MERAUKE- Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pertanian Republik Indonesia menyiapkan asuransi bagi petani yang mengalami gagal panen di Kabupaten Merauke.
‘’Jadi kita di Merauke mendapat kuota asuransi kurang lebih 10.000 hektar bagi petani yang gagal panen. Tapi, asuransi ini akan ada hitungan tehnisnya. Jadi yang betul-betul gagal panen seperti apa ini yang sementara disosialisasikan kepada petani. Nanti bersama dengan Kepala Kampung dan Dinas Pertanian akan meneliti dan menetapkan lahan-lahan mana saja yang layak dikategorikan gagal panen. Maka dia akan mendapat asuransi antara Rp 3-6 juta. Dengan hitungan 36.000 hektar permusim tanam,’’ kata bupati Romanus Mbaraka, MT, di Merauke, Sabtu (04/05/2024).
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikulturan dan Perkebunan Kabupaten Merauke Yosefina Rumaseuw menjelaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan pendataan bagi petani yang mengalami gagal panen di musim tanam rendengan tahun 2024 ini.
‘’Jadi petani yang kita tetapkan mengalami gagal panen akan mendapatkan subsidi dari pemerintah lewat APBN,’’ katanya.
Yosefina Rumaseuw menjelaskan bahwa dengan anomali perubahan cuaca saat ini yang diprediksi oleh BKMG sebenarnya sudah masuk musim panas, namun yang terjadi justru itentitas hujan yang cukup tinggi menyebabkan sebagian besar padi petani tersebut rebah dan terendam banjir yang menyebabkan padi rusak. Selain itu, padi petani tersebut terserang wereng coklat dan ulat buluh putih.
’’Nah, ketika banjir terjadi, hama itu tidak turun ke bawah batang tapi akan naik dan menyerang padi yang siap panen. Nah, setelah terserang wereng coklat dan dengan itentitas hujan tinggi dengna angin kencang, padi-padi itu rebah sehingga kita berusaha memanennya. Tapi, hasilnya tidak maksimal lagi,’’ tandasnya.
Kunjungan Menteri Pertanian Andi Suleman Amran ke Merauke tersebut juga memberikan berkat tersendiri bagi petani. Karena setelah melihat kondisi yang dialami petani yang gagal panen tersebut sehingga Merauke diberikan asuransi atau subsidi dari Pemerintah Pusat dengan kuota 10.000 hektar. Selain itu, juga dilakukan penanggulangan penyakit dari pusat.
‘’Sampai saat ini penyemprotan sudah dilakukan untuk sekitar 30 hektar dan penyemprotan itu masih terus berlangsung di lapangan,’’ pungkasnya. (ulo)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos