Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Kedatangan Yesus Kristus ke Dunia untuk Mempersatukan Umat-Nya

MERAUKE–Umat Katolik Paroki Santa Theresia Buti meraykan Natal bersama di Gereja Katolik Paroki Santa Theresia Buti, Minggu  (2/1).  Natal bersama ini untuk mempererat dan mempersatukan kembali umat  Paroki Santa Theresia  Buti, yang diketahui, gereja ini merupakan  gereja perdana yang ada di Merauke. 

Natal bersama diawali dengan perarakan yang diiringi  tari-tarian dari suku etnis Papua yang ada di Merauke. Begitu juga  saat persembahan, semua etnis yang ada di  Gereja Paroki Buti ambil bagian untuk perarakan persembahan.

Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr,  dalam kotbahnya mengatakan, cinta Allah  diperuntukan bagi semua manusia. Kedatangan Sang Juru Selamat  Yesus Kristus ke dunia tidak lain untuk mempersatukan  umat-Nya. Dengan kelahiran Tuhan Yesus  di kandang domba, Allah ingin merangkul seluruh umat manusia dari berbagai strata kehidupan.

‘’Allah mau solider dengan manusia. Allah mau seluruh umat manusia diselamatkan,’’katanya. Umat manusia, kata Pastor Pius harus belajar dari Putra Allah yang  merendahkan diri dan ingin mencintai semua orang tanpa membedakan kaya, miskin, yang memiliki jabatan atau tidak. Cinta Allah tersebut dinampakan kepada manusia lewat Tuhan Yesus. 

Baca Juga :  200 Korban Kerusuhan Wamena Mengungsi ke Merauke

Ketua Panitia Isak Laiyan, menjelaskan tujuan perayaan Natal  ini sesuai tema nasional yakni Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan menginspirasikan untuk membangun kembali semangat persaudaraan dan kebersamaan yang pernah ada dan sangat baik dan mungkin saat ini terkikis oleh perkembangan jalan, sehingga saat ini berusaha untuk membangun kembali.

Kedua membangkit  kembali kesadaran umat akan pentingnya kebersamaan yang nyata dalam komunitas keluarga-keluarga kudus, paroki untuk bangkit dan bergerak untuk melayani Tuhan dengan menyediakan waktu untuk Tuhan melalui pelayanan-pelayanan gereja Katolik, salah satunya lewat natal bersama tersebut.

‘’Juga menggali potensi-potensi umat untuk terlibat aktif dalam membangun kembali persaudaraan gereja Katolik terutama bagaimana keterlibatan budaya masyarakat adat Marind Anim  sebagai tuan di negeri ini,’’ terangnya.

Ketua LMA Mbuti Alexander Basik-Basik mengajak orang Marind Imbuti untuk rajin dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di  dalam gereja  untuk menumbuhkan  iman kepada Tuhan Yesus Kristus  sang juru selamat.

Baca Juga :  Kompol Komang Jabat Wakapolres Merauke 

Sementara itu, Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Yosep Gebze, SH, LLM,  mengatakan bahwa tema Natal Nasional tahun ini sangat luar  biasa yakni kaish Kristus yang menggerakan persaudaraan.

‘’Tuhan hadir ditengah-tengah kita, Tuhan mengajarkan kita kasih tanpa syarat. Kita orang Kristen, orang Katolik, kalau mau berbuat sesuatu mau pikir-pikir berarti kita bukan pengikut Kristus yang sejati. Karena  kita harus mengikuti apa yang sudah diajarkan  oleh Tuhan Yesus,’’ terangnya. 

Yoseph Gebze menjelaskan bahwa hubungan persaudaraan umat  di Paroki Santa Theresia Buti  yang dari waktu ke waktu mungkin ada yang luntur, tapi sebenarnya  tidak boleh kehilangan harapan. Tapi harapan itu harus terus ditumbuhkan  kehidupan bersama, bukan  hanya antara dewan  paroki dengan dewan paroki tapi yang pertama dalam keluarga kristiani  masing-masing.

‘’Karena di Paroki kita ini bukan hanya orang Marin saja tapi  sudah dari berbagai etnis yang ada di Indonesia. Ini keberagaman yang luar  biasa sehingga kita harus saling menyemangati,’’ pungkasnya. (ulo/tho)

MERAUKE–Umat Katolik Paroki Santa Theresia Buti meraykan Natal bersama di Gereja Katolik Paroki Santa Theresia Buti, Minggu  (2/1).  Natal bersama ini untuk mempererat dan mempersatukan kembali umat  Paroki Santa Theresia  Buti, yang diketahui, gereja ini merupakan  gereja perdana yang ada di Merauke. 

Natal bersama diawali dengan perarakan yang diiringi  tari-tarian dari suku etnis Papua yang ada di Merauke. Begitu juga  saat persembahan, semua etnis yang ada di  Gereja Paroki Buti ambil bagian untuk perarakan persembahan.

Pastor Paroki Santa Theresia Buti, Pius Oematan, Pr,  dalam kotbahnya mengatakan, cinta Allah  diperuntukan bagi semua manusia. Kedatangan Sang Juru Selamat  Yesus Kristus ke dunia tidak lain untuk mempersatukan  umat-Nya. Dengan kelahiran Tuhan Yesus  di kandang domba, Allah ingin merangkul seluruh umat manusia dari berbagai strata kehidupan.

‘’Allah mau solider dengan manusia. Allah mau seluruh umat manusia diselamatkan,’’katanya. Umat manusia, kata Pastor Pius harus belajar dari Putra Allah yang  merendahkan diri dan ingin mencintai semua orang tanpa membedakan kaya, miskin, yang memiliki jabatan atau tidak. Cinta Allah tersebut dinampakan kepada manusia lewat Tuhan Yesus. 

Baca Juga :  Polairud Kembali Bagikan Sembako

Ketua Panitia Isak Laiyan, menjelaskan tujuan perayaan Natal  ini sesuai tema nasional yakni Cinta Kasih Kristus yang Menggerakan Persaudaraan menginspirasikan untuk membangun kembali semangat persaudaraan dan kebersamaan yang pernah ada dan sangat baik dan mungkin saat ini terkikis oleh perkembangan jalan, sehingga saat ini berusaha untuk membangun kembali.

Kedua membangkit  kembali kesadaran umat akan pentingnya kebersamaan yang nyata dalam komunitas keluarga-keluarga kudus, paroki untuk bangkit dan bergerak untuk melayani Tuhan dengan menyediakan waktu untuk Tuhan melalui pelayanan-pelayanan gereja Katolik, salah satunya lewat natal bersama tersebut.

‘’Juga menggali potensi-potensi umat untuk terlibat aktif dalam membangun kembali persaudaraan gereja Katolik terutama bagaimana keterlibatan budaya masyarakat adat Marind Anim  sebagai tuan di negeri ini,’’ terangnya.

Ketua LMA Mbuti Alexander Basik-Basik mengajak orang Marind Imbuti untuk rajin dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di  dalam gereja  untuk menumbuhkan  iman kepada Tuhan Yesus Kristus  sang juru selamat.

Baca Juga :  UPTD Pertambangan dan Kehutanan Diminta Hadir di Merauke

Sementara itu, Ketua Dewan Paroki Santa Theresia Buti, Yosep Gebze, SH, LLM,  mengatakan bahwa tema Natal Nasional tahun ini sangat luar  biasa yakni kaish Kristus yang menggerakan persaudaraan.

‘’Tuhan hadir ditengah-tengah kita, Tuhan mengajarkan kita kasih tanpa syarat. Kita orang Kristen, orang Katolik, kalau mau berbuat sesuatu mau pikir-pikir berarti kita bukan pengikut Kristus yang sejati. Karena  kita harus mengikuti apa yang sudah diajarkan  oleh Tuhan Yesus,’’ terangnya. 

Yoseph Gebze menjelaskan bahwa hubungan persaudaraan umat  di Paroki Santa Theresia Buti  yang dari waktu ke waktu mungkin ada yang luntur, tapi sebenarnya  tidak boleh kehilangan harapan. Tapi harapan itu harus terus ditumbuhkan  kehidupan bersama, bukan  hanya antara dewan  paroki dengan dewan paroki tapi yang pertama dalam keluarga kristiani  masing-masing.

‘’Karena di Paroki kita ini bukan hanya orang Marin saja tapi  sudah dari berbagai etnis yang ada di Indonesia. Ini keberagaman yang luar  biasa sehingga kita harus saling menyemangati,’’ pungkasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya