Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Bulog Merauke Hentikan Pembelian Beras

Aktivitas di gudang Bulog Merauke beberapa waktu lalu. Saat ini, Bulog Merauke tidak membeli beras tapi gabah kering giling. ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-Perum Bulog Merauke kembali menghentikan pembelian beras dari para petani. Kepala Perum Bulog  Merauke Inung Tri Afandi, mengungkapkan, bahwa penghentian pembelian beras  dari petani ini dimulai  19 Mei 2021 lalu. 

  “Untuk penghentian pembelian beras ini dimulai sejak 19 Mei kemarin,” kata  Inung Tri Afandi saat dihubungi lewat telpon selulernya.  

  Meski dihentikan, namun  lanjut Inung, yang dilakukan pihaknya adalah pengadaan gabah kering siap giling dari petani. Menurutnya, bahwa  pengadaan  gabah  kering siap giling tersebut  merupakan kebijakan untuk seluruh Indonesia. Apalagi, stok  nasional  saat ini sudah mencapai 1,4 juta ton yang apabila  masih terus pengadaan  beras maka dikhawatirkan akan rusak. 

  “Beda  dengan gabah kering  bisa bertahan lama, sehingga  yang kita lakukan sekarang adalah  pengadaan gabah kering siap giling,” terangnya. 

Baca Juga :  Harga Beli Beras Petani Tidak Naik

  Inung Afandi juga menjelaskan bahwa untuk Perum Bulog Merauke  stok yang ada di gudang  sudah mencapai 11.000 ton  yang  jika hanya melayani kebutuhan  ASN dan TNI Polri di 4 kabupaten yakni Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat maka dapat bertahan sampai 22 bulan ke depan. 

  “Karena kebutuhan jatah beras untuk ASN dan TNI Polri  di 4 kabupaten di Selatan Papua setiap bulannya hanya berkisar 500 ton. Jadi kalau tidak ada pengiriman keluar  Merauke, maka  sulit bagi kita untuk pengadaan,” jelasnya.

  Kendati  demikian,  Inung Tri Afandi mengaku akan tetap melaksanakan jika ada kebijakan khusus  yang diberikan untuk Merauke dalam hal pengadaan hasil panen petani tersebut. “Kami  belum tahu kalau  besok ada rapat pimpinan atas dengan pemerintah  daerah untuk kembali pengadaan beras. Kami sifatnya  menjalankan perintah dari pimpinan atas,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Bupati Romanus: Jangan Pernah Padamkan Api Pattimura

   Sekadar diketahui, di pertengahan tahun 2020  lalu Bulog Merauke juga memutuskan  untuk pengadaan gabah kering bukan beras lagi. Namun saat itu aliansi petani di Merauke melakukan aksi demo damai menolak  pengadaan gabah kering yang dilakukan Bulog tersebut dengan alasan petani rugi.  Saat itu, petani  ramai-ramai melakukan aksi demo. Melalui perjuangan Pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Merauke ke Perum Bulog Pusat, akhirnya  Bulog kembali membeli  beras bukan gabah. (ulo/tri)  

Aktivitas di gudang Bulog Merauke beberapa waktu lalu. Saat ini, Bulog Merauke tidak membeli beras tapi gabah kering giling. ( FOTO: Sulo/Cepos)

MERAUKE-Perum Bulog Merauke kembali menghentikan pembelian beras dari para petani. Kepala Perum Bulog  Merauke Inung Tri Afandi, mengungkapkan, bahwa penghentian pembelian beras  dari petani ini dimulai  19 Mei 2021 lalu. 

  “Untuk penghentian pembelian beras ini dimulai sejak 19 Mei kemarin,” kata  Inung Tri Afandi saat dihubungi lewat telpon selulernya.  

  Meski dihentikan, namun  lanjut Inung, yang dilakukan pihaknya adalah pengadaan gabah kering siap giling dari petani. Menurutnya, bahwa  pengadaan  gabah  kering siap giling tersebut  merupakan kebijakan untuk seluruh Indonesia. Apalagi, stok  nasional  saat ini sudah mencapai 1,4 juta ton yang apabila  masih terus pengadaan  beras maka dikhawatirkan akan rusak. 

  “Beda  dengan gabah kering  bisa bertahan lama, sehingga  yang kita lakukan sekarang adalah  pengadaan gabah kering siap giling,” terangnya. 

Baca Juga :  DPRD Merauke Terima dan Setujui APBD Perubahan 2022

  Inung Afandi juga menjelaskan bahwa untuk Perum Bulog Merauke  stok yang ada di gudang  sudah mencapai 11.000 ton  yang  jika hanya melayani kebutuhan  ASN dan TNI Polri di 4 kabupaten yakni Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat maka dapat bertahan sampai 22 bulan ke depan. 

  “Karena kebutuhan jatah beras untuk ASN dan TNI Polri  di 4 kabupaten di Selatan Papua setiap bulannya hanya berkisar 500 ton. Jadi kalau tidak ada pengiriman keluar  Merauke, maka  sulit bagi kita untuk pengadaan,” jelasnya.

  Kendati  demikian,  Inung Tri Afandi mengaku akan tetap melaksanakan jika ada kebijakan khusus  yang diberikan untuk Merauke dalam hal pengadaan hasil panen petani tersebut. “Kami  belum tahu kalau  besok ada rapat pimpinan atas dengan pemerintah  daerah untuk kembali pengadaan beras. Kami sifatnya  menjalankan perintah dari pimpinan atas,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Bupati Romanus: Jangan Pernah Padamkan Api Pattimura

   Sekadar diketahui, di pertengahan tahun 2020  lalu Bulog Merauke juga memutuskan  untuk pengadaan gabah kering bukan beras lagi. Namun saat itu aliansi petani di Merauke melakukan aksi demo damai menolak  pengadaan gabah kering yang dilakukan Bulog tersebut dengan alasan petani rugi.  Saat itu, petani  ramai-ramai melakukan aksi demo. Melalui perjuangan Pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Merauke ke Perum Bulog Pusat, akhirnya  Bulog kembali membeli  beras bukan gabah. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya