MERAUKE-Hasil pemeriksaan Test Cepat Molekuler (TCM) RSUD Merauke pada Rabu (19/5) menunjukkan bahwa 5 orang diantaranya terkonfirmasi Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr Nevile Muskita, ditemui mengungkapkan bahwa dari 5 tambahan kasus tersebut, 3 diantaranya harus jalani isolasi dan perawatan di RSUD Merauke karena bergejala sedang maupun berat.
Sedangkan 2 pasien lainnya menjalani karantina di rumahnya. “Kalau kemarin itu ada tambahan 5 kasus, dimana 3 diantaranya harus isolasi di RSUD Merauke,” kata Nevile.
Dengan tambahan tersebut, maka jumlah yang menjalani isolasi di RSUD Merauke yang sebelumnya tinggal 2 orang menjadi 5 orang. Sedangkan yang menjalani karantina di rumah tinggal 7 orang. Karena ada 5 pasien dinyatakan telah menjalani karantina atau sembuh.
“Kalau jumlah kasus kita secara kumulatif sebanyak 907 orang dimana 11 diantaranya masih menjalani perawatan. Sedangkan yang sembuh sebanyak 843 orang,” jelasnya.
Sementara untuk meninggal dunia, sebanyak 53 orang. Artinya ada tambahan 1 orang yang sebelumnya sudah tercatat 52 orang meninggal dunia karena Covid. Namun Nevile menyebut bahwa sebenarnya pasien Covid tersebut sudah meninggal sejak 13 Mei lalu, namun baru dilaporkan kepada pihaknya pada Rabu (19/5).
“Tambahan 1 orang meninggal itu sebenarnya sudah dari tanggal 13 Mei lalu. Tapi, laporannya baru saya terima kemarin,” jelasnya.
Soal penampungan khusus untuk pasien Covid yang tidak bergejala, diakui dr. Nevile, bahwa untuk tempat penampungan tersebut ditangani langsung oleh Bagian Umum Setda Kabupaten Merauke. “Coba tanya ke Bagian Umum Setda. Kalau saya yang jawab nanti salah,” katanya.
Namun Hotel Akat yang dulunya dipakai untuk penampungan pasien Covid tidak bergejala tersebut, meski pasien Covid yang dirawat hanya menggunakan setengah dari bad yang ada, namun pemerintah daerah berkewajiban membayar full setiap bulannya.
“Ini kan misalnya rata-rata 5-10 bad dipakai. Tapi, karena itu dipakai maka seluruh bad yang ada di sana dibayar. Karena tidak mungkin ada masyarakat umum yang mau pakai di situ kalau ada pasien Covid. Mungkin yang perlu dicari adalah penginapan yang tidak terlalu banyak sehingga tidak membebani anggaran nanti,” pungkasnya. (ulo/tri)