Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RSAL Merauke Letkol (K) dr. Nursito, didampingi Kadispen Mayor Laut Firdaus saat memberikan keterangan pers, Sabtu (26/2).
Karumkit: Kami Minta Maaf dan Siap Bertanggung Jawab
MERAUKE– Pelayanan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Merauke menjadi viral di media sosial, khususnya konten tiktok. Dimana dalam video yang viral tersebut, keluarga dari pasien datang ke UGD RSAL tersebut mengamuk dengan suara yang cukup keras karena seorang pasien anak berumur 10 tahun bernama Adriana Mahuze ditolak oleh petugas rumah sakit tersebut dan saat dibawa ke RSUD Merauke, nyawanya tidak tertolong dan meninggal.
Adriana Mahuze merupakan seorang yatim karena ibunya sudah meninggal dunia, sedangkan ayahnya tinggal di Kabupaten Asmat. Sedangkan selama ini ia tinggal bersama dengan neneknya bernama Paskalis Mahuze di sekitar Pintu Air, Kelurahan Maro, Merauke.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) RSAL Merauke Letkol (K) dr. Nursito menjelaskan, pasien tersebut dibawa keluarganya di depan UGD RSAL dengan menggunakan pickup, Jumat (25/2) sekitar pukul 19.45 WIT. ‘’Jadi ada mobil pickup yang berhenti di depan UGD kami. Tidak berselang beberapa waktu, ada perawat dari Tim Trease untuk memeriksa awal dengan langsung menuju ke mobil. Sementara pasien tetap di kendaraan dan langsung difek di kendaraan,’’ katanya.
Nursito menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan menyimpulkan bahwa pasien tersebut dengan kondisi stabil dan sadar. Dengan penilaian itu, lanjut dia, di mana pasien masih sadar dan kondisi stabil, sementara di RSAL tidak ada dokter spesialis anak, sehingga untuk mempercepat penanganan, keluarga pasien diarahkan ke RSUD Merauke yang menurutnya berjarak lebih sekitar 100 meter dari RSAL.‘’Sehingga diharapkan penanganan yang lenih cepat dan stabil, akhirnya diarahkan ke RSUD. Karena kita tidak ada dokter spesialis anak,’’ katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita yang datang langsung ke RSAL dengan viralnya penolakan tersebut mengatakan, dari hasil pengecekan ke RSUD Merauke diperoleh keterangan bahwa pasien setelah dirujuk ke RSUD Merauke memang pasien setelah sampai di rumah sakit kondisinya memburuk.
‘’Saat itu dilakukan penanganan, pasien tidak tertolong dan meninggal dunia. Jadi hal-hal ini harus kita klarifikasi ke masyarakat sehingga tidak menjadi bola liar yang berkembang,’’ katanya.
Selain memberikan klarifikasi, Rumkit RSAL Merauke juga melakukan pertemuan dengan keluarga dari pasien. Norbet Tebay, keluarga pasien sekaligus memviralkan video tersebut kepada wartawan mengatakan, dalam video tersebut, dirinya menyatakan bahwa akan melaporkan kepada bupati dan meminta pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit.
‘’Tadi kami sudah ketemu dengan bupati dan beliau sudah respon dengan baik. Sekarang kami ketemu dengan pihak rumah sakit dan telah menindaklanjuti hal ini. Masalah ini saya akan tetap kawal sampai urusan ini selesai. Kalaupun tidak selesai, saya akan kembali memviralkan masalah ini,’’ tandasnya.
Kepala Rumah Sakit RSAL Letkol (K) dr. Nursito menyampaikan permohonan kepada keluarga korban dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya anak Adriana Mahuze tersebut. ‘’Kami bertanggung jawab sepenuhnya dan akan ada proses selanjutnya,’’ kata Nursito.
Dikatakan, dengan adanya kejadian ini, maka nantinya akan ada sidang etik secara internal dan pasti akan dimonitor oleh keluarga. ‘’Proses masih akan terus berlanjut dan prosesnya betul-betul terbuka,’’ katanya.
Ditambahkan, dengan adanya kejadian ini akan menjadi masukan yang sangat berarti dalam perbaikan pelayanan RSAL Merauke ke depan yang lebih baik. ‘’Sekali lagi, kami mohon maaf ketidaknyamanan atas keperistiwa semalam dan ini akan kami laksanakan dengan proses-proses selanjutnya dengan proses sidang kode etik,’’pungkasnya. (ulo/tho)