Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Bupati Terharu Saat Lepas 29 Anak Marind Kuliah di Rusia dan Amerika 

MERAUKE –  Bupati Merauke, Drs  Romanus Mbaraka, MT, sangat terharu saat  melepas 29 anak asli Marind Papua untuk kuliah S1 dan S2 di  Rusia dan Amerika Serikat,  di Auditorium Kantor Bupati  Merauke,  Selasa (20/12).

Saat memberikan sambutan, sekitar 3-5 menit, orang nomor satu di Merauke  tersebut tidak bisa berkata-kata. Suaranya tampak bergetar dan menangis. Bahkan sempat meminta tisu untuk menghapus matanya  yang lembab dengan air mata.

‘’Saya hanya mau sampaikan pesan singkat, kamu harus sekolah. Tidak ada cara lain untuk bisa  maju selain harus sekolah. Kalian bisa lihat ke kiri dan kenan. Lihat  baik-baik, bahwa orang tua kalian  tidak punya apa-apa dan tumpuan harapan mereka adalah kalian yang ada sekarang. Pesan saya satu, kalian pergi dan pulang bawah ijazah di tangan,’’ tandas Bupati  Romanus Mbaraka. Pesan ini disampaikan bupati Romanus Mbaraka, karena pada periode pertama, dirinya telah mengirim sejumlah anak-anak Marind ke Jerman dengan harapan akan membawa pulang  ijazah di tangan, namun mereka pulang sebelum waktunya.

Baca Juga :  Bupati Serahkan Bantuan Ekonomi Kreatif Kepada 18 UMKM OAP

‘’Saya minta gunakan kesempatan ini dengan baik, karena kesempatan seperti ini tidak akan datang kedua kalinya. Apalagi, tidak semua orang bisa mengurus pendidikan.Tapi mengurus proyek fisik yang besar bisa. Tapi untuk pendidikan tidak semua orang bisa. Karena investasi mengurus pendidikan butuh  anggaran yang besar, waktu, tenaga dan baru dapat dilihat hasilnya setelah dalam jangka waktu lama,’’ terangnya.

     Bupati Romanus Mbaraka juga mengingatkan kepada  para calon mahasiswa luar negeri tersebut untuk tidak selalu mengingat kampung. Tapi saat berada di negara lain, benar-benar fokus untuk  belajar  sehingga bisa menyelesaikan pendidikan tepat  waktu. ‘’Anak-anak yang masih Miras berhenti. Behenti juga pacaran. Betul-betul fokus selama berada di sana, sehingga pulang  membawa ijazah. Saya ulangi kata-kata saya, untuk pulang bawa ijazah. Anda-anda  ini adalah duta orang Marind. Dari sekian orang Marind, anda-anda yang terpilih,’’ pungkas.

Baca Juga :  Danlanud Diminta Segera Tindaklanjuti Hasil Rekomendasi Itjenau

Baltazar Untung Samkakai, mewakili orang tua dari anak-anak tersebut menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Merauke dan Papua Language Institute (PLI) yang memberikan perhatian bagi anak-anak  Marind tersebut.

Pemerintah Kabupaten Merauke sendiri bekerja sama dengan Papua Language Intitute (PLI) dalam mempersiapkan anak-anak yang akan dikirim ke luar negeri tersebut. Dimana lebih dari  200 anak Marind diseleksi dan terpilih 50 anak yang digembleng PLI  baik dari sisi mental, disiplin maupun bahasa selama 1 tahun. Dari 50  orang tersebut, 17 diantaranya masuk dalam Program Unggul Papua yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi. Sisanya, 33 orang. Namun 2 orang mengundurkan diri, sedangkan 2 orang lainny memilih untuk  meneruskan pendidikannya di Indonesia. (ulo/tho)

MERAUKE –  Bupati Merauke, Drs  Romanus Mbaraka, MT, sangat terharu saat  melepas 29 anak asli Marind Papua untuk kuliah S1 dan S2 di  Rusia dan Amerika Serikat,  di Auditorium Kantor Bupati  Merauke,  Selasa (20/12).

Saat memberikan sambutan, sekitar 3-5 menit, orang nomor satu di Merauke  tersebut tidak bisa berkata-kata. Suaranya tampak bergetar dan menangis. Bahkan sempat meminta tisu untuk menghapus matanya  yang lembab dengan air mata.

‘’Saya hanya mau sampaikan pesan singkat, kamu harus sekolah. Tidak ada cara lain untuk bisa  maju selain harus sekolah. Kalian bisa lihat ke kiri dan kenan. Lihat  baik-baik, bahwa orang tua kalian  tidak punya apa-apa dan tumpuan harapan mereka adalah kalian yang ada sekarang. Pesan saya satu, kalian pergi dan pulang bawah ijazah di tangan,’’ tandas Bupati  Romanus Mbaraka. Pesan ini disampaikan bupati Romanus Mbaraka, karena pada periode pertama, dirinya telah mengirim sejumlah anak-anak Marind ke Jerman dengan harapan akan membawa pulang  ijazah di tangan, namun mereka pulang sebelum waktunya.

Baca Juga :  Pertama Kalinya di Masa Pandemi, Kapal Perintis Bawa Penumpang

‘’Saya minta gunakan kesempatan ini dengan baik, karena kesempatan seperti ini tidak akan datang kedua kalinya. Apalagi, tidak semua orang bisa mengurus pendidikan.Tapi mengurus proyek fisik yang besar bisa. Tapi untuk pendidikan tidak semua orang bisa. Karena investasi mengurus pendidikan butuh  anggaran yang besar, waktu, tenaga dan baru dapat dilihat hasilnya setelah dalam jangka waktu lama,’’ terangnya.

     Bupati Romanus Mbaraka juga mengingatkan kepada  para calon mahasiswa luar negeri tersebut untuk tidak selalu mengingat kampung. Tapi saat berada di negara lain, benar-benar fokus untuk  belajar  sehingga bisa menyelesaikan pendidikan tepat  waktu. ‘’Anak-anak yang masih Miras berhenti. Behenti juga pacaran. Betul-betul fokus selama berada di sana, sehingga pulang  membawa ijazah. Saya ulangi kata-kata saya, untuk pulang bawa ijazah. Anda-anda  ini adalah duta orang Marind. Dari sekian orang Marind, anda-anda yang terpilih,’’ pungkas.

Baca Juga :  ABK KM Merpati yang Terseret Arus Dipastikan Jatuh Terpeleset

Baltazar Untung Samkakai, mewakili orang tua dari anak-anak tersebut menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Merauke dan Papua Language Institute (PLI) yang memberikan perhatian bagi anak-anak  Marind tersebut.

Pemerintah Kabupaten Merauke sendiri bekerja sama dengan Papua Language Intitute (PLI) dalam mempersiapkan anak-anak yang akan dikirim ke luar negeri tersebut. Dimana lebih dari  200 anak Marind diseleksi dan terpilih 50 anak yang digembleng PLI  baik dari sisi mental, disiplin maupun bahasa selama 1 tahun. Dari 50  orang tersebut, 17 diantaranya masuk dalam Program Unggul Papua yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi. Sisanya, 33 orang. Namun 2 orang mengundurkan diri, sedangkan 2 orang lainny memilih untuk  meneruskan pendidikannya di Indonesia. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya