Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Tuntut Penyesuaian Tarif,  Sopir Angkot Mogok

MERAUKE- Sopir angkutan kota (Angkot) di Kota Merauke melakukan  aksi mogok, Rabu (7/9). Aksi mogok yang dilakukan ini dengan tidak beroperasi. Awalnya, mereka berkumpul di jalan Brawijaya depan SMPN 2 Merauke, kemudian beralih ke Jalan Marthadinata , jalur menuju Bandara Mopah Merauke.

Para sopir Angkot ini mengatakan, aksi mogok yang mereka lakukan ini secara spontan dari para sopir yang berusaha memperjuangkan nasib mereka. ‘’Ini spontan kita lakukan. Jadi tidak ada yang mengkoordinir,’’ kata Hendrik, salah satu sopir taksi tersebut. Karena spontan, maka tidak semua sopir angkot mogok.

Sebagian kecil masih tetap beroperasi. Hendrik mengaku, awalnya memperkirakan yang akan mogok secara sponton ini bderkisar dari 15 sopir angkot tapi ternyata diluar perkiraan. ‘’Ternyata lebih banyak yang ikut dari yang kami perkirakan,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Musrenbang Forum Sinkronisasi dan Harmonisasi Program   

Dikatakan, aksi mogok yang dilakukan ini agar pemerintah khususnya Dinas Perhubungan segera melakukan penyesuaian tarif  angkutan umum.Karena para sopir angkot tersebut dengan adanya kenaikan harga BBM saat ini membuat pendapatan semakin merosot, karena sebagian habis untuk membeli kembali BBM.

Jika sebelum pertalite naik, tarif angkot untuk anak sekolah Rp 2.000-3.000 sedangkan untuk orang dewasa Rp 5.000 sekali jalan, maka para sopir tersebut meminta kenaikan menjadi Rp 5.000 untuk anak sekolah. Sedangkan orang dewasa menjadi Rp 7.000-8.000.

‘’Kalau sebelum naik itu masih harga Rp 7.860 perliter tapi sekarang sudah menjadi Rp 10.000 sehingga  pendapatan yang kita peroleh semakin kecil,’’ katanya.

     Sebelum BBM subsidi naik, jelas Hendrik, pendapatan dalam satu bulannya paling tinggi Rp 1 juta. Namun dengan kenaikan BBM ini jumlah tersebut akan merosot turun. ‘’Ada pemilik mobil yang minta setoran perhari  Rp 100.000, ada yang Rp 150.000 dan ada juga yang Rp 100.000. Tergantung kondisi mobilnya,’’ jelasnya. Ini karena para sopir angkot tersebut rata-rata sewa mobil.   

Baca Juga :  Kasat Binmas Sambangi Petani Sayur

  Sopir angkot  ini juga akan meminta pemerintah untuk menyediakan jalur khusus di SPBU untuk mobil angkot. Ini  karena menurut  mereka kadang sudah antri berjam-jam, tapi giliran untuk pengisian, BBM Pertalite tersebut habis. Sehingga pihaknya terpaksa harus  menunggu hari berikutnya.

‘’Itu terjadi karena masih banyak pengetap-pengetap  yang juga ikut antri melakukan pengisian BBM subsidi,’’ jelas salah satu dari sopir angkot tersebut. (ulo/tho)   

MERAUKE- Sopir angkutan kota (Angkot) di Kota Merauke melakukan  aksi mogok, Rabu (7/9). Aksi mogok yang dilakukan ini dengan tidak beroperasi. Awalnya, mereka berkumpul di jalan Brawijaya depan SMPN 2 Merauke, kemudian beralih ke Jalan Marthadinata , jalur menuju Bandara Mopah Merauke.

Para sopir Angkot ini mengatakan, aksi mogok yang mereka lakukan ini secara spontan dari para sopir yang berusaha memperjuangkan nasib mereka. ‘’Ini spontan kita lakukan. Jadi tidak ada yang mengkoordinir,’’ kata Hendrik, salah satu sopir taksi tersebut. Karena spontan, maka tidak semua sopir angkot mogok.

Sebagian kecil masih tetap beroperasi. Hendrik mengaku, awalnya memperkirakan yang akan mogok secara sponton ini bderkisar dari 15 sopir angkot tapi ternyata diluar perkiraan. ‘’Ternyata lebih banyak yang ikut dari yang kami perkirakan,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Rehab Pasar Wamanggu Difokuskan Bagian Barat

Dikatakan, aksi mogok yang dilakukan ini agar pemerintah khususnya Dinas Perhubungan segera melakukan penyesuaian tarif  angkutan umum.Karena para sopir angkot tersebut dengan adanya kenaikan harga BBM saat ini membuat pendapatan semakin merosot, karena sebagian habis untuk membeli kembali BBM.

Jika sebelum pertalite naik, tarif angkot untuk anak sekolah Rp 2.000-3.000 sedangkan untuk orang dewasa Rp 5.000 sekali jalan, maka para sopir tersebut meminta kenaikan menjadi Rp 5.000 untuk anak sekolah. Sedangkan orang dewasa menjadi Rp 7.000-8.000.

‘’Kalau sebelum naik itu masih harga Rp 7.860 perliter tapi sekarang sudah menjadi Rp 10.000 sehingga  pendapatan yang kita peroleh semakin kecil,’’ katanya.

     Sebelum BBM subsidi naik, jelas Hendrik, pendapatan dalam satu bulannya paling tinggi Rp 1 juta. Namun dengan kenaikan BBM ini jumlah tersebut akan merosot turun. ‘’Ada pemilik mobil yang minta setoran perhari  Rp 100.000, ada yang Rp 150.000 dan ada juga yang Rp 100.000. Tergantung kondisi mobilnya,’’ jelasnya. Ini karena para sopir angkot tersebut rata-rata sewa mobil.   

Baca Juga :  Kasat Binmas Sambangi Petani Sayur

  Sopir angkot  ini juga akan meminta pemerintah untuk menyediakan jalur khusus di SPBU untuk mobil angkot. Ini  karena menurut  mereka kadang sudah antri berjam-jam, tapi giliran untuk pengisian, BBM Pertalite tersebut habis. Sehingga pihaknya terpaksa harus  menunggu hari berikutnya.

‘’Itu terjadi karena masih banyak pengetap-pengetap  yang juga ikut antri melakukan pengisian BBM subsidi,’’ jelas salah satu dari sopir angkot tersebut. (ulo/tho)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya