BIAK – Memasuki tahun 2025, tren penerbangan di Biak menunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini diperkirakan akan berlanjut selama bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran.
Manager Operasi PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Biak, Darma Dwilaksono, mewakili GM PT AP Indonesia, mengungkapkan bahwa trafik penerbangan pada musim mudik tahun ini diprediksi mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2024.
“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, ada penurunan jumlah penumpang sekitar 20%. Sementara itu, jumlah pesawat yang beroperasi selama periode angkutan Lebaran juga diperkirakan turun sekitar 29%,” ujar Darma Dwilaksono, ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/3). Selain itu, jumlah kargo yang dikirim melalui Bandara Frans Kaisiepo Biak juga masih di bawah satu ton.
Kata Darma, Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 28 Maret, sedangkan arus balik diperkirakan terjadi pada 7 April. Namun, hingga saat ini belum ada permintaan dari maskapai untuk menambah penerbangan ekstra (extra flight) pada periode Lebaran.
“Sejauh ini, kami belum menerima informasi dari maskapai apakah mereka akan menambah extra flight atau tidak. Sampai sekarang, jadwal penerbangan masih sama seperti sebelumnya,” tambahnya.
Saat ini, penerbangan domestik yang beroperasi di Bandara Frans Kaisiepo Biak didominasi oleh maskapai Lion Air, Sriwijaya Air, Trigana Air, dan Travira. Untuk meningkatkan frekuensi penerbangan di Biak, pihak bandara telah melakukan pertemuan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Biak Numfor dan Bupati Biak Numfor guna membahas strategi agar penerbangan dapat berlangsung lebih rutin setiap hari.