Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

RSUD Merauke Belum Bisa Mandiri

MERAUKE – Kendati RSUD Merauke sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), namun sampai sekarang belum bisa mandiri, sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke masih terus menyediakan anggaran agar pelayanan kepada masyarakat tetap dapat berjalan dengan baik.

‘’Soal belanja RSUD Merauke dalam hal pelayanan, kita mencoba untuk membantu dari APBD. Tadinya dengan BLUD , kita maunya RSUD Merauke bisa mandiri. Tapi kita kan dalam proses dan hampir semua rumah sakit di Papua belum mandiri, sehingga kita masih terus mendampingi, memperbaiki manajemennya,’’ kata Bupati Merauke Drs Romanus Mbarakan, MT kepada wartawan di Merauke, Selasa (20/9).

   Bupati Romanus Mbaraka juga menjelaskan soal protes yang dilakukan dari petugas service, sopir ambulance dan security. Menurut Bupati Romanus, mereka ingin agar dimasukkan dalam data base honorer untuk diangkat menjadi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) formasi kuota 600 honorer.

Baca Juga :  Anggaran untuk Perjuangan PPS Tetap Dialokasikan

‘’Tapi diantara  itu, sebenarnya sudah ada yang masuk dalam data base honorer untuk diangkat menjadi calon ASN . Hanya mereka tidak tahu. Tapi pada prinsipnya, mereka tetap mau kerja,’’ tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati  Romanus Mbaraka juga menyinggung soal rumah sakit Tipe B yang dibangun di belakang Perumahan Veteran, Kelurahan Kamundu Merauke.  Menurut  bupati, rumah sakit Tipe B tersebut merupakan program dari pusat yang dibantu dengan APBD, namun tidak dilanjutkan  oleh APBN sendiri.

‘’Makanya  dalam pembahasan dengan Bappenas, saya coba mengangkat untuk pembangunan rumah sakit ini dilanjutkan karena kita sudah menjadi provinsi. Cuma, Loprinya di DAK belum terbuka. Karena sekarang sistem insert giat usulan anggaran berdasarkan SPID dan formatnya sudah berbeda. Misalnya ada DAK untuk provinsi dan kabupaten, maka OPDnya harus insert lewat format yang yang ada. Kemudian Bappenas dan lembaga terkait membahas ini di sana. Ketika Loprinya terbuka berarti dia bisa mendapatkan anggaran. Nah, untuk rumah sakit, ini yang belum terjadi,’’ pungkasnya. (ulo/tho)    

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan Istri di Merauke Ditngkap

MERAUKE – Kendati RSUD Merauke sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), namun sampai sekarang belum bisa mandiri, sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke masih terus menyediakan anggaran agar pelayanan kepada masyarakat tetap dapat berjalan dengan baik.

‘’Soal belanja RSUD Merauke dalam hal pelayanan, kita mencoba untuk membantu dari APBD. Tadinya dengan BLUD , kita maunya RSUD Merauke bisa mandiri. Tapi kita kan dalam proses dan hampir semua rumah sakit di Papua belum mandiri, sehingga kita masih terus mendampingi, memperbaiki manajemennya,’’ kata Bupati Merauke Drs Romanus Mbarakan, MT kepada wartawan di Merauke, Selasa (20/9).

   Bupati Romanus Mbaraka juga menjelaskan soal protes yang dilakukan dari petugas service, sopir ambulance dan security. Menurut Bupati Romanus, mereka ingin agar dimasukkan dalam data base honorer untuk diangkat menjadi calon Aparatur Sipil Negara (ASN) formasi kuota 600 honorer.

Baca Juga :  Razia Miras, Polsek Okaba Amankan Empat Orang

‘’Tapi diantara  itu, sebenarnya sudah ada yang masuk dalam data base honorer untuk diangkat menjadi calon ASN . Hanya mereka tidak tahu. Tapi pada prinsipnya, mereka tetap mau kerja,’’ tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati  Romanus Mbaraka juga menyinggung soal rumah sakit Tipe B yang dibangun di belakang Perumahan Veteran, Kelurahan Kamundu Merauke.  Menurut  bupati, rumah sakit Tipe B tersebut merupakan program dari pusat yang dibantu dengan APBD, namun tidak dilanjutkan  oleh APBN sendiri.

‘’Makanya  dalam pembahasan dengan Bappenas, saya coba mengangkat untuk pembangunan rumah sakit ini dilanjutkan karena kita sudah menjadi provinsi. Cuma, Loprinya di DAK belum terbuka. Karena sekarang sistem insert giat usulan anggaran berdasarkan SPID dan formatnya sudah berbeda. Misalnya ada DAK untuk provinsi dan kabupaten, maka OPDnya harus insert lewat format yang yang ada. Kemudian Bappenas dan lembaga terkait membahas ini di sana. Ketika Loprinya terbuka berarti dia bisa mendapatkan anggaran. Nah, untuk rumah sakit, ini yang belum terjadi,’’ pungkasnya. (ulo/tho)    

Baca Juga :  Diduga Kelelahan, Sekretaris KPPS Meninggal Dunia

Berita Terbaru

Artikel Lainnya