MERAUKE-Pemilihan pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Merauke periode 2020-2025 siap dihelat. Ketua Panitia Pelaksana Konfrensi PGRI Kabupaten Merauke Soleman Jambormias mengungkapkan bahwa pemilihan pengurus PGRI Kabupaten Merauke periode 2020-2025 tersebut rencananya akan digelar 28 Juni mendatang.

“Dalam konfrensi PGRI ini, inti utamanya adalah laporan pertangungjawaban pengurus lama periode 2015-2020 dan pemilihan pengurus periode 2020-2025,’’ kata Soleman Jambormias.
Terkait dengan itu kepada para guru yang ingin mencalonkan diri sebagai ketua PGRI masa bakti 5 tahun kedepan tersebut, Soleman Jambormias, mengharapkan untuk mulai sekarang mempersiapkan visi misi untuk disampaikan saat konferensi sebelum pemilihan dilakukan.
“Karena nantinya akan ada penyampaian visi misi bagi mereka yang ingin maju sebagai ketua,” katanya.
Namun lanjut Soleman Jambormias bahwa meski tidak ada larangan bagi guru lainnya karena semua memiliki hak yang sama dipilih dan memilih namun dalam pemilihan ini lebih diutamakan putra asli Papua. “Kita utamakan saudara-saudara kita putra asli Papua,’’ jelasnya.
Salah satunya, kata dia, Ketua PGRI yang akan didemisioner Sergius Womsiwor. ‘’Beliau juga masih punya hak untuk maju karena baru satu periode,’’ terangnya. Namun begitu, soal sosok ketua yang diinginkan, Jambormias menjelaskan bahwa PGRI merupakan organisasi perjuangannya guru. Dengan motto utamanya solidaritas.
“Karena itu, kita butuh seorang figur yang benar-benar memperjuangkan hak-hak guru sehingga dia tetap ada untuk guru,’’ katanya.
Ia mencontohkan, ketika ada rekan guru yang meninggal dunia, maka setidaknya hadir di tengah-tengah keluarga yang berduka dengan menggunakan baju PGRI. “Kalau perlu, kita pikul petinya keluar. Kita guru-guru yang angkat jenazah dan petinya. Kita harap kedepan, PGRI mempersatukan kita semua guru,” jelasnya.
Ditambahkan, jumlah guru di Merauke lebih dari 2.000 baik yang ASN maupun yang honor. “Kalau kita persatukan semua guru ini dengan baik dan hak-hak mereka kita perjuangkan mulai dari kenaikan pangkat yang tidak berbelit-belit dan sertifikasi bagi mereka yang belum, mereka yang belum S1 dan sebagainya, maka kita butuh sosok figur guru yang siap merelakan hati dan jiwanya untuk memperjuangkan guru di Merauke,” tambahnya. (ulo/tri)