Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Lanjutan Repatriasi Kerangka Tentara Jepang Kembali Disosialisasikan

Sosialisasi repatriasi kerangka tentara Jepang yang gugur dalam perang dunia II di Provinsi Papua, di ruang rapat Bappeda Kabupaten Biak Numfor, Senin (28/1). (FOTO: Fiktor/Cepos)

BIAK-Lanjutan repatriasi kerangka tentara Jepang yang gugur dalam perang dunia II di Provinsi Papua kembali disosialisasikan, di ruang rapat Bappeda Kabupaten Biak Numfor, Senin (28/1). Sosialisasi itu dilakukan langsung oleh pihak Direktorat Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  Sosialisasi yang dibuka oleh Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor Ir. Andarias F. Lameky, MM juga dihadiri langsung oleh utusan dari Jepang, masing-masing dari Kementerian Kesehatan Jepang, Kementerian Kebudayaan dan Sosial Jepang dan perwakilan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang untuk Indonesia.

  Selain pemaparan materi, sosialisasi yang juga diisi oleh tanya jawab pada dasarnya membicarakan kompensasi Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor dan masyarakat setempat pada khususnya. Kompensasi di berbagai sector dinilai penting supaya masyarakat atau pemerintah daerah juga ikut mendapatkan dampak positif dari lanjutan repatriasi dimaksud.

Baca Juga :  Giliran 258 Warga Biak dari Manokwari Dipulangkan

   Lanjutan kerja sama itu nantinya meliputi  proses pencarian, pengumpulan kerangka dan identifikasi kerangka, kemudian kerangka dibakar sehingga menghasilkan abu untuk dibawa pemerintah Jepang ke Negeri Sakura itu, serta bentuk kompensasi yang diberikan Jepang kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kabupaten Biak Numfor serta beberapa daerah lainnya.

  Sekedar diketahui, bahwa sepanjang sejarah Perang Dunia II, Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi saksi bisu pertarungan para tentara Amerika Serikat dan Jepang pada tahun 1939-1945. Jepang memang pernah menorehkan sejarah di wilayah ujung timur Indonesia (Papua dan Papua Barat). Ribuan tentara Jepang pernah berjibaku dengan tentara sekutu pimpinan Amerika di wilayah Papua semasa Perang Dunia II. 

    Salah satu saksi bisu gugurnya ribuan tentara Jepang di Papua adalah sebuah goa yang disebut Goa Jepang (Goa Binsari). Saat menduduki Indonesia, Jepang memanfaatkan goa-goa alam di wilayah Biak sebagai tempat persembunyian, perlindungan, dan tempat penyimpanan senjata. Goa Jepang merupakan tempat pertahanan yang sangat kuat dan sulit sekali ditembus tentara sekutu.

Baca Juga :  Tahun 2020, RSUD Biak Tetap Datangkan Dokter “Terbang”

   Untuk melumpuhkan goa, pasukan sekutu di bawah pimpinan Jenderal McArthur menjatuhkan drum-drum bahan bakar yang ditembaki dari udara, ribuan tentara Jepang tewas terkubur dalam goa. Kerangka-kerangka eks tentara Jepang tersebut kemudian berusaha dikembalikan ke keluarga dan pemerintah Jepang.

  Selain di Biak, kerangka-kerangka serdadu Negeri Matahari Terbit itu diisebut tersebar di beberapa daerah, seperti di Sarmi dan Jayapura serta beberapa daerah lainnya. Pengembalian kerangka ini murni mempertimbangkan aspek kemanusiaan.(itb/tri)

Sosialisasi repatriasi kerangka tentara Jepang yang gugur dalam perang dunia II di Provinsi Papua, di ruang rapat Bappeda Kabupaten Biak Numfor, Senin (28/1). (FOTO: Fiktor/Cepos)

BIAK-Lanjutan repatriasi kerangka tentara Jepang yang gugur dalam perang dunia II di Provinsi Papua kembali disosialisasikan, di ruang rapat Bappeda Kabupaten Biak Numfor, Senin (28/1). Sosialisasi itu dilakukan langsung oleh pihak Direktorat Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

  Sosialisasi yang dibuka oleh Plh. Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor Ir. Andarias F. Lameky, MM juga dihadiri langsung oleh utusan dari Jepang, masing-masing dari Kementerian Kesehatan Jepang, Kementerian Kebudayaan dan Sosial Jepang dan perwakilan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang untuk Indonesia.

  Selain pemaparan materi, sosialisasi yang juga diisi oleh tanya jawab pada dasarnya membicarakan kompensasi Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor dan masyarakat setempat pada khususnya. Kompensasi di berbagai sector dinilai penting supaya masyarakat atau pemerintah daerah juga ikut mendapatkan dampak positif dari lanjutan repatriasi dimaksud.

Baca Juga :  Giliran 258 Warga Biak dari Manokwari Dipulangkan

   Lanjutan kerja sama itu nantinya meliputi  proses pencarian, pengumpulan kerangka dan identifikasi kerangka, kemudian kerangka dibakar sehingga menghasilkan abu untuk dibawa pemerintah Jepang ke Negeri Sakura itu, serta bentuk kompensasi yang diberikan Jepang kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kabupaten Biak Numfor serta beberapa daerah lainnya.

  Sekedar diketahui, bahwa sepanjang sejarah Perang Dunia II, Provinsi Papua dan Papua Barat menjadi saksi bisu pertarungan para tentara Amerika Serikat dan Jepang pada tahun 1939-1945. Jepang memang pernah menorehkan sejarah di wilayah ujung timur Indonesia (Papua dan Papua Barat). Ribuan tentara Jepang pernah berjibaku dengan tentara sekutu pimpinan Amerika di wilayah Papua semasa Perang Dunia II. 

    Salah satu saksi bisu gugurnya ribuan tentara Jepang di Papua adalah sebuah goa yang disebut Goa Jepang (Goa Binsari). Saat menduduki Indonesia, Jepang memanfaatkan goa-goa alam di wilayah Biak sebagai tempat persembunyian, perlindungan, dan tempat penyimpanan senjata. Goa Jepang merupakan tempat pertahanan yang sangat kuat dan sulit sekali ditembus tentara sekutu.

Baca Juga :  Revitalisasi Pasar Ikan Fandoy dan Bonik Dianggarkan Rp 27 M

   Untuk melumpuhkan goa, pasukan sekutu di bawah pimpinan Jenderal McArthur menjatuhkan drum-drum bahan bakar yang ditembaki dari udara, ribuan tentara Jepang tewas terkubur dalam goa. Kerangka-kerangka eks tentara Jepang tersebut kemudian berusaha dikembalikan ke keluarga dan pemerintah Jepang.

  Selain di Biak, kerangka-kerangka serdadu Negeri Matahari Terbit itu diisebut tersebar di beberapa daerah, seperti di Sarmi dan Jayapura serta beberapa daerah lainnya. Pengembalian kerangka ini murni mempertimbangkan aspek kemanusiaan.(itb/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya