
MERAUKE-Perum Bulog Merauke kembali menghentikan pembelian beras dari para petani. Kepala Perum Bulog Merauke Inung Tri Afandi, mengungkapkan, bahwa penghentian pembelian beras dari petani ini dimulai 19 Mei 2021 lalu.
“Untuk penghentian pembelian beras ini dimulai sejak 19 Mei kemarin,” kata Inung Tri Afandi saat dihubungi lewat telpon selulernya.
Meski dihentikan, namun lanjut Inung, yang dilakukan pihaknya adalah pengadaan gabah kering siap giling dari petani. Menurutnya, bahwa pengadaan gabah kering siap giling tersebut merupakan kebijakan untuk seluruh Indonesia. Apalagi, stok nasional saat ini sudah mencapai 1,4 juta ton yang apabila masih terus pengadaan beras maka dikhawatirkan akan rusak.
“Beda dengan gabah kering bisa bertahan lama, sehingga yang kita lakukan sekarang adalah pengadaan gabah kering siap giling,” terangnya.
Inung Afandi juga menjelaskan bahwa untuk Perum Bulog Merauke stok yang ada di gudang sudah mencapai 11.000 ton yang jika hanya melayani kebutuhan ASN dan TNI Polri di 4 kabupaten yakni Merauke, Boven Digoel, Mappi dan Asmat maka dapat bertahan sampai 22 bulan ke depan.
“Karena kebutuhan jatah beras untuk ASN dan TNI Polri di 4 kabupaten di Selatan Papua setiap bulannya hanya berkisar 500 ton. Jadi kalau tidak ada pengiriman keluar Merauke, maka sulit bagi kita untuk pengadaan,” jelasnya.
Kendati demikian, Inung Tri Afandi mengaku akan tetap melaksanakan jika ada kebijakan khusus yang diberikan untuk Merauke dalam hal pengadaan hasil panen petani tersebut. “Kami belum tahu kalau besok ada rapat pimpinan atas dengan pemerintah daerah untuk kembali pengadaan beras. Kami sifatnya menjalankan perintah dari pimpinan atas,’’ jelasnya.
Sekadar diketahui, di pertengahan tahun 2020 lalu Bulog Merauke juga memutuskan untuk pengadaan gabah kering bukan beras lagi. Namun saat itu aliansi petani di Merauke melakukan aksi demo damai menolak pengadaan gabah kering yang dilakukan Bulog tersebut dengan alasan petani rugi. Saat itu, petani ramai-ramai melakukan aksi demo. Melalui perjuangan Pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Merauke ke Perum Bulog Pusat, akhirnya Bulog kembali membeli beras bukan gabah. (ulo/tri)