MERAUKE- Gambir merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemukan di daerah Merauke, Papua, terutama tersebar di Distrik Elikobel, Distrik Kurik, Muting, Bupul, hingga Ulilin. Gambir (Uncaria gambir) termasuk dalam suku kopi-kopian. Tanaman ini tergolong tanaman perdu yang membelit dan memiliki batang keras.

Ia tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 900 m dari permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan cahaya matahari penuh serta curah hujan yang merata sepanjang tahun. Sehubungan dengan itu, pejabat Karantina Pertanian Merauke melakukan pemeriksaan terhadap gambir yang akan dikirimkan ke Surabaya sejak Rabu (22/7).
“Ada permohonan media pembawa tumbuhan dari PT BML yang rutin mengirimkan gambir,” ujar Samijan, Penanggung Jawab Wilker Pelabuhan Merauke, kepada media ini, Jumat (24/7).
Dikatakan, gambir yang akan dikirim ke Surabaya lewat kapal peti kemas tersebut terlebih dahulu diperiksa baik fisik maupun kebenaran jumlahnya. “Sebanyak 10.000 kg gambir dengan nilai mencapai Rp 40 juta. Gambir dalam keadaan baik,” terangnya.
Dikatakan, gambir memiliki kandungan antibakteri yang berasal dari katekin, yaitu flavonoid. Biasanya dimanfaatkan untuk mengobati diabetes, penyakit degeneratif, penyakit yang tidak menular. Selain itu, tanaman gambir dipercaya sebagai obat cuci luka bakar, kudis, diare dan disentri, obat kumur-kumur untuk sakit tenggorokan dan sariawan.
“Untuk dijadikan obat, tanaman gambir perlu diekstraksi terlebih dahulu. Caranya adalah dengan melalui enam tahapan, yaitu perebusan dan penguapan daun dan ranting, pengendapan, pengendapan getah, penirisan, pencetakan, dan terakhir pengeringan,” terangnya.
Sementara itu, gambir dimanfaatkan masyarakat Merauke sebagai campuran pinang. Begitu beragam manfaat dari gambir ini. “Tapi jangan lupa, melaporkan kepada Petugas Karantina apabila ingin melalulintaskan komoditas pertanian. Karena bersama mencegah masuk dan tersebarnya penyakit HPHK/OPTK sesuai amanah Undang-Undang No. 21 Tahun 2019,” pungkasnya. (ulo/tri)