan pengadaan     dan  sudah sekitar  100  ton  GKG yang  telah  digudangkan. (ulo/tri)  

Kepala  Perum Bulog Merauke Djabiruddin  saat  memberikan  sosialisasi  kepada petani  soal  pembelian gabah kering  giling (GKG) yang   mulai  dilakukan  Bulog  pada musim  panen  rendengan  tahun  ini  di Kampung Muram Sari,  Semangga, Jumat (24/4). (FOTO: Sulo/Cepos)  

MERAUKE-Para petani di Kampung Muram Sari, Distrik Semangga menolak menjual hasil panenya dalam bentuk gabah, sebab pembelian   yang dilakukan  oleh     para mitra  dinilai     terlalu rendah sehingga    merugikan  petani. 

Pada  panen   perdana yang  dilakukan  oleh Bupati  Merauke  Frederikus   Gebze,  dengan  para    petani di Kampung Muram Sari, Distrik    Semangga  Merauke   terungkap jika   pembelian para  mitra  terhadap gabah kering  panen (GKP) hanya  Rp 3.500  perkilonya. 

Sementara   sesuai  ketentuan Menteri Perdagangan  Republik Indonesia ,untuk   GKP  ditetapkan sebesar  Rp 4.200   perkilonya. “Kalau  pembelian  GKP  yang  dilakukan mitra   hanya   Rp 3.500 perkilo itu  sangat  merugikan kami  petani dan kami  tidak  mau. Karena   kami  petani   betul-betul tidak  mendapatkan apa-apa,’’ kata  Sugeng    saat  memaparkan  keluh kesah   petani   terkait   kebijakan   Perum Bulog  saat  sekarang ini  yang tidak  lagi membeli   beras  tapi   dalam bentuk  Gabah  Kering Giling   (GKG)  dengan  harga  Rp 5.300  perkilo   masuk gudang  Bulog. 

Baca Juga :  Nama Besar Kosdrat Dipertaruhkan

   Sugeng  menjelaskan    bahwa  jika   mitra membeli GKP  dengan harga  Rp 4.200  perkilonya  maka   itu  sudah  bisa mensejahterakan    petani.   ‘’Kalau  dengan harga  Rp 4.200 perkilonya,   untuk GKP    itu  akan  mensejahterahkan   petani.Tapi, kalau     hanya Rp 3.500  perkilonya  merugikan  kami petani,’’  jelas  Sugeng. 

   Sementara    itu  salah satu mitra  yang hadir mengaku   jika pembelian  GKP  dengan harga Rp 3.500  perkilonya karena pihaknya  masih melakukan  pengeringan  sampai sesuai  dengan    persyaratan.  Kepala  Perum  Bulog  Merauke  Djabiruddin mengungkapkan, bahwa   pembelian  gabah kering giling  yang dimulai  pada musim   panen   rendengan  ini  merupakan  kebijakan  pusat yang  harus  pihaknya laksanakan. Iapun meminta   kepada   petani  di Merauke  untuk  menerima  kebijakan   ini.  

Baca Juga :  Harga Beras di Merauke Melonjak

  “Kami  mohon  untuk  diterima dulu. Karena   bisa  saja nanti  kebijakan  ini  diubah,’’ terangnya. Sampai      saat ini,   Djabiruddin  mengaku telah  melakukan pengadaan     dan  sudah sekitar  100  ton  GKG yang  telah  digudangkan. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya