Sunday, November 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Diduga Laut Arafura Tercemar Bangkai Ikan

Kondisi ini Membuat Ikan Bernilai  Ekonomi Tinggi  Kabur ke Perairan PNG* 

MERAUKE–Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke, Susanto Masita mengungkapkan, saat ini ada dugaan laut Arafura mengalami  pencemaran dari bangkai ikan sendiri akibat ulah dari para nelayan yang hanya mengambil gelembung dari ikan, sementara daging dari ikan tersebut dibuang ke laut.

    ‘’Ikan yang diambil gelembungnya kemudian dagingnya dibuang ke laut, ini akan menganggu ekosistem di laut sehingga ikan akan mencari ekosistem yang lebih sehat,’’ kata pria asli Toraja kelahiran Merauke itu baru-baru ini.

   Susanto Masita mengungkapkan, saat ini ada 473 kapal yang telah melakukan kegiatan melapor tiba dan berangkat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke ke Laut Arafura. Dari jumlah tersebut, 383 kapal izinnya dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi dengan kapal di bawah 30 GT. Sedangkan 90 kapal lainnya dikeluarkan oleh pusat dengan  kapasitas di atas 30 GT.

Baca Juga :  Satu Napi Tewas, Polisi Periksa Tiga Saksi

     Menurutnya, untuk kapal di bawah  30 GT tersebut hanya dilengkapi dengan freezer, sehingga ketika ada penangkapan ikan, hanya mengambil gelembung ikannya sementara dagingnya dibuang ke laut.  ‘’Ini harus menjadi perhatian kita. Mengapa nelayayan kita kejar ikan sampai ke PNG. Kalau pertanyaan ini harus dijawab secara ilmiah.  Kita tidak bisa bilang ikan di sana (PNG) lebih bagus. Ikan di Indonesia juga bagus. Kalau tidak bagus, tidak mungkin nelayan asing mau masuk ke Indonesia,”bebernya.

Dikatakan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan sangat aneh jika nelayan lari ke PNG. “Ini karena kesalahan kita juga, terutama nelayan kita.  Karena  menangkap ikan di bawah 30 GT di frezeer. Ambil gelembungnya, ikannya dibuang. Ini pertanyaan secara ilmiah dan menjadi limbah di perairan kita, membuat ekosistem kita terganggu. Saat terganggu itu, maka ikan yang ada di perairan kita lari ke ekosistem yangt sehat. Itulah  yang terjadi sekarang, ikan dengan nilai ekonomi  tinggi lari ke PNG,’’tandanya.

Baca Juga :  Penerima Diminta Optimalkan Bantuan Pupuk Organik

Karena itu, Susanto Masita sangat mendukung apabila ada investor yang masuk untuk menampung ikan-ikan yang gelembungnya sudah diambil tersebut. ‘’Di wilayah Cina, ikan diperebutkan. Tapi di wilayah kita sangat sombong sekali  kita ini. Ikan kita buang,’’ tandasnya.  (ulo/tho)

Kondisi ini Membuat Ikan Bernilai  Ekonomi Tinggi  Kabur ke Perairan PNG* 

MERAUKE–Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke, Susanto Masita mengungkapkan, saat ini ada dugaan laut Arafura mengalami  pencemaran dari bangkai ikan sendiri akibat ulah dari para nelayan yang hanya mengambil gelembung dari ikan, sementara daging dari ikan tersebut dibuang ke laut.

    ‘’Ikan yang diambil gelembungnya kemudian dagingnya dibuang ke laut, ini akan menganggu ekosistem di laut sehingga ikan akan mencari ekosistem yang lebih sehat,’’ kata pria asli Toraja kelahiran Merauke itu baru-baru ini.

   Susanto Masita mengungkapkan, saat ini ada 473 kapal yang telah melakukan kegiatan melapor tiba dan berangkat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Merauke ke Laut Arafura. Dari jumlah tersebut, 383 kapal izinnya dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi dengan kapal di bawah 30 GT. Sedangkan 90 kapal lainnya dikeluarkan oleh pusat dengan  kapasitas di atas 30 GT.

Baca Juga :  Di Merauke, Pelaku Curas Ditangkap

     Menurutnya, untuk kapal di bawah  30 GT tersebut hanya dilengkapi dengan freezer, sehingga ketika ada penangkapan ikan, hanya mengambil gelembung ikannya sementara dagingnya dibuang ke laut.  ‘’Ini harus menjadi perhatian kita. Mengapa nelayayan kita kejar ikan sampai ke PNG. Kalau pertanyaan ini harus dijawab secara ilmiah.  Kita tidak bisa bilang ikan di sana (PNG) lebih bagus. Ikan di Indonesia juga bagus. Kalau tidak bagus, tidak mungkin nelayan asing mau masuk ke Indonesia,”bebernya.

Dikatakan, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan sangat aneh jika nelayan lari ke PNG. “Ini karena kesalahan kita juga, terutama nelayan kita.  Karena  menangkap ikan di bawah 30 GT di frezeer. Ambil gelembungnya, ikannya dibuang. Ini pertanyaan secara ilmiah dan menjadi limbah di perairan kita, membuat ekosistem kita terganggu. Saat terganggu itu, maka ikan yang ada di perairan kita lari ke ekosistem yangt sehat. Itulah  yang terjadi sekarang, ikan dengan nilai ekonomi  tinggi lari ke PNG,’’tandanya.

Baca Juga :  Ajarkan Pembuatan Pestisida Nabati dan Pupuk Organik

Karena itu, Susanto Masita sangat mendukung apabila ada investor yang masuk untuk menampung ikan-ikan yang gelembungnya sudah diambil tersebut. ‘’Di wilayah Cina, ikan diperebutkan. Tapi di wilayah kita sangat sombong sekali  kita ini. Ikan kita buang,’’ tandasnya.  (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya