Thursday, April 25, 2024
31.7 C
Jayapura

Empat Imam dan Diakon Ditahbiskan

Para calon imam  yang akan ditahbiskan saat diapit oleh orang tua/keluarga   saat memasuki  Katedral  untuk ditahbiskan. ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE-Dua Imam (pastor,red) dan   dua  diakon (calon imam)   ditahbiskan  oleh Uskup Administrator  Keuskupan Agung  Merauke Mgr. Petrus Canisus Mandagi di  Katedral  Merauke,   Jumat (24/1). Pentahbisan  kedua pastor  yakni Rudolf Dayu Wicahyo, MSC dan Randy Arnolduz Putra Lau, Pr,  serta  kedua diakon yakni Emanuel da Santo Meo Djogo, dan Valentinus Generosus Nuga ini dihadiri  ribuan umat   Katolik  Keuskupan  Agung Merauke.   

   Uskup Petrus  Canisius Mandagi  mengungkapkan, menjadi   seorang imam selain membutuhkan proses pendidikan yang panjang  juga  hal yang tidak  mudah.  Karena menjadi  seorang  imam   harus betul-betul  menjadi panggilan  Allah  untuk melayani umat Tuhan. Sebab, selain harus  hidup sederhana, seorang  imam   tidak boleh menikah.  

   Karena itu,  kata Uskup Mandagi, Umat Katolik   Keuskupan Agung Merauke  harus  berbangga  karena  di tahun  2020 ini  telah bertambah  2 imam  baru  dan 2 calon   imam  yang  telah ditahbiskan. Uskup menyampaikan proviciat   atas ditahbiskannya kedua imam dan  dua diakon tersebut.

Baca Juga :  Edarkan Narkoba, Seorang IRT Diringkus

  “Tapi tentunya proviciat juga kepada para orang tua. Karena mereka dengan  rela memberikan anak-anak mereka menjadi imam,’’ katanya.

   Uskup Mandagi menyoroti  soal minimnya orang asli Papua Selatan yang  terpanggil menjadi imam.  Pasalnya, misi Katolik  telah berkarya  lebih dari  100 tahun di Selatan  Papua, namun sampai sekarang  sangat sedikit  orang  asli  Papua  bagian Selatan   Papua  yang terpanggil menjadi   Imam. Padahal diketahui, bahwa bagian Papua Selatan  merupakan basis  orang  Katolik. 

   “Jadi pertanyaan orang Katolik di sini, apa yang orang Katolik buat  bagi  orang Papua asli.  Kita malu juga,’’ tandas Uskup   Mandagi  yang   dikenal  ceplas ceplos ini.  

Baca Juga :  Di Merauke, 13.189 Pelajar Ikuti USBN dan UNBK

   Karena  itu,    lanjut  Uskup Mandagi,   dirinya  mulai  tahun ini mendirikan  seminari-seminari   di 4 titik. Pertama, adalah   di   Kimaam, Merauke, Mappi dan Mindiptana. ‘’Saya mau   dirikan seminari ala  Tanimbar. Pertama di Kimaam, lalu Kepi, Mindiptana  dan Merauke.  Ini  supaya banyak anak-anak Papua yang masuk seminari.  Ya, pasti ada yang  jadi. Tapi,  kalau   tidak jadi   mereka masih bisa  pulang menjadi   kepala desa dan sebagainya,’’ katanya.

   Pada kesempatan  tersebut, Uskup   langsung menempatkan kedua imam  yang telah ditahbiskan. Untuk   Pastor Rudolf Dayu Wicahyo, MSC akan  dikirim ke Ambon. Sedangkan   Pastor Randy Arnolduz Putra Lau, Pr ditunjuk sebagai Direktur Seminari   Merauke. (ulo/tri)  

Para calon imam  yang akan ditahbiskan saat diapit oleh orang tua/keluarga   saat memasuki  Katedral  untuk ditahbiskan. ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE-Dua Imam (pastor,red) dan   dua  diakon (calon imam)   ditahbiskan  oleh Uskup Administrator  Keuskupan Agung  Merauke Mgr. Petrus Canisus Mandagi di  Katedral  Merauke,   Jumat (24/1). Pentahbisan  kedua pastor  yakni Rudolf Dayu Wicahyo, MSC dan Randy Arnolduz Putra Lau, Pr,  serta  kedua diakon yakni Emanuel da Santo Meo Djogo, dan Valentinus Generosus Nuga ini dihadiri  ribuan umat   Katolik  Keuskupan  Agung Merauke.   

   Uskup Petrus  Canisius Mandagi  mengungkapkan, menjadi   seorang imam selain membutuhkan proses pendidikan yang panjang  juga  hal yang tidak  mudah.  Karena menjadi  seorang  imam   harus betul-betul  menjadi panggilan  Allah  untuk melayani umat Tuhan. Sebab, selain harus  hidup sederhana, seorang  imam   tidak boleh menikah.  

   Karena itu,  kata Uskup Mandagi, Umat Katolik   Keuskupan Agung Merauke  harus  berbangga  karena  di tahun  2020 ini  telah bertambah  2 imam  baru  dan 2 calon   imam  yang  telah ditahbiskan. Uskup menyampaikan proviciat   atas ditahbiskannya kedua imam dan  dua diakon tersebut.

Baca Juga :  Kepergok Bawa Ganja, Dua Pelajar di Boven Digoel Ditangkap

  “Tapi tentunya proviciat juga kepada para orang tua. Karena mereka dengan  rela memberikan anak-anak mereka menjadi imam,’’ katanya.

   Uskup Mandagi menyoroti  soal minimnya orang asli Papua Selatan yang  terpanggil menjadi imam.  Pasalnya, misi Katolik  telah berkarya  lebih dari  100 tahun di Selatan  Papua, namun sampai sekarang  sangat sedikit  orang  asli  Papua  bagian Selatan   Papua  yang terpanggil menjadi   Imam. Padahal diketahui, bahwa bagian Papua Selatan  merupakan basis  orang  Katolik. 

   “Jadi pertanyaan orang Katolik di sini, apa yang orang Katolik buat  bagi  orang Papua asli.  Kita malu juga,’’ tandas Uskup   Mandagi  yang   dikenal  ceplas ceplos ini.  

Baca Juga :  Edarkan Narkoba, Seorang IRT Diringkus

   Karena  itu,    lanjut  Uskup Mandagi,   dirinya  mulai  tahun ini mendirikan  seminari-seminari   di 4 titik. Pertama, adalah   di   Kimaam, Merauke, Mappi dan Mindiptana. ‘’Saya mau   dirikan seminari ala  Tanimbar. Pertama di Kimaam, lalu Kepi, Mindiptana  dan Merauke.  Ini  supaya banyak anak-anak Papua yang masuk seminari.  Ya, pasti ada yang  jadi. Tapi,  kalau   tidak jadi   mereka masih bisa  pulang menjadi   kepala desa dan sebagainya,’’ katanya.

   Pada kesempatan  tersebut, Uskup   langsung menempatkan kedua imam  yang telah ditahbiskan. Untuk   Pastor Rudolf Dayu Wicahyo, MSC akan  dikirim ke Ambon. Sedangkan   Pastor Randy Arnolduz Putra Lau, Pr ditunjuk sebagai Direktur Seminari   Merauke. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya