Thursday, April 25, 2024
24.7 C
Jayapura

KPU Turunkan 489 Petugas  Coklit

Frans  Papilaya  ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE- Komisi Pemilihan   Umum  Kabupaten Merauke    menurunkan  sedikitnya 489  Petugas Pemutakhiran Data Pemilih  (PPDP)  untuk melakukan  pencocokan  dan penelitian (Coklit) pemilih di 179 kampung,  11 kelurahan  dan 20 distrik.  Devisi Data dan Informasi   KPU Kabupaten  Merauke Frans Papilaya  mengungkapkan, bahwa   489  petugas  PPDP  tersebut  mulai melakukan Coklit  terhitung sejak  15 Juli  2020.

  “Mereka akan melakukan   Coklit  selama kurang dari1 bulan kedepan. Karena pencocokan dan  penelitian   data pemilih  ini akan  berakhir  13 Agustus  2020 mendatang,’’ katanya.    

  Menurut  Frans  Papilaya,  setiap  TPS  ada satu petugas  PPDP  untuk melakukan coklit  sehingga beban tugas   dari   petugas PPDP tersebut  berbeda tergantung  jumlah  pemilih  dalam satu  TPS. “Tapi,  untuk setiap  TPS  jumlahnya maksimal  500 orang. Jadi beban  kerjanya   tidak terlalu  berbeda antara  satu dengan  yang lainnya,’’ katanya. 

Baca Juga :  Bulan September, Rata-Rata 17 Kasus Covid Perhari

   Frans  Papilaya berharap, masyarakat yang   sudah memiliki hak memilih namun  belum  terdaftar  sebagai  pemilih  dapat  diakomodir  lewat pencoklitan  tersebut. Begitu juga  bagi   warga yang  sudah meninggal  dunia, pindah ke   wilayah lain  namun  masih  tetap terdaftar  sebagai pemilih di TPS  tersebut  dapat dikeluarkan. (ulo/tri)  

Frans  Papilaya  ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE- Komisi Pemilihan   Umum  Kabupaten Merauke    menurunkan  sedikitnya 489  Petugas Pemutakhiran Data Pemilih  (PPDP)  untuk melakukan  pencocokan  dan penelitian (Coklit) pemilih di 179 kampung,  11 kelurahan  dan 20 distrik.  Devisi Data dan Informasi   KPU Kabupaten  Merauke Frans Papilaya  mengungkapkan, bahwa   489  petugas  PPDP  tersebut  mulai melakukan Coklit  terhitung sejak  15 Juli  2020.

  “Mereka akan melakukan   Coklit  selama kurang dari1 bulan kedepan. Karena pencocokan dan  penelitian   data pemilih  ini akan  berakhir  13 Agustus  2020 mendatang,’’ katanya.    

  Menurut  Frans  Papilaya,  setiap  TPS  ada satu petugas  PPDP  untuk melakukan coklit  sehingga beban tugas   dari   petugas PPDP tersebut  berbeda tergantung  jumlah  pemilih  dalam satu  TPS. “Tapi,  untuk setiap  TPS  jumlahnya maksimal  500 orang. Jadi beban  kerjanya   tidak terlalu  berbeda antara  satu dengan  yang lainnya,’’ katanya. 

Baca Juga :  Selain Ispa, Juga Diare Juga Meningkat 

   Frans  Papilaya berharap, masyarakat yang   sudah memiliki hak memilih namun  belum  terdaftar  sebagai  pemilih  dapat  diakomodir  lewat pencoklitan  tersebut. Begitu juga  bagi   warga yang  sudah meninggal  dunia, pindah ke   wilayah lain  namun  masih  tetap terdaftar  sebagai pemilih di TPS  tersebut  dapat dikeluarkan. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya