KEEROM – Guna mencapai eliminasi malaria di Papua, khususnya di Kabupaten Keerom, Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Assoc. Prof. Dr. Drs. ADV. Ganjar Razuni, SH., M.Si., beserta rombongan mendatangi Kabupaten Keerom untuk mengecek secara dekat permasalahan yang dialami oleh tim eliminasi di Negeri Tapal Batas.
Kunjungan tim Sekrataris Anggota Wantimpres disambut Wakil Bupati Keerom, Wahfir Kosasih, dengan mengunjungi RSUD Kwaingga dan Puskesmas Arso Kota, Selasa (23/7)
“Kami dalam rangka menyerap informasi, pikiran, pendapat dan pandangan langsung dari lapangan tentang apa masalah yang dihadapi tim eliminasi malaria. Karena dalam RPJMN itu, target bangsa ini 2030 eliminasi malaria sudah selesai,” ungkap Prof Ganjar Razuni.
Dia membeberkan bahwa saat ini Indonesia masih menempati peringkat kedua tertinggi soal kasus malaria di dunia setelah India. Sehingga pihaknya akan terus berupaya untuk mewujudkan Indonesia eliminasi malaria di tahun 2030.
“Sebagian besar kasus malaria itu ada di tanah Papua, lebih dari 50 persen, kemudian NTT dan juga Kalimantan,” ujarnya.
“Sehingga itu yang kami serap dalam kunjungan ini, kemudian Dewan Pertimbangan Presiden akan menyampaikan kepada bapak presiden langkah-langkah apa yang akan diambil,” sambungnya.
Dari pertemuan ini, kata Prof Ganjar Razuni, tugas mereka dan Pemkab Keerom tak mudah. Tapi dia berharap, Pemkab Keerom hingga tingkat kampujg bisa menggerakan masyarakat soal soal bahaya malaria. “Kalau di Papua bisa ditanggulangi, insyaallah 60 persen di Indonesia bisa selesai,” katanya.
Dalam kunjungan ini, Pemkab Keerom juga mendapatkan hibah berupa obat dan alat kesehatan yang bernilai Rp 207 juta.
Wakil Bupati Keerom, Wahfir Kosasih menilai bahwa kunjungan Sekrataris Anggota Wantimpres ini menjadi semangat baru bagi mereka untuk memberantas malaria.
“Kita sendiri sudah menyadari bahwa Kabupaten Keerom nomor satu tingkat Provinsi Papua soal malaria. Ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Kebetulan dari Wantimpres ini bisa hadir dan semoga dari pertemuan ini ada kebijakan secara nasional,” ungkapnya.
“Kita harus bisa sama-sama menanggulangi malaria. Kalau bisa menanggulangi malaria, 50 persen persoalan kesehatan sudah selesai di Keerom,”ujarnya. (eri/ary)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos