MERAUKE– Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka secara tegas mengatakan bahwa sampai sekarang belum ada izin yang diberikan atau dikeluarkan untuk investasi apapun untuk wilayah Kimaam. Hal itu disampaikan Romanus Mbaraka, MT kepada wartawan berkaitan dengan aksi demo penolakan investasi yang dilakukan oleh masyarakat untuk wilayah suku Kimahima dan Maklew ke DPR Kabupaten Merauke beberapa hari lalu.
‘’Kalau dari aspek tata ruang, dari sebaran tutupan hutan yang ada di Merauke, berdasarkan fungsi dan peruntukan, Kimaam itu kategori konservasi. Hampir seluruhnya masuk wilayah konservasi dan hampir sleuruhnya daratan yang ada di Kimaam itu adalah daratan mangrove, sehingga tidak flexibel untuk investasi. Kalau skala kecil bisa, tapi kalau skala industri tidak bisa. Jadi belum ada satupun izin keluar dari Kimaam. Jadi kalau ada yang bilang begini begitu, itu tidak benar,’’ tandas Romanus Mbaraka, Minggu (16/06/2024).
Sebagai orang yang berasal dari Kimaam, lanjut bupati Romanus Mbaraka, dirinya juga tahu dan memahami Kimaam. Begitu juga daerah sekitar Maklew, juga belum ada izin investasi untuk industri. Sama sekali belum ada.
‘’Tapi dari aspek penataan ruang secara keseluruhan, seluruh wilayah Merauke masuk dalam ruang potensial pengembangan pangan. Mengapa, karena dari aspek kontur, 0,8 derajat kita berada di bawah permukaan laut. Berikut, daratan kita terbentuk dari segmentasi, sehingga dari aspek kesuburan, tanah kita cocok untuk tanaman apa saja,’’katanya.
Karena itu, ungkap bupati Romanus Mbaraka, jika ada yang mengatakan bahwa investasi di sana (Kimaammred) di tolak, memang tidak ada investasi di sana dalam skala industri. ‘’Tapi kalau yang diolah masyarakat itu ada,’’ terangnya.
Sekadar diketahui, pada Jumat (14/06/2024) lalu, ratusan masyarakat dari Suku Kimahima dan Maklew menyeruduk Kantor DPR Kabupaten Merauke menyampaikan penolakan atas investasi yang akan masuk ke Kimaam. Bahkan mereka mengaku sudah ada kapal yang berlabuh di Ilwayab dan tampak helikopter bolak balik di udara yang mereka perkirakan mulai melakukan pemetaan wilayah untuk investasi tersebut. (ulo)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos