Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Sulaeman Hamzah Jadi Ortu Asuh Siswa SMA YKP Merauke

MERAUKE- SMA YPK Merauke mengangkat anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L. Hamzah dan Sekertaris Komisi V DPR Papua, Fauzun Nihayah sebagai orang tua asuh bagi siswa-siswi SMA YPK Merauke. Pengangkatan kedua wakil rakyat tersebut sebagai orang tua asuh menurut Kepala Sekolah SMA YPK Merauke, Soleman Jembormias, S.PD, M.Pd, bahwa keduanya dengan latar belakang agama Islam, namun keduanya tidak melihat hal itu dalam memberikan bantuan kepada SMA YPK Merauke .

”Sekolah ini adalah Yayasan Kristen. Tapi kedua anggota dewan kita ini tidak melihat dari sisi itu. Dia tetap membantu kami,” kata Soleman Jembormias kepada wartawan seusai peresmian lapangan Bola Voli SMA YPK Merauke yang direhab dengan bantuan finansial kedua wakil rakyat tersebut, Selasa (1/3).

Soleman Jembormias mengungkapkan, sekitar 95 persen anak yang kembali 450 anak di sekolah ini merupakan anak asli Papua. Di mana anak-anak tersebut bukan orang tuanya tinggal di kota atau pinggiran kota, tapi dari kampung-kampung. Karena itu, lanjut Soleman Jembormias, anak-anak yang ada di sini mulai dari pendaftaran masuk sampai kelas XII gratis.

Baca Juga :  Penemuan Mayat Pria di Sota Masih Misterius 

”Itu sudah kita buktikan. Tidak keluarkan seribu rupiah bahkan seragam yang kita berikan secara gratis. Sehingga tidak salah kalau Bapak Sulaeman Hamzah dan ibu Fauzun dengan hati mau membantu kami,” ujarnya.

Tidak keluarkan seribu rupiah bahkan seragam yang kita berikan secara gratis. Sehingga tidak salah kalau Bapak Sulaeman Hamzah dan ibu Fauzun dengan hati mau membantu kami,” ujarnya.

Tidak keluarkan seribu rupiah bahkan seragam yang kita berikan secara gratis. Sehingga tidak salah kalau Bapak Sulaeman Hamzah dan ibu Fauzun dengan hati mau membantu kami,” ujarnya.

Sementara itu, Sulaeman L. Hamzah menjelaskan, perhatian yayasan dan yayasan manajemen yang baik sehingga anak-anak Papua yang sekolah di tempat ini bisa menjadi cikal bakal orang-orang yang berhasil di masa depan.

”Saya sebagai wakil bapak ibu di pusat, sebagai anggota DPR RI, punya tugas untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh proses pembangunan yang ada di Tanah Papua ini. Karena kami wakil dari seluruh Papua yang memiliki 10 orang, tapi saya tidak mau menyebutkan satu nama namanya. Nanti mereka sendiri yang datang memperkenalkan diri. Tapi terus terang, saya cinta Merauke, saya cinta Papua, sehingga selalu turun ke lapangan saat diberikan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas,” jelasnya.

Baca Juga :  Empat Lulusan dengan Nilai Tertingggi

Dikatakan, tugas reses adalah menyerap aspirasi dari masyarakat. Menunaikan aspirasi yang diserap sebelumnya dan dilakukan secara terus menerus, baik masa reses maupun di luar reses. Sulaeman L. Hamzah menjelaskan bahwa sejak UU Otsus Nomor 2 Tahun 2021, ada dana Otsus untuk pendidikan yang digulirkan yang jumlahnya cukup besar. Karena banyak orang berkomentar miring bahwa kebijakan pemerintah pusat itu menyengsarakan masyarakat Papua.

Yang salah, saya tidak tahu. Tapi, puluhan triluan rupiah sudah digelontorkan ke Papua dengan alokasi dana pendidikkan yang cukup besar. Saya berharap, seluruh tanah Papua ini bisa terlayani. Sekolah-sekolah dapat dilayani dengan baik, sehingga anak yang ada di sekolah ini dapat menjadi orang-orang hebat di masa depan,” katanya. (ulo/th)

MERAUKE- SMA YPK Merauke mengangkat anggota Komisi IV DPR RI Sulaeman L. Hamzah dan Sekertaris Komisi V DPR Papua, Fauzun Nihayah sebagai orang tua asuh bagi siswa-siswi SMA YPK Merauke. Pengangkatan kedua wakil rakyat tersebut sebagai orang tua asuh menurut Kepala Sekolah SMA YPK Merauke, Soleman Jembormias, S.PD, M.Pd, bahwa keduanya dengan latar belakang agama Islam, namun keduanya tidak melihat hal itu dalam memberikan bantuan kepada SMA YPK Merauke .

”Sekolah ini adalah Yayasan Kristen. Tapi kedua anggota dewan kita ini tidak melihat dari sisi itu. Dia tetap membantu kami,” kata Soleman Jembormias kepada wartawan seusai peresmian lapangan Bola Voli SMA YPK Merauke yang direhab dengan bantuan finansial kedua wakil rakyat tersebut, Selasa (1/3).

Soleman Jembormias mengungkapkan, sekitar 95 persen anak yang kembali 450 anak di sekolah ini merupakan anak asli Papua. Di mana anak-anak tersebut bukan orang tuanya tinggal di kota atau pinggiran kota, tapi dari kampung-kampung. Karena itu, lanjut Soleman Jembormias, anak-anak yang ada di sini mulai dari pendaftaran masuk sampai kelas XII gratis.

Baca Juga :  Meninggal Mendadak, Seorang Warga Dievakuasi Gunakan APD

”Itu sudah kita buktikan. Tidak keluarkan seribu rupiah bahkan seragam yang kita berikan secara gratis. Sehingga tidak salah kalau Bapak Sulaeman Hamzah dan ibu Fauzun dengan hati mau membantu kami,” ujarnya.

Tidak keluarkan seribu rupiah bahkan seragam yang kita berikan secara gratis. Sehingga tidak salah kalau Bapak Sulaeman Hamzah dan ibu Fauzun dengan hati mau membantu kami,” ujarnya.

Tidak keluarkan seribu rupiah bahkan seragam yang kita berikan secara gratis. Sehingga tidak salah kalau Bapak Sulaeman Hamzah dan ibu Fauzun dengan hati mau membantu kami,” ujarnya.

Sementara itu, Sulaeman L. Hamzah menjelaskan, perhatian yayasan dan yayasan manajemen yang baik sehingga anak-anak Papua yang sekolah di tempat ini bisa menjadi cikal bakal orang-orang yang berhasil di masa depan.

”Saya sebagai wakil bapak ibu di pusat, sebagai anggota DPR RI, punya tugas untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh proses pembangunan yang ada di Tanah Papua ini. Karena kami wakil dari seluruh Papua yang memiliki 10 orang, tapi saya tidak mau menyebutkan satu nama namanya. Nanti mereka sendiri yang datang memperkenalkan diri. Tapi terus terang, saya cinta Merauke, saya cinta Papua, sehingga selalu turun ke lapangan saat diberikan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas,” jelasnya.

Baca Juga :  Curi BBM PLN,  Ayah dan Anak Kandung Ini Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dikatakan, tugas reses adalah menyerap aspirasi dari masyarakat. Menunaikan aspirasi yang diserap sebelumnya dan dilakukan secara terus menerus, baik masa reses maupun di luar reses. Sulaeman L. Hamzah menjelaskan bahwa sejak UU Otsus Nomor 2 Tahun 2021, ada dana Otsus untuk pendidikan yang digulirkan yang jumlahnya cukup besar. Karena banyak orang berkomentar miring bahwa kebijakan pemerintah pusat itu menyengsarakan masyarakat Papua.

Yang salah, saya tidak tahu. Tapi, puluhan triluan rupiah sudah digelontorkan ke Papua dengan alokasi dana pendidikkan yang cukup besar. Saya berharap, seluruh tanah Papua ini bisa terlayani. Sekolah-sekolah dapat dilayani dengan baik, sehingga anak yang ada di sekolah ini dapat menjadi orang-orang hebat di masa depan,” katanya. (ulo/th)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya