MERAUKE-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke akhirnya membentukTim Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sehubungan dengan musim kemarau yang berkepanjangan atau terjadinya Elnino yang moderat sampai Februari 2024 mendatang.
Tim penanggulangan kebakaran tersebut dibentuk dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd didampingi Sekda Yermias Paulus Ruben Ndiken, S.Sos, di Kantor Bupati Merauke, Rabu (23/8), kemarin.
Sebagai Ketua Tim Penanggulangan Kebakaran tersebut adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Merauke didukung seluruh instansi terkait baik TNI-Polri, SAR, OPD Pemkab Merauke, distrik sampai kampung.
Tim penanggulangan kebakaran ini dibentuk setelah mendengarkan paparan dari Badan Meteorologi dan Klimatologi Merauke. Dimana dalam paparan tersebut, disebutkan bahwa cuaca ekstrim Elnino di Kabupaten Merauke tersebut diprediksi akan terjadi sampai Februari 2024 mendatang.
Dimana kekeringan ini mulai terjadi dari bulan Mei dan puncaknya untuk Distrik Merauke terjadi pada Agustus 2023. Namun bulan berikutnya terjadi hujan tapi masih di bawah normal dan ini terjadi sampai Februari 2024 atau terjadi Elnino yang moderat.
Kemarau ekstrim yang cukup panjang ini tidak hanya mengancam terjadinya kebakaran lahan dan hutan, tapi juga masyarakat akan mengalami kekurangan sumber air minum, dan dapat mengancam pangan. Karena petani mengalami kekurangan air untuk pertanian mereka.
Dalam rapat tersebut, terungkap pula bahwa kebakaran yang sering terjadi di Merauke di musim kemarau selain karena ada yang terbakar sendiri, juga karena human error atau disengaja.
Karena itu, dalam tim penanggulangan bencana yang dibentuk tersebut, juga harus melibatkan lembaga adat untuk memberikan penyadaran kepada warga agar tidak mudah membakar lahan dan hutan hanya sekadar berburu binatang buruan seperti Tuban dan sebagainya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Romanus Sujatmiko mengungkapkan, dari 22 distrik di Merauke, ada 12 distrik yang setiap tahunnya terjadi kebakaran lahan dan hutan sehingga harus diantisipasi yakni Distrik Merauke, Naukenjerai, Sota, Malind, Kurik, Tanah Miring, Jagebob, Okaba, Ngguti, Kaptel, Kimaam dan Tabonji. (ulo/tho)