Friday, July 5, 2024
26.7 C
Jayapura

Bupati Romanus Tegaskan Belum Ada Izin Investasi Keluar untuk Wilayah Kimaam   

MERAUKE  Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka secara tegas mengatakan bahwa sampai  sekarang belum ada  izin yang diberikan atau dikeluarkan untuk investasi apapun  untuk wilayah Kimaam. Hal itu disampaikan Romanus Mbaraka, MT kepada wartawan berkaitan dengan aksi demo penolakan investasi yang dilakukan oleh masyarakat untuk wilayah suku Kimahima dan Maklew ke DPR Kabupaten Merauke beberapa hari lalu.   

‘’Kalau dari aspek tata ruang, dari sebaran tutupan hutan yang ada di Merauke, berdasarkan fungsi dan peruntukan, Kimaam itu kategori konservasi. Hampir seluruhnya masuk wilayah konservasi dan hampir sleuruhnya daratan yang ada di Kimaam itu adalah daratan mangrove, sehingga tidak flexibel untuk investasi. Kalau skala kecil bisa, tapi kalau skala industri tidak bisa. Jadi belum ada satupun izin keluar dari Kimaam. Jadi kalau ada yang bilang begini begitu, itu tidak benar,’’ tandas Romanus Mbaraka, Minggu (16/06/2024).

Baca Juga :  Kantor DPW Diresmikan, Nasdem PPS Harus Terdepan Jaga Kebebasan Berdemokrasi

Sebagai orang yang berasal dari Kimaam, lanjut bupati  Romanus Mbaraka, dirinya juga tahu dan memahami Kimaam. Begitu juga daerah sekitar Maklew, juga belum ada izin investasi untuk industri. Sama sekali belum ada.

‘’Tapi dari aspek penataan ruang secara keseluruhan, seluruh wilayah Merauke masuk dalam ruang potensial pengembangan  pangan. Mengapa, karena dari aspek kontur, 0,8 derajat kita berada di bawah  permukaan laut. Berikut, daratan kita terbentuk dari segmentasi, sehingga dari aspek kesuburan, tanah kita cocok untuk tanaman apa saja,’’katanya.   

Karena itu, ungkap bupati Romanus Mbaraka,  jika ada yang mengatakan bahwa investasi di  sana (Kimaammred) di tolak, memang tidak ada investasi di sana dalam skala industri. ‘’Tapi kalau  yang diolah masyarakat itu ada,’’ terangnya.   

Baca Juga :  10 Napi Lapas Merauke Tidak Diusulkan Terima Remisi

   Sekadar diketahui, pada Jumat  (14/06/2024) lalu, ratusan masyarakat  dari Suku Kimahima dan Maklew  menyeruduk Kantor DPR Kabupaten Merauke menyampaikan penolakan atas investasi yang akan masuk ke Kimaam. Bahkan  mereka mengaku sudah ada kapal yang berlabuh di Ilwayab dan tampak helikopter bolak balik di udara yang mereka perkirakan mulai melakukan pemetaan wilayah untuk investasi  tersebut. (ulo)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE  Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka secara tegas mengatakan bahwa sampai  sekarang belum ada  izin yang diberikan atau dikeluarkan untuk investasi apapun  untuk wilayah Kimaam. Hal itu disampaikan Romanus Mbaraka, MT kepada wartawan berkaitan dengan aksi demo penolakan investasi yang dilakukan oleh masyarakat untuk wilayah suku Kimahima dan Maklew ke DPR Kabupaten Merauke beberapa hari lalu.   

‘’Kalau dari aspek tata ruang, dari sebaran tutupan hutan yang ada di Merauke, berdasarkan fungsi dan peruntukan, Kimaam itu kategori konservasi. Hampir seluruhnya masuk wilayah konservasi dan hampir sleuruhnya daratan yang ada di Kimaam itu adalah daratan mangrove, sehingga tidak flexibel untuk investasi. Kalau skala kecil bisa, tapi kalau skala industri tidak bisa. Jadi belum ada satupun izin keluar dari Kimaam. Jadi kalau ada yang bilang begini begitu, itu tidak benar,’’ tandas Romanus Mbaraka, Minggu (16/06/2024).

Baca Juga :  Di Merauke, Seorang IRT Tewas Gantung Diri

Sebagai orang yang berasal dari Kimaam, lanjut bupati  Romanus Mbaraka, dirinya juga tahu dan memahami Kimaam. Begitu juga daerah sekitar Maklew, juga belum ada izin investasi untuk industri. Sama sekali belum ada.

‘’Tapi dari aspek penataan ruang secara keseluruhan, seluruh wilayah Merauke masuk dalam ruang potensial pengembangan  pangan. Mengapa, karena dari aspek kontur, 0,8 derajat kita berada di bawah  permukaan laut. Berikut, daratan kita terbentuk dari segmentasi, sehingga dari aspek kesuburan, tanah kita cocok untuk tanaman apa saja,’’katanya.   

Karena itu, ungkap bupati Romanus Mbaraka,  jika ada yang mengatakan bahwa investasi di  sana (Kimaammred) di tolak, memang tidak ada investasi di sana dalam skala industri. ‘’Tapi kalau  yang diolah masyarakat itu ada,’’ terangnya.   

Baca Juga :  TNI-Polri Siap Amankan Kunjungan Wapres ke Papua Selatan

   Sekadar diketahui, pada Jumat  (14/06/2024) lalu, ratusan masyarakat  dari Suku Kimahima dan Maklew  menyeruduk Kantor DPR Kabupaten Merauke menyampaikan penolakan atas investasi yang akan masuk ke Kimaam. Bahkan  mereka mengaku sudah ada kapal yang berlabuh di Ilwayab dan tampak helikopter bolak balik di udara yang mereka perkirakan mulai melakukan pemetaan wilayah untuk investasi  tersebut. (ulo)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya